Timnas Bola Voli Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga
›
Timnas Bola Voli Putri...
Iklan
Timnas Bola Voli Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga
Banyak pelajaran berharaga dipetik tim nasional bola voli putri dari Kejuaraan Asia Bola Voli Putri 2019 di Seoul, Korea Selatan. Masih ada waktu untuk membenahi tim sebelum tampil pada SEA Games 2019 di Filipina.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
SEOUL, MINGGU - Tim nasional bola voli putri Indonesia harus puas menempati peringkat kedelapan Kejuaraan Asia Bola Voli Putri 2019. Namun, mereka memetik banyak pelajaran selama mengikuti kejuaraan dua tahunan itu, termasuk kelebihan dan kekurangan tim yang bisa dievaluasi sebelum mengikuti SEA Games 2019 Filipina.
Pada perebutan peringkat 7-8, Indonesia takluk 2-3 (27-25, 25-18, 20-25, 13-25, 13-15) dari Iran di Jamsil Studen’s Gymnasium, Seoul, Korea Selatan, Minggu (25/8/2019). Dengan kekalahan tersebut, Indonesia harus puas berada di posisi kedelapan dari 13 tim peserta.
Kekalahan dari Iran adalah kekalahan kelima dari enam laga Indonesia selama kejuaraan, 18-25 Agustus. Satu-satunya kemenangan diraih Indonesia atas Sri Lanka, 3-0, pada laga terakhir penyisihan grup D. Lima kekalahan itu diderita dari China, 0-3, di penyisihan grup. Disusul kekalahan 0-3 dari Jepang dan Kazakhstan pada delapan besar, 1-3 dari Taiwan pada perebutan posisi 5-8, serta 2-3 dari Iran.
Pelatih timnas Octavian mengatakan, para pemain yang mayoritas berusia di bawah 25 tahun itu belum punya mental bertanding yang baik. Terbukti, setelah unggul dua set, perolehan angka Indonesia terkejar akhirnya kalah.
”Anak-anak masih kerap melakukan kesalahan sendiri, terutama saat pertandingan ketat. Pengembalian bola pertama kurang baik sehingga sulit menyusun serangan. Permainan mereka rusak saat lawan bisa menekan,” ujar Octavian.
Tim putri Jepang keluar sebagai juara setelah di final mengalahkan Thailand, 3-1 (25-22, 18-25, 25-18, 25-23). Tim Jepang ini sebelumnya menjadi juara Kejuaraan Dunia Bola Voli Putri U-20 2019 di Meksiko, 12-21 Juli.
Kepala Seksi Voli Indoor PBVSI Loudry Maspaitella menuturkan, hasil itu sudah sesuai prediksi PBVSI sebelum mengikuti Kejuaraan Asia 2019. ”Bukannya mencari pembelaan, inilah kondisi riil tim ini tanpa Aprilia Manganang yang masih cedera lutut,” kata legenda bola voli nasional tersebut.
Hal positif pada tim ini adalah para pemain berusia muda dan punya semangat tinggi. ”Secara individu, mereka juga sudah punya dasar teknik yang bagus,” tuturnya.
Catatan
Sejumlah catatan menjadi evaluasi menuju SEA Games 2019. Kecepatan dan kelincahan tim belum mencapai target karena masih dalam tahap latihan pembentukan fisik. ”Namun, karena ada kejuaraan, kita tetap ikut walaupun fisik belum dalam bentuk yang ditargetkan,” ujarnya.
Mental tanding timnas juga belum terasah. Hal itu terlihat pada dua laga terakhir saat memiliki peluang menang atas Taiwan maupun Iran. Namun, karena mental yang buruk, ketika sudah unggul mereka akhirnya tersusul dan kalah.
”Jadi, tim ini tetap butuh tambahan pemain senior agar ada pemimpin yang membuat suasana tim tenang di saat poin atau set kritis,” kata Loudry.
Selain itu, Loudry mengatakan tim itu belum menemukan kekompakan. Hal itu berdampak pada ketenangan tim saat mendapatkan tekanan lawan, permainan mereka buyar dan terburu-buru. Hal ini Antara lain karena timnas belum pernah berlatih bersama secara utuh sejak awal pelatnas 7 Juli.
”Dari 14 pemain, 5-6 pemain meninggalkan pelatnas untuk membela daerah masing-masing pada kualifikasi PON Papua 2020. Mereka baru kembali ke pelatnas pada 12 Agustus, tiga hari sebelum tim berangkat ke Seoul. Bagaimana mereka bisa menemukan bentuk permainan secara tim?” katanya.
Untuk membenahi semua kelemahan itu, PBVSI berencana menambah jam terbang bertanding internasional. Tim sedang menanti ikut GP Asia Tenggara yang juga diikuti oleh Thailand, Vietnam, dan Filipina pada September/Oktober mendatang. Namun, jika kejuaraan itu urung diselenggarakan, PBVSI akan mengirim pemain berlatih di China atau Taiwan pada Oktober.
”Dengan sering ikut pertandingan atau kejuaraan internasional, mereka mendapat suasana pertandingan. Mereka bisa lebih siap ketika bertanding melawan tim asing. Kalau hanya latihan, mereka tidak ada tekanan,” katanya.