Dalam E-2020 Initiative, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan eradikasi malaria pada tahun 2020 paling tidak di 21 negara. Sayang sekali, Indonesia tidak termasuk meski dua negara tetangga terdekat ada dalam daftar: Malaysia dan Timor Leste.
Setelah E-2020 diluncurkan tahun 2016, Paraguay menjadi negara pertama yang mendapat sertifikat bebas malaria dari WHO, tahun 2018, disusul Aljazair. Sementara tiga negara lainnya, yakni Iran, Malaysia, dan Timor Leste, berhasil mencapai nol kasus untuk penularan malaria secara lokal, pada tahun yang sama.
Sebenarnya, upaya eradikasi malaria sudah berlangsung panjang. Sejak Global Malaria Eradication Programme 1955-1968 diluncurkan, hingga 1987 total ada 24 negara yang sudah mendapat sertifikat bebas malaria.
Namun, pelbagai perubahan dunia menghambat upaya eradikasi sehingga bahkan pada abad ke-21 manusia masih harus berjuang melawan penyakit purba ini. Untuk diketahui, malaria sudah ada dalam inskripsi pada tulang dan batok kura-kura di China, 3.500 tahun lalu.
Malaria adalah penyakit infeksi akibat gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit Plasmodium sp. Gejala malaria biasanya demam, lelah, muntah, dan sakit kepala. Dalam kasus yang parah, kulit penderita menjadi kuning, kejang, koma, dan akhirnya meninggal. Penyebab utama kematian adalah Plasmodium falciparum, sementara P vivax, P ovale, dan P malariae memicu gejala malaria yang lebih ringan.
Menurut WHO, sepanjang tahun 2017 masih ada 219 juta kasus malaria di seluruh dunia. Dari jumlah itu, 435.000 kasus meninggal. Di Indonesia, kasus malaria juga masih memprihatinkan, dengan 261.617 kasus malaria dan 100 orang meninggal, pada tahun yang sama.
Masih periode 2017, dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, 266 (52 persen) dinyatakan bebas malaria, 172 (33 persen) endemis rendah, 37 (7 persen) endemis menengah, dan 39 (8 persen) endemis tinggi. Indonesia ditargetkan bebas malaria 2030 melalui pelbagai upaya: penggunaan kelambu, penyemprotan repellent di dinding rumah, perbaikan lingkungan, pelatihan tenaga kesehatan, serta penyediaan alat diagnostik dan obat antimalaria. (NES)