Bibir Berbuih Putih
Itulah akibatnya jika menenggak ”racun” nan nikmat berupa cheese tea alias teh keju. Buih putih krim keju di atas aneka varian rasa teh akan tertinggal di bibir bagian atas saat meminumnya. Dalam satu sapuan lidah, slruupp... buih akan luruh ke dalam mulut, melengkapi cita rasa unik minuman kekinian ini.
Sekitar setahun terakhir, khazanah kuliner Tanah Air diramaikan dengan minuman ”aneh”. Dibilang aneh karena sepertinya tidak lazim memadukan keju dengan teh dalam wujud minuman.
Ketika pertama kali mendengar teh keju, tak sedikit yang mengira minuman itu berupa teh yang diberi parutan keju. Terbayang, lidah akan sulit menerima. Bagi sebagian orang, teh itu, ya, teh manis panas atau es teh. Bisalah dimakan bersama roti panggang isi keju, misalnya.
Namun, teh keju menawarkan petualangan rasa yang jelas tak biasa. Dari jenis teh oolong, teh hijau, hingga matcha, tambahan krim keju akan memberikan rentang rasa teh yang lebar. Belum lagi jika teh itu diberi sentuhan rasa buah-buahan atau susu, rasanya akan semakin kompleks.
Kini sudah banyak kita temui kedai yang menawarkan teh keju dengan kekhasan masing-masing. Jika kita memasukkan frasa cheese tea pada mesin pencari, segera muncul artikel-artikel yang memberikan rekomendasi tempat-tempat paling hit menikmati minuman tersebut.
Sekadar menyebut, ada Ban Ban Cheese Tea, Kokumi, Heycha Indonesia, Gulu Gulu, Shushu, Yobe Cheese Tea, dan masih banyak lagi. Antrean pembeli pun masih mengular, semacam masih penasaran dengan teh keju ini.
Seperti yang terlihat pada Kamis (22/8) di kedai Ban Ban Cheese Tea Lippo Mall Puri, Jakarta Barat. Sejak menjelang siang hingga menjelang sore, pembeli datang silih berganti berdiri dalam antrean. Di antara mereka banyak pengemudi ojek daring yang membelikan pesanan.
Partner pemilik Ban Ban, Wenny Tanubrata, menuturkan, Ban Ban lahir akhir tahun 2017 dari keinginan dua ibu yang ingin menciptakan minuman sehat dan lezat bagi anak-anaknya. ”Kami lalu mengombinasikan buah segar, teh hijau, dan keju. Keju ini berupa cheese foam atau busa keju dengan campuran susu, tanpa pengawet,” katanya.
Khusus menu teh keju, Ban Ban menawarkan Hana Chizu berupa teh krisan dengan krim keju; Carameru Chizu, yakni teh hitam karamel dengan krim keju; Rose Chizu berupa teh mawar dan krim keju; serta Shizuoka Matcha Chizu, yakni paduan matcha, susu segar, dan krim keju.
Teh krisan memberi rasa teh yang ringan, berpadu dengan rasa keju yang kuat sehingga rasanya seimbang. Adapun teh mawar berkarakter lebih kuat sehingga rasa yang muncul pun lebih kuat ketika bertemu buih keju.
Selain rasa teh asli, Ban Ban menyajikan seri rasa buah-buahan untuk memperkaya rasa. Menurut Wenny, banyak pembeli, terutama kalangan muda, yang memilih teh dengan seri rasa buah karena lebih cocok di lidah. Terdapat Beri Chizu dengan isi stroberi, blueberry, teh hijau, dan keju; Orenji Chizu berisi jeruk sunkist, teh hijau, dan keju; serta Kiwi Chizu yang memadukan kiwi, teh hijau, dan keju. Rasa buah cukup menonjol memberi kesegaran di samping keju yang kental dan tebal.
Jika ingin lidah semakin berpesta, teh keju bisa ditambah beragam pugasan, seperti bubble, grass jelly, aloe vera, coconut jelly, rainbow jelly, dan boba. Di Ban Ban, jumlah gula juga bisa disesuaikan selera, dari 25 persen hingga 110 persen. Rasa yang muncul dari perpaduan berbagai bahan itu pun kian beragam.
Penampilan teh keju juga menarik karena warna kontras teh atau campuran teh dan buah yang berwarna-warni dengan buih putih keju yang mengambang di permukaan. Begitu pesanan sampai di tangan, tak sedikit yang memotret lebih dulu.
Cara menikmati teh keju ini pun unik. Wenny memaparkan, gelas dari bahan plastik diberi penutup dengan sejumlah lubang. Lubang kecil lonjong berpenutup bentuk hati warna merah digunakan untuk menyeruput minuman.
Mulut akan langsung disergap rasa gurih keju yang tebal dengan sepercik teh mengikuti di belakangnya. ”Krim keju ini memang menjadi unsur kejutan,” imbuh Wenny. Sensasi lain akan muncul jika minum menggunakan sedotan. Teh lebih dulu terasa kesegarannya, disusul gurih keju yang kuat.
Permainan rasa
Di kedai Heycha Indonesia di Wisma AKR, Jakarta Barat, pembeli juga datang silih berganti. Kedai ini mulai berdiri tahun 2018. Pemilik Heycha Indonesia, Elleina Christiono, mengatakan, ketika membuka kedai pertama kali, orang belum tahu tentang minuman teh keju.
”Saya mengenalnya ketika sekolah di China. Sepulang dari sana, saya mencoba-coba membuatnya di sini. Awalnya agak berat karena orang masih merasa aneh dengan konsep teh keju,” ujarnya.
Ellen, panggilan akrabnya, seorang penggemar teh. Di China, menurut dia, rasa teh lebih kuat dan lebih pahit sehingga krim keju lembut membawa sensasi meringankan. Di Indonesia, rasa teh tidak setajam di China. Ellen menggunakan tea king, 4 season tea, dan green tea sebagai dasar minuman.
Menu Tea King with Cheese Foam menawarkan aroma teh hangus yang ringan dan warna coklat keemasan dengan cita rasa ringan pula. Green Tea with Cheese Foam menyajikan aroma melati yang lebih kuat dan rasa sedikit tajam, tetapi tetap ringan. Adapun 4 Season Tea with Cheese Foam beraroma bunga dan buah dengan rasa teh yang paling ringan. Ketika bertabrakan dengan buih keju, rasa yang tercipta adalah sedikit manis, sedikit gurih, yang membuat lidah mencecap-cecap pengalaman baru.
Permainan rasa yang ringan dan lebih segar didapat dari Cheese Tea Smoothies Series. Smoothies dari buah-buahan, seperti stroberi, mangga, buah naga, dan avokad dicampur dengan teh hijau dan diberi tambahan krim keju memang lebih bisa diterima lidah. Sekilas rasa teh hijau yang kelat atau sepet, diimbangi rasa manis buah, lalu ditingkahi rasa gurih keju. Semua menyatu dalam satu seruput.
”Pembeli lebih suka dengan rasa buah-buahan. Untuk teh biasa dengan keju tidak terlalu banyak peminatnya. Namun, semakin lama orang mulai mencicipi dan bisa menerima tren ini,” kata Ellen.
Sebaiknya memang minum teh keju tanpa sedotan plastik. Selain tak ramah lingkungan, jejak teh keju berupa bibir berbuih putih, yang kece dipajang di media sosial, tak tampak jika pakai sedotan.