Bukalapak Tawarkan Fasilitas Pembayaran Berbasis QRIS di 1.000 Gerai Mitra UMKM
›
Bukalapak Tawarkan Fasilitas...
Iklan
Bukalapak Tawarkan Fasilitas Pembayaran Berbasis QRIS di 1.000 Gerai Mitra UMKM
Penyedia platform perdagangan secara elektronik atau e-dagang Bukalapak menawarkan layanan pembayaran dalam jaringan berbasis Standar Kode Baca Cepat Indonesia atau QRIS di 1.000 gerai mitra. Inisiatif ini untuk mendukung gerakan nontunai sekaligus memudahkan mitra Bukalapak mengelola arus kas.
Oleh
mediana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyedia platform perdagangan secara elektronik atau e-dagang Bukalapak menawarkan layanan pembayaran dalam jaringan berbasis Standar Kode Baca Cepat Indonesia atau QRIS di 1.000 gerai mitra. Inisiatif ini untuk mendukung gerakan nontunai sekaligus memudahkan mitra Bukalapak mengelola arus kas.
Vice President Online to Offline (O2O) Bukalapak Rahmat Danu Andika, Rabu (21/8/2019), di Jakarta, mengatakan, dalam penyediaan layanan pembayaran daring berbasis QRIS, Bukalapak berperan sebagai agregator antara penyedia jasa sistem pembayaran dan mitra Bukalapak. Saat ini, penyedia jasa sistem pembayaran yang sudah bekerja sama dengan Bukalapak adalah OVO, LinkAja, Go-Pay, DANA, Sakuku milik BCA, dan Go Mobile buatan Bank CIMB Niaga.
Mitra Bukalapak merupakan unit bisnis Bukalapak yang bergerak di dalam jaringan ke luar jaringan (O2O). Melalui unit bisnis ini, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) warung ritel bisa membeli barang dagangan serta produk digital melalui aplikasi. Pesanan diantar tim Bukalapak sehingga UMKM tidak perlu mendatangi distributor. UMKM warung ritel juga bisa mengakses fasilitas pinjaman modal kerja kepada bank atau perusahaan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi.
Mitra Bukalapak telah beroperasi selama dua tahun dengan lebih dari dua juta UMKM yang bergabung. Satu juta UMKM di antaranya berupa pengusaha warung ritel, sedangkan sisanya individu yang berjualan ritel, pedagang makanan keliling, dan jasa tambal ban di pinggir jalan.
Rahmat menceritakan, sebanyak 1.000 usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM Mitra Bukalapak berjualan di sekitar Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih karena ekosistem nontunainya sudah paling siap. Implementasi penawaran fasilitas pembayaran daring berbasis QRIS telah berjalan sekitar dua bulan. Hasil survei Bukalapak menemukan, rata-rata mitra memperoleh kenaikan omzet hingga 10 persen.
”Pelanggan mitra kami merasakan kemudahan membayar belanja menggunakan dompet elektronik sehingga transaksi berulang. Selain itu, UMKM mitra juga lebih mudah menggunakan uang hasil pembayaran nontunai lewat QRIS sebagai modal usaha,” ujarnya.
Rahmat mengaku terbatas menggelar promosi. Namun, penetrasi pemakaian QRIS—yang dinilai berdampak langsung bagi mitra—cukup cepat karena bernilai tambah.
Tantangan tersulit adalah mengakuisisi UMKM Mitra Bukalapak agar mau diajak menawarkan sistem pembayaran daring berbasis QRIS. ”Mereka kebanyakan berjualan barang dengan cara konvensional dan belum terjangkau akses layanan keuangan. Perputaran uang kas mereka pun tergolong cepat,” ujarnya.
QRIS berlaku bagi sistem pembayaran melalui aplikasi uang elektronik berbasis server, dompet elektronik, dan perbankan bergerak. QRIS efektif diimplementasikan pada 1 Januari 2020 untuk memberikan masa transisi bagi penyelenggara jasa sistem pembayaran. Pada tahap awal, QRIS fokus pada penggunaan kode baca cepat (QR Code) model kehadiran pedagang. Pada model ini, pembeli memindai kode baca cepat untuk transaksi pembayaran. Sasaran awal adalah pedagang, termasuk UMKM.
Warung kelontong
Salah satu mitra yang telah ikut menyediakan fasilitas pembayaran QRIS adalah Yogi, pemilik warung kelontong di Kelurahan Pejanten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dia bergabung sebagai mitra Bukalapak sejak setahun terakhir.
”Sebelum berpartisipasi menyediakan fasilitas QRIS, saya kerap ditanya pelanggan, apakah bisa melayani pembayaran menggunakan QR. Dengan memakai QRIS, pemrosesan transaksi pembayaran jadi lebih mudah, efisien, dan cepat,” katanya.
Head of Project Management Office Strategi Nasional Keuangan Inklusif Djauhari Sitorus mengemukakan, berdasarkan studi Bank Dunia pada 2017, tingkat inklusi keuangan di Indonesia baru sekitar 48 persen. Tingkat inklusi keuangan ini diukur dari kepemilikan nomor rekening.
Dia berpendapat, teknologi QR memberikan rasa optimistis baru terhadap gerakan nontunai. Dengan memakai ponsel pintar yang telah terinstal dompet elektronik, siapa pun bisa bertransaksi nontunai memakai QR.
QRIS harus dilihat sebagai terobosan. QRIS menghadirkan standar QR secara nasional sehingga meningkatkan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi. Jumlah UMKM di Indonesia berkisar 50 juta, 90 persen di antaranya berskala mikro dan kecil, serta kebanyakan belum memiliki akses kepada layanan keuangan dan bank. Dengan QRIS, dia berpendapat, UMKM dapat terhubung dengan layanan finansial.
”Semakin tinggi tingkat inklusi keuangan suatu negara, aktivitas usaha warga bertumbuh, kesenjangan sosial menurun, dan perekonomian tumbuh,” imbuh Djauhari.
Sekretaris Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Sadjan mengatakan, pihaknya ambil bagian dalam transformasi digital kepada UMKM. Apabila Bank Indonesia berperan di sistem pembayaran, Kemkominfo membantu UMKM dapat hadir memasarkan di platform e-dagang. Pada 2018, sebanyak delapan juta UMKM berhasil terjun ke pemasaran daring atau on-boarding di sejumlah laman pemasaran yang bekerja sama dengan kementerian. Misalnya, Bukalapak dan Shopee. (MED)