Di Indonesia, bisnis pensiun mungkin belum banyak dilirik oleh anak-anak muda yang bergerak di teknologi finansial (tekfin). Mereka masih banyak terlibat dalam penggalangan dana, pinjaman antarpihak, investasi, dan lain-lain.
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
Di Indonesia, bisnis pensiun mungkin belum banyak dilirik oleh anak-anak muda yang bergerak di teknologi finansial (tekfin). Mereka masih banyak terlibat dalam penggalangan dana, pinjaman antarpihak, investasi, dan lain-lain.
Padahal, di beberapa negara, bisnis pensiun mulai terdisrupsi ketika muncul banyak usaha rintisan di pengelolaan bisnis pensiun. Kuncinya adalah menyelesaikan kecemasan dan kebingungan publik akan bayang-bayang masa pensiun.
Di banyak negara, urusan pensiun memang memusingkan dan tak kunjung selesai. Pada 2016, Pemerintah Inggris sampai membangun dasbor yang berisi berbagai tawaran pensiun sehingga publik bisa memilih sendiri skema pensiun yang diinginkan. Mereka membutuhkan waktu tiga tahun untuk membangun dasbor itu. Setidaknya terdapat 44.000 skema pensiun yang mengelola 22 juta pensiunan.
Pemerintah Inggris hanya ingin melayani warganya dengan menyediakan satu fasilitas yang memungkinkan para pensiunan melihat isi basket investasinya. Inggris juga ingin menjamin keamanan warganya dalam hal berinvestasi dan juga perlindungan terhadap data mereka.
Contoh di atas memperlihatkan pengelolaan pensiunan masih belum menemukan solusi yang jitu. Solusi terus dicari. Oleh karena itu, banyak anak muda melihat peluang di bisnis ini.
Usaha rintisan di bidang ini tidak bergerak hanya untuk orang-orang yang sudah senior, tetapi malah memasuki pasar anak muda. Mereka malah menyiapkan sejak dini yang diperlukan oleh anak-anak muda.
Mereka mengajak anak muda berinvestasi sejak awal untuk menyiapkan masa pensiun mereka kelak dengan menawarkan skema keuangan pensiun, membuat tabungan pensiunan, dan lain-lain. Beberapa usaha rintisan itu di antaranya Grandhood, AgeWage, Penfols, PensionBee, dan Auctus. Mereka tengah membangun pasar pensiunan.
Di samping itu, beberapa usaha rintisan juga bergerak di bisnis investasi untuk para pensiunan, membangun skema pensiun untuk mereka yang kemungkinan tak terlayani pengelolaan pensiun, dan juga penawaran pekerjaan untuk pensiunan yang masih mau dan mampu bekerja.
Mereka memahami bahwa para pensiunan masih memiliki kekuatan yang mencukupi, baik finansial maupun kreativitas mereka.
Tidak mengherankan jika investor mulai tertarik memasuki investasi di usaha rintisan yang berbisnis di industri pensiun ini.
Tidak mengherankan jika investor mulai tertarik memasuki investasi di usaha rintisan yang berbisnis di industri pensiun ini. Awal Agustus lalu, usaha rintisan bernama Human Interest di Amerika Serikat yang ingin membantu para pekerja usaha rintisan untuk membangun rencana pensiun menerima pendanaan seri B senilai 15,4 juta dollar AS. Perusahaan ini menjual perangkat lunak untuk mereka yang ingin mempersiapkan pensiun mereka.
Human Interest menyasar para pekerja usaha rintisan karena usaha ini belum mapan dan dipastikan belum menyiapkan dana pensiun. Mereka sedang masuk dalam fase berjuang sehingga mungkin baru menerima gaji pokok saja. Meski demikian, perusahaan dan usaha rintisan di Amerika Serikat harus membayar pajak 401(k)Plan, yaitu pajak tabungan pensiunan yang harus dibayar pemberi kerja. Human Interest menyelesaikan masalah ini.
Sebuah usaha rintian di Amerika Serikat bernama Alto juga menerima pendanaan sekitar 2,8 juta dollar AS pada Maret tahun ini. Usaha rintisan ini menawarkan diversifikasi portofolio investasi bagi para pensiunan. Mereka menawarkan peluang diversifikasi dari mulai tabungan, properti, hingga aset digital.
Usaha rintisan ini mengoordinasikan investasi di berbagai tempat itu dan juga menyelesaikan seluruh proses yang dibutuhkan. Prinsip mereka adalah mendiversifikasi investasi para pensiunan akan mengurangi risiko investasi dan tentu menaikkan imbal balik.
Alto menawarkan ongkos yang sangat murah untuk semua proses ini. Platform yang dibangun bisa digunakan untuk individu, manajer investasi, pengacara, dan penasihat investasi.
Sejak awal, usaha rintisan yang menyelenggarakan bisnis pensiun ingin menyelesaikan kepusingan yang dialami para pensiunan dan menyelesaikan masalah itu sejak dini. Para pendiri usaha rintisan itu mengakui bahwa bisnisnya berjalan untuk menyelesaikan persoalan birokrasi yang menyebalkan dan membuat mereka ogah berurusan dengan pengelola dana pensiun.
Proses yang selama ini ada juga disebutkan sangat kompleks dan tentu dipenuhi banyak kertas yang harus dibaca dan ditandatangani. Belum lagi masalah ketidaktahuan para calon pensiunan dan pensiunan akan berbagai investasi yang tentu membuat mereka makin ogah berurusan dengan peluang investasi yang bermacam-macam.
Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar dan tentu banyak pula yang membutuhkan persiapan pensiun sejak dini butuh terobosan dalam pengelolaan tabungan pensiun serta peluang investasi yang baru dan menarik.
Usaha rintisan di bisnis pensiun ini masih dibutuhkan dan tentu ditunggu. Mereka hanya butuh satu hal, yaitu semua proses sederhana dan cepat. Apabila ada yang masuk ke bisnis ini, para pemain mapan di bisnis pensiun akan terdisrupsi baik cepat maupun lambat.