Tekstur Eksotis Kayu Lokal
Produsen mebel seperti Djalin dan Kayou membuktikan bahwa karya anak bangsa bisa unggul di kancah dunia. Karya mebel mereka sanggup memukau pengunjung di pameran dagang produk kriya New York Now 2019. Djalin bahkan meraih juara pertama best artisan resources kategori best new product.
Gelaran NY Now 2019 berlangsung pada 10-14 Agustus 2019 di Jacob K Javits Convention Center, New York, AS. NY Now merupakan pameran dagang internasional yang secara eksklusif menampilkan produk subsektor kriya.
Dihadiri lebih dari 25.000 pembeli dan menampilkan lebih dari 2.300 jenama dari sejumlah negara, NY Now diklaim sebagai the most powerful retail event in North America.
Keikutsertaan Djalin dan Kayou didukung Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan mengusung tema ”ICINC presents IDentities at NY Now”. NY Now 2019 merupakan yang keempat kali sejak Bekraf pertama kali berpartisipasi pada 2016. Sejak NY Now 2017, peserta NY Now dari Indonesia berhasil membukukan penjualan luar negeri sekitar Rp 11,49 miliar.
Produk Djalin yang meraih penghargaan kategori best new product dijuluki sebagai Merapi Lounge Chair. Menyandang nama Merapi, Co-Founder dan Head of Designer Djalin Sita Fitriana terinspirasi membuat kursi dengan latar belakang cerita tentang Yogyakarta, terutama tentang kemegahan Gunung Merapi dan kepemimpinan Keraton Yogyakarta.
Kursi ini berkisah tentang bagaimana hubungan baik tercipta dengan harmonis. Bentukan kursi tampak modern dan simpel, tetapi tetap elegan, mencerminkan keagungan yang sederhana dan bersahaja. Kesederhanaan dari bentukan yang modern kontemporer. Material yang dipakai berupa rotan digabung dengan kayu jati yang menjadi ciri khas material dari Indonesia.
Proses desain dilakukan dengan mengamati potensi tren desain dunia dari berbagai media kemudian menyadur tren warna, tekstur/motif, material dan finishing untuk menjadi sebuah tema atau konsep koleksi baru. Tak melulu hanya melongok ke tren dunia, Djalin konsisten menggabungkan inspirasi yang didapat dari kebudayaan dan alam Indonesia.
Konsistensi pada rasa khas Indonesia itu ternyata diminati pasar dunia. Pada gelaran NY Now, banyak peritel yang ingin menjual produk Djalin di Amerika Serikat. Saat ini produk Djalin sudah dijual ke mancanegara, seperti ke Turki, Taiwan, Thailand, Australia, hingga Mauritius.
Bahasa Sansekerta
Kekhasan Indonesia juga kental terasa pada produk mebel karya Kayou. Nama-nama produknya pun sengaja menggunakan nama dari bahasa Sansekerta, seperti Nara Dalu dan Jatayu. Managing Director Kayou Alexandre Alvin Handjojo menyebut, Sansekerta sebagai bahasa kuno sehingga ingin diangkat lagi lewat penamaan produk-produk yang lebih modern. ”Sehingga kelestariannya dapat tetap terjaga,” ujar Alvin.
Nama Kayou berasal dari permainan kata ”kayu” dan sengaja mengambil kata yang simpel dan gamblang sesuai dengan bahan yang digunakan. Menggunakan bahan baku yang seluruhnya kayu, Kayou secara spesifik menggunakan tiga jenis kayu lokal Indonesia, yaitu jati, mindi, dan sonokeling dari Jepara.
Meskipun fokus menggunakan material kayu, Kayou berencana ingin mengembangkan kolaborasi dengan material lain, seperti kulit, besi, batu alam, dan material natural lain. Lini desain kayu terdiri dari mebel komplet yang bisa mengisi seluruh isi rumah, mulai dari area keluarga, dapur, ruang makan, hingga ruang tidur.
Proses desain dimulai dengan mencari kebutuhan furnitur dalam setiap rumah. Selanjutnya ide dituangkan dalam sketsa tiga dimensi, membuat prototipe dari setiap desain, lalu disempurnakan setelah mendapatkan banyak masukan dari beragam pameran yang diikuti. ”Style yang kami gunakan adalah style yang simple dan clean karena kami ingin menonjolkan keindahan kayu yang menjadi material dasarnya,” tambah Alvin.
Keindahan kayu ini semakin kentara karena pilihan desainnya ke minimalis. Rasa klasik bisa dirasakan secara langsung dari material kayu alami yang digunakan. Rasa hangat yang diciptakan dari furnitur kayu solid juga sangat membantu menciptakan suasana yang rileks yang masih dibutuhkan di era modern. ”Karena furnitur dari kayu solid pasti akan selalu memiliki feel yang long lasting,” katanya.
Ramah lingkungan
Kayou dan Djalin sama-sama mengusung produk ramah lingkungan. Kayou menggunakan kayu dari pasar resmi Perhutani sehingga memang kayu berkualitas baik dan tetap memperhatikan kelestarian hutan.
Produk Kayou dibuat dengan tangan oleh perajin dari Jepara sehingga tetap melestarikan teknik tradisional lokal.
Sisa produksi pengolahan kayu dimanfaatkan untuk membuat produk-produk tableware/produk berukuran kecil. Kayou didirikan oleh lima arsitek pada 2015 karena tertarik dengan material kayu yang memiliki tekstur eksotis. Material kayu juga membawa kesan alami dan membawa kehangatan untuk setiap ruangan.
”Saat berkarya sebagai arsitek, kami sering kesulitan mencari furnitur yang sesuai denganstyle desain yang kami gunakan sehingga kami memutuskan men-develop dan mendesain furnitur sendiri yang cocok dengan setiap desain arsitektur dan interior yang kami kerjakan,” tambahnya.
Djalin dibuat pada 2016, sebagai merk representatif dari pabrik furnitur PT Varia Megah Khatulistiwa yang berdiri sejak 1989. Djalin berasal dari kata menjalin, dibuat dengan ejaan lama yang memiliki arti menjalin hubungan yang baik antara artisan atau pengrajin, alam, dan penikmat atau pemakai produk.
Mengusung konsep furnitur berkelanjutan, Djalin berkisah tentang Indonesia dan memiliki desain modern kontemporer. Produk Djalin memakai material legal dan bekerja sama dengan pemasok yang memiliki komitmen menggunakan material yang tidak beracun, bisa didaur ulang, dan ramah lingkungan.
Kearifan atau tradisi lama budaya lokal lantas menjadi sebuah desain atau gagasan baru bagi Djalin dan Kayou. Desain yang menonjolkan tekstur eksotisme lokal yang terbukti disukai pasar dunia.