JAKARTA, KOMPAS — Bakal calon ketua umum PSSI Komisaris Jenderal Polisi Mochammad Iriawan menyatakan komitmennya untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. Ia menargetkan sepak bola Indonesia dapat menjadi yang terbaik di Asia Tenggara, masuk sepuluh besar di Asia, dan lolos ke Piala Dunia 2026.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Iriawan akan memulai dengan memperbaiki kompetisi sepak bola Indonesia. “Dalam kunjungan saya di beberapa wilayah, sebagian besar klub mempermasalahkan soal jadwal pertandingan yang bergeser,” kata Iriawan saat memaparkan visi misinya di Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Pergesaran jadwal tersebut merugikan pemilik klub karena mereka harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Iriawan merencanakan jadwal pertandingan akan disusun setahun sebelum kompetisi baru dimulai. Ia akan bekerja sama dengan pihak kepolisian yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan izin keamanan dalam menyusun jadwal tersebut.
Agar keamanan selama kompetisi berlangsung dapat terjaga, Iriawan berjanji akan mempertemukan perwakilan seluruh suporter klub Indonesia. Ia mengaku, ide pertemuan tersebut merupakan keinginan dari perwakilan suporter beberapa klub Indonesia. Mereka mengeluhkan tak pernah ada kegiatan keakraban untuk mempertemukan suporter antarklub.
Menurut Iriawan, kompetisi yang disusun dengan baik akan berdampak pada kepercayaan sponsor. “Kalau ada kepercayaan pada kompetisi, sponsor akan datang,” ujar perwira tinggi Polri yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) tersebut.
Pembinaan usia dini
Selain pengelolaan liga secara profesional, ia juga akan memperbaiki proses pembinaan usia dini. Iriawan mengaku telah bekerja sama dengan beberapa sponsor yang akan membantu proses pembinaan sepak bola usia dini. Para sponsor tersebut akan mendukung calon atlet Indonesia yang berbakat untuk menimba ilmu di Spanyol.
Beberapa fasilitas olahraga untuk pembinaan calon atlet juga akan dibangun agar mereka dapat berlatih dan mengembangkan bakatnya. Salah satu fasilitas yang akan dibangun yakni lapangan sepak bola dengan rumput sintetis. Lapangan tersebut dibutuhkan agar atlet Indonesia tidak mengalami kesulitan ketika bertanding pada kompetisi internasional di atas lapangan berumput sintetis.
Iriawan juga berjanji akan meningkatkan sepak bola Indonesia dengan pengetahuan keolahragaan atau sport science. Ia ingin ada data besar yang memuat soal pemain, klub, dan informasi lain terkait sepak bola Indonesia. Pengetahuan keolahragaan juga akan diberikan pada saat pembinaan usia dini.
Berbagai langkah tersebut ingin dilakukan Iriawan agar sepak bola Indonesia dapat menjadi yang terbaik di Asia Tenggara pada 2021, masuk dalam sepuluh besar di Asia pada 2022, dan juara di Asia pada 2023. Ia menargetkan Indonesia dapat lolos Piala Dunia pada 2026.
Ia optimis langkahnya untuk mewujudkan keinginan tersebut dapat tercapai karena Presiden Joko Widodo telah berkomitmen untuk membangun sepak bola Indonesia. Hal tersebut diwujudkan dengan keluarnya Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 3 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan persepakbolaan nasional.
Presiden juga telah menunjuk 12 kementerian untuk memajukan sepak bola Indonesia sehingga akan mempermudah PSSI dalam melaksanakan tugasnya. Iriawan menegaskan akan berkomitmen untuk melaksanakan janji-janjinya.
Untuk maju menjadi calon Ketua Umum PSSI, Iriawan menggandeng bakal calon Wakil Ketua Umum PSSI Mayor Jenderal TNI Cucu Somantri. Cucu mengaku, mau mendampingi Iriawan karena memiliki tujuan yang sama yakni memajukan sepak bola Indonesia.
Meskipun tidak mengenal PSSI secara lebih dalam, ia mengandalkan pengalamannya saat mengelola klub seperti PSDS Deli Serdang dan PSMS Medan. Mantan Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan tersebut juga mengaku akan berkomitmen untuk menuntaskan tugasnya ketika menjabat Wakil Ketua Umum PSSI.
Pelaksana tugas Ketua Umum PSSI Gusti Randa mengatakan, siapapun boleh mencalonkan diri sebagai calon Ketua Umum PSSI. “Siapapun boleh mencalonkan diri yang terpenting mereka memiliki tujuan untuk meningkatkan prestasi dan bisnis sepak bola Indonesia,” kata Gusti.
Persoalan bisnis menjadi penting karena PSSI harus bisa menghidupi dirinya sendiri dan tidak hanya menunggu bantuan dana. Salah satu contoh bagus yang telah dilakukan oleh PSSI saat ini adalah mendirikan toko untuk menjual pernak-pernik terkait sepak bola Indonesia kepada para penggemar.
Terkait dengan kompetisi yang masih kacau seperti sering terjadi perubahan jadwal pertandingan, Gusti ingin masyarakat memakluminya karena ada beberapa agenda yang berpengaruh pada jadwal kompetisi.
Menurut Gusti, hal terpenting untuk memajukan kompetisi sepak bola Indonesia yakni dengan memperbaiki kualitas wasit. PSSI akan mendapatkan bantuan dari delegasi FIFA untuk meningkatkan kualitas wasit Indonesia.
Ia juga merespon rencana penggunaan video wasit atau VAR. “Teknologi VAR itu bagus, tetapi yang terpenting kita harus memiliki budaya patuh pada keputusan wasit,” kata Gusti.