Industri pasar modal perlu terus didorong agar lebih berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Pendalaman pasar modal melalui upaya peningkatan literasi masyarakat perlu diperkuat untuk menyokong ketahanan ekonomi nasional.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri pasar modal perlu terus didorong agar lebih berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Pendalaman pasar modal melalui upaya peningkatan literasi masyarakat perlu diperkuat untuk menyokong ketahanan ekonomi nasional.
Selain literasi, otoritas dan pelaku pasar modal perlu menjaga kepercayaan investor. Mereka juga perlu lebih kreatif dan inovatif membuat instrumen pembiayaan agar lebih berkembang.
Hal itu mengemuka dalam pembukaan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2019 di Jakarta, Jumat (23/8/2019). Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang pasar modal kepada masyarakat itu antara lain dihadiri Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Terdapat sejumlah kegiatan, mulai dari pameran dan seminar bagi calon investor, ”Go Public Center” yang memfasilitasi calon emiten potensial untuk memperoleh informasi terkait penawaran saham perdana. Ada juga ”Career Center” yang menjadi pusat informasi bagi pengunjung yang ingin berkarier di pasar modal.
Wimboh Santoso mengatakan, perlambatan ekonomi global masih akan terus berlanjut. Agar ekonomi nasional tetap tumbuh positif dan berdaya tahan tinggi, sumber pertumbuhan baru dibutuhkan.
”Di sinilah pasar modal akan didorong untuk lebih berkontribusi,” ujar Wimboh saat membuka CMSE 2019.
Wimboh menyebutkan, pasar modal bermanfaat sebagai alternatif sumber pembiayaan jangka panjang. Pembiayaan itu bisa terkait program-program strategis pemerintah ataupun pembiayaan untuk ekspansi dunia usaha.
Berdasarkan data OJK, sejak awal Januari hingga 19 Agustus 2019, total dana yang dihimpun di pasar modal sebesar Rp 112,4 triliun. Dana itu berasal dari penerbitan saham perdana (IPO), obligasi, ataupun right issue (penawaran umum terbatas hak memesan efek terlebih dahulu).
Dalam periode itu, 32 perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana sebesar Rp 8,5 triliun. Selain itu, 12 perusahaan melakukan rights issue dengan nilai Rp 25,7 triliun. Lalu, ada tiga perusahaan yang melakukan penawaran umum efek bersifat utang dan sukuk (PU-EBUS) senilai Rp 2,25 triliun.
Pasar modal bermanfaat sebagai alternatif sumber pembiayaan jangka panjang. Pembiayaan itu bisa terkait program-program strategis pemerintah ataupun pembiayaan untuk ekspansi dunia usaha.
Selain itu, ada 16 perusahaan yang melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) EBUS tahap I dengan nilai Rp 17,02 triliun. Sementara terdapat 30 perusahaan menerbitkan PUB EBUS tahap II dengan nilai Rp 55,75 triliun.
”Selain mendorong pertumbuhan penghimpunan dana, OJK juga mengarahkan sektor pasar modal untuk memperluas layanan. Hal ini sejalan dengan upaya menumbuhkan industri pasar modal melalui beberapa inovasi produk,” ujar Wimboh.
OJK menargetkan penghimpunan dana di pasar modal pada 2020 sebesar Rp 190 triliun. Target ini sejalan dengan upaya pemerintah mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang akan terus membutuhkan pendanaan. Pada awal tahun ini, OJK menargetkan total penghimpunan dana melalui pasar modal hingga akhir 2019 berkisar Rp 200 triliun-Rp 250 triliun.
Berdasarkan data BEI, total dana pengelolaan perusahaan manajer investasi hingga Juli 2019 sudah mencapai Rp 805 triliun atau naik 7,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perusahaan kecil
Darmin Nasution berharap pasar modal dalam negeri bisa menjadi sumber pendanaan juga bagi perusahaan-perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar kecil. Pemerintah tengah mengkaji upaya relaksasi agar perusahaan dengan aset kecil dan menengah untuk masuk ke pasar modal.
Pendalaman pasar modal akan berperan signifikan untuk mendukung pembiayaan pembangunan. Selain itu, jika dikelola dengan baik, dana kelolaan yang dihimpun dari pasar modal dapat bermanfaat untuk menjaga stabilitas sistem.
”Mencermati perlambatan ekonomi dunia ke depan, kita membutuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pada ruang inilah pasar modal akan didorong untuk lebih berkontribusi,” ujar Darmin.
Sementara itu, Sri Mulyani meminta otoritas pasar modal konsisten menegakkan hukum untuk meningkatkan kepercayaan investor. Selain itu, pelaku industri pasar modal harus kreatif dan inovatif membuat instrumen pembiayaan agar lebih berkembang.
Dalam membangun pasar modal, Sri Mulyani berharap, seluruh otoritas dan pemangku kebijakan konsisten menegakkan hukum. Hal itu penting karena industri pasar modal dan keuangan berbasis pada kepercayaan dan kredibilitas.
”Pasar modal harus berpartisipasi menghasilkan instrumen investasi dan juga edukasi agar masyarakat lebih lebih aktif berinvestasi untuk membangun Indonesia. OJK dan otoritas pasar modal yang lain wajib menjaga kepercayaan dan keyakinan investor supaya pertumbuhan investor meningkat dan mampu menjaga ketahanan ekonomi Indonesia,” tutur Sri Mulyani.