NTT Bakal Menjadi Sentra Daging dan Garam Nasional
›
NTT Bakal Menjadi Sentra...
Iklan
NTT Bakal Menjadi Sentra Daging dan Garam Nasional
Nusa Tenggara Timur bakal menjadi sentra produksi daging dan garam untuk menyuplai kebutuhan nasional.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Nusa Tenggara Timur bakal menjadi sentra produksi daging dan garam untuk menyuplai kebutuhan nasional. Dua komoditas itu pasokannya melimpah sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daerah-daerah lain di Tanah Air.
Hal itu dikemukakan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat memantau harga barang di Kota Kupang, NTT, Jumat (23/8/2019). Enggartiasto mengunjungi dua pasar rakyat, yakni Pasar Oebobo dan Pasar Naikoten untuk mengetahui harga bahan pokok dan kebutuhan lain.
Sejak beberapa tahun terakhir, NTT menyuplai kebutuhan daging di Jakarta dan beberapa daerah di Kalimantan.
“Dua komoditas unggulan di NTT yang bakal menjadi sentra nasional yakni daging sapi dan garam. Populasi ternak sapi saat ini cukup tersedia. Sejak beberapa tahun terakhir, NTT menyuplai kebutuhan daging di Jakarta dan beberapa daerah di Kalimantan,” kata Enggartiasto.
Harga daging sapi di Kota Kupang Rp 80.000-90.000 per kilogram (kg), sementara di Pulau Jawa rata-rata Rp 130.000 per kg. Harga daging di Kupang tersebut merupakan yang termurah secara nasional. Ini menunjukkan bahwa stok sapi di NTT cukup tersedia.
Setiap hari, lima kapal tol laut khusus mengangkut ternak sapi dari sejumlah pelabuhan di NTT untuk dibawa ke DKI Jakarta dan beberapa daerah di Kalimantan. Lima kapal tol laut itu memiliki pangkalan di Kota Kupang dan Maumere.
Sementara, komoditas garam juga berkembang. Saat ini sudah dibangun tambak garam di dua lokasi oleh perusahaan swasta, yakni di Kabupaten Kupang dan Malaka. Ini belum termasuk tambak garam yang dikelola PT Garam Indonesia di Kabupaten Kupang.
Kualitas garam NTT jauh lebih baik dibandingkan garam impor karena lebih putih dan jernih. Hanya saja, kadar Natrium Klorida (NaCl) garam NTT saat ini baru mencapai 96 dan sedang diusahkan agar mencapai 97 plus, sesuai standar mutu garam terbaik dunia.
Harga pangan
Terkait bahan pokok di NTT, Enggartiasto mengatakan, harga bahan pokok di Kota Kupang stabil karena stok cukup tersedia. Selain stok cukup, pimpinan daerah pun mengikuti setiap perkembangan harga di pasar. Jika terjadi kenaikan harga, gubernur langsung mengintervensi dengan berbagai cara.
Enggartiasto mengatakan, kebijakan Pemprov NTT tersebut perlu diapresiasi. Pemerintah pusat mendukung terobosan–terobosan itu. “Tetapi, menjadi catatan khusus saya, yakni harga bawang putih di tingkat semigrosir Rp 35.000 per kg dan di tingkat pedagang Rp 40.000 per kg, itu terlalu mahal. Ini pasti ada yang salah, dan salahnya itu di mana, segera ditelusuri. Sudah ada kapal tol laut, mestinya kenaikan seperti ini tidak boleh terjadi,” katanya.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang turut mendampingi kunjungan Enggartiasto mengatakan, jenis bumbu dapur, buah, dan sayur yang selama ini didatangkan dari luar daerah, segera diupayakan produksinya di NTT. Petani akan didorong menanam komoditas seperti jahe, cabai, bawang putih, bawang merah, wortel, kentang, lada, ketumbar, kemiri, dan pala.
“Sejumlah hasil hortikultura ini sudah diproduksi di NTT, seperti cabai, wortel, bawang merah, kentang, kunyit, dan jahe, tetapi masih terbatas. Kita dorong petani agar jenis-jenis bumbu dapur dan lainnya ini diproduksi di NTT dalam jumlah besar,” kata Laiskodat.