Airlangga Hartarto: 92 Persen Suara Internal Golkar Mendukung Saya
›
Airlangga Hartarto: 92 Persen ...
Iklan
Airlangga Hartarto: 92 Persen Suara Internal Golkar Mendukung Saya
Oleh
sharon patricia
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Airlangga Hartarto menyatakan sebesar 92 persen suara internal Partai Golongan Karya mendukungnya untuk kembali menjadi Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar. Menteri Perindustrian tersebut berharap suara ini tetap konsisten hingga digelarnya musyawarah nasional pada Desember 2019.
Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu dalam acara Deklarasi Sahabat Muda Airlangga Hartarto (Smart) di Jakarta, Sabtu (24/8/2019). Acara deklarasi ini dihadiri Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Freidrich Paulus dan Ketua Komisi III DPR sekaligus Ketua Koordinator Bidang Perekonomian Golkar, Aziz Syamsuddin.
Inisiator dari acara ini, yaitu Rudolfus Jack Paskalis yang merupakan Koordinator Jaringan Aktivis Muda (JAM) Partai Golkar. Selain Rudolfus, jajaran kader muda lain juga turut mendukung acara adalah Martinus A Werimon selaku Ketua Panitia Smart sekaligus kader muda Golkar dari Papua serta Awaluddin Deo selaku Sekretaris Panitia Smart.
"Tugas sahabat muda adalah mengawal suara sampai musyawarah nasional (munas) dua bulan ke depan. Sekarang sudah 92 persen suara. Harus dijaga opini positif dan konsistensi sampai ke munas di Desember nanti," kata Airlangga dalam acara tersebut.
Sebelumnya, pada 31 Juli 2019, Generasi Milenial Airlangga Hartarto (GEMA) Golkar mendeklarasikan dukungan agar Airlangga Hartarto kembali terpilih menjadi Ketum Partai Golkar. Koordinator GEMA Golkar Dico M Ganinduto menilai, Airlangga merupakan sosok yang tepat karena peduli dengan regenerasi Golkar (Kompas.id, 31/7/2019).
Dalam rangka memenangkan suara dalam pemilihan ketua umum Golkar di Munas 2019, Airlangga menyampaikan, konsistensi internal partai harus ada. Tujuannya adalah agar tidak kembali terjadi munas luar biasa yang memecah internal partai.
"Kita konsolidasikan kerja dua bulan, kita lihat hasilnya jangan sampai kecolongan. Karena salah satu yang paling sulit di Partai Golkar adalah mengenali konsistensi dari pejabat publik yang ada di Partai Golkar," ujar Airlangga.
Yang terpenting dalam Partai Golkar, lanjut Airlangga, adalah sikap sabar agar tidak terjadi perpecahan. Ini menjadi momentum konsolidasi kalau ingin Golkar menjadi besar dan tidak dikerdilkan dengan yang lain.
Yang terpenting dalam Partai Golkar adalah sikap sabar agar tidak terjadi perpecahan. Ini menjadi momentum konsolidasi kalau ingin Golkar menjadi besar dan tidak dikerdilkan dengan yang lain.
Sementara, Rudolfus menyampaikan, arti dari sahabat Smart bahwa secara etika ketika ada sahabat dizolomi, disakiti, dan diganggu orang lain, maka sahabat lainnya akan membantu. "Begitu pun Smart yang menjadi sahabat Airlangga Hartarto, anak muda sebagai sahabat akan tampil membela Airlangga," kata dia.
Pada tahun ini, Partai Golkar memasuki babak baru mencari ketua umum partai periode 2019-2024. Dua calon kuat yaitu Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo mulai menghimpun dukungan untuk mengincar posisi pucuk pimpinan partai berlambang beringin tersebut.
Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Partai Golkar menempati peringkat kedua berdasarkan perolehan kursi DPR RI sebanyak 85 kursi dari target awal sebanyak 110 kursi. Perolehan kursi ini juga lebih sedikit dibandingkan Pemilu 2014 yang sebanyak 91 kursi.
Para petinggi di Dewan Pembina Partai Golkar juga telah mengimbau agar pengurus DPP Partai Golkar segera melakukan evaluasi internal partai terkait hasil pemilu 2019.
Dewan pembina partai juga meminta agar DPP segera menetapkan tanggal munas pada Desember 2019. Dalam munas ini alan dibahas kinerja partai selama 5 tahun lalu serta akan dilakukan pemilihan ketua umum.
Menurunnya perolehan jumlah kursi kali ini juga membuat sejumlah kader merasa kecewa dengan kepemimpinan Airlangga yang saat ini menjabat sebagai ketua umum partai. Kekecewaan ini juga memunculkan wacana agar waktu pelaksanaan munas egera dipercepat dan tidak perlu menunggu hingga akhir tahun.
Sejumlah kader yang kecewa akhirnya mendukung Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar, yang juga Ketua DPR RI Bambang Soesatyo untuk maju sebagai calon ketua umum. Namun, ada pula kader yang merasa bahwa Airlangga telah sukses membawa Golkar melewati masa-masa sulit selama lima tahun, oleh sebab itu kepemimpinannya harus diilanjutkan.
Terkait bursa calon ketua umum, Bambang mengatakan, dukungan untuknya terus bertambah dari sejumlah pengurus DPD Partai Golkar. Ia juga mengeklaim telah mendapat dukungan lebih dari 400 pemegang suara di Partai Golkar (Kompas.id, 8 Juli 2019).
Dukungan dari kader milenial Gokar juga mengalir untuk Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo. Sebelumnya, pada 28 Juni 2019 ia mendapat dukungan dari Golkar Milenial.
”Jika Bung Karno mengatakan, beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. Saya pun ingin berkata, beri aku 10 milenial, niscaya akan kumenangkan Golkar pada Pemilu 2024,” ungkap Bambang ketika itu.
Adapun terkait dengan rapat pleno, Airlangga masih belum menentukan waktu pelaksanaannya. Padahal rapat pleno penting digelar untuk mengevaluasi kinerja Golkar dalam Pemilu 2019.
Sejumlah elite dan kader muda Golkar sebelumnya telah mendesak agar rapat pleno segera dilaksanakan. Sebab, rapat pleno penting untuk membahas rencana Munas Golkar yang sesuai dengan keputusan Munas sebelumnya. Maka rapat pleno harus digelar sebelum Munas diselenggarakan akhir tahun ini.
"Rapat pleno akan dilaksanakan tetap sesuai dengan mekanisme yang ada dan Munas akan diadakan pada Desember 2019," kata Airlangga.
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga menyampaikan tantangan Indonesia ke depan kepada kader Golkar, terutama Smart. Harapannya, para kader muda sebagai tulang punggung bangsa ke depan, turut berperan serta membangun Indonesia.
Menurut Airlangga, tantangan Indonesia ke depan tidak semakin mudah. Untuk lepas sebagai negara kelas menengah pada 2030, Indonesia membutuhkan pengembangan teknologi dan sumber daya manusia.
"Dulu kita terlena dengan booming komoditas, namun sekarang kita harus kembali ke dasar, yaitu mengembangkan sumber daya manusia dan perkembangan ekonomi yang berbasis inovasi. Inilah yang menjadi tugas Golkar ke depan," ujarnya.