BMKG Jayapura Operasikan Sistem Informasi Gempa Pertama di Indonesia
›
BMKG Jayapura Operasikan...
Iklan
BMKG Jayapura Operasikan Sistem Informasi Gempa Pertama di Indonesia
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura mengoperasikan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Tsunami sejak 16 Agustus 2019. Aplikasi ini yang pertama kali di Indonesia.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura mengoperasikan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Tsunami sejak 16 Agustus 2019. Aplikasi ini yang pertama kali di Indonesia.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili, saat ditemui di Jayapura, Papua, Kamis (22/8/2019), memaparkan, terdapat 12 konten skala gempa dalam aplikasi Sistem Informasi Gempa Bumi dan Tsunami (Simimi). Warga dapat menggunakan aplikasi Simimi dengan memasuki situs Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, yakni balai5.jayapura.bmkg.go.id/gempa.
”Setelah memasuki situs tersebut, warga dapat memilih 12 jenis skala sesuai dengan yang dirasakannya. Kemudian, warga mengisi data diri dan memasukkan foto kondisi terakhir di lokasi gempa,” papar Petrus.
Ia menuturkan, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura yang pertama kali menciptakan aplikasi tersebut di Indonesia. Simimi sangat berguna untuk masyarakat di daerah perkotaan yang memiliki layanan internet yang memadai.
Aplikasi ini juga berperan untuk mencegah berita bohong atau hoaks terkait dampak gempa yang bisa meresahkan warga.
”Kami telah berhasil menguji coba aplikasi ini di Kabupaten Sarmi beberapa bulan lalu. Menurut rencana, aplikasi ini juga akan digunakan BMKG di daerah lainnya,” tutur Petrus.
Ia menambahkan, Simimi sangat penting bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk memberikan pertolongan kepada warga di daerah yang terdampak gempa bumi. ”Aplikasi ini juga berperan untuk mencegah berita bohong atau hoaks terkait dampak gempa yang bisa meresahkan warga,” ujarnya.
Catatan Kompas menunjukkan, terjadi sekitar 50 kali gempa bumi yang terasa di Papua hingga Papua Barat sejak Januari hingga Agustus 2019. Sekitar 50 persen dari 35 gempa ini terjadi di wilayah utara Papua akibat pergerakan Sesar Mamberamo.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Welliam Manderi mengapresiasi hadirnya aplikasi Simimi. Ini sangat membantu mitigasi bencana di Papua.
”Kami sangat terbantu dengan hadirnya aplikasi ini. Sebab, jumlah petugas BPBD di Papua sangat sedikit sehingga tak menjangkau seluruh wilayah,” tutur Welliam.