CIREBON, KOMPAS — Harga bawang merah di Kabupaten Cirebon dalam tiga bulan terakhir tidak stabil. Bahkan, harga jual bawang merah saat ini di tingkat petani Rp 7.000 per kilogram, padahal harga acuan pemerintah Rp 15.000 per kg.
Kondisi ini memicu kekhawatiran petani akan ancaman kerugian sehingga mereka mengurangi luasan areal tanam. Hal ini dilakukan petani di Kecamatan Gebang dan Kecamatan Babakan, Senin (26/8/2019).
Daerah sentra produksi bawang merah di Cirebon kini didominasi tanaman jagung, tebu, dan padi. Sejumlah lahan dibiarkan menganggur dan di sisi jalan yang biasanya digunakan tempat menjemur bawang merah kini dipenuhi tumpukan sampah.
”Sudah dua minggu harga bawang merah di tingkat petani anjlok jadi Rp 7.000 dan Rp 8.000 per kg. Padahal, tiga bulan lalu masih Rp 15.000 per kg. Bahkan, Rp 20.000 per kg untuk yang kering,” kata H Warid (48), petani bawang Gebang, kepada Kompas.
Hal ini membuat Warid membiarkan hasil panen 24 ton disimpan sembari menunggu pembeli. ”Kalau harga terus turun, tahun depan saya enggak menanam bawang,” katanya.
Jatuhnya harga membuat H Darmu (68), petani asal Pabuaran, beralih dari komoditas bawang merah ke padi. ”Modal tanam padi jauh lebih murah, sekitar Rp 10 juta per hektar. Sementara harga gabah sedang bagus, yakni Rp 5.800 per kg. Di daerah saya, sekitar 100 hektar lahan bawang beralih menjadi padi,” ungkapnya.
Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mencatat, luas tanam bawang merah pada 2018 mencapai 3.664 hektar. Jumlah ini berkurang dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 4.303 hektar. Produksi bawang merah juga berkurang dari 38.373 ton pada tahun 2017 turun menjadi 35.647 ton tahun 2018.
Dari Brebes, Jawa Tengah, meski turun, harga bawang merah masih lebih baik. Harga bawang merah di tingkat petani Rp 9.000 hingga Rp 10.000 per kg. Yanto (39), petani bawang merah di Desa Padasugih, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, mengaku, pada awal Agustus, harga bawang merah kualitas super masih sekitar Rp 15.000 per kg. Namun, kini harganya turun menjadi Rp 9.000-Rp 10.000 per kg.
”Awal Agustus masih Rp 15.000 per kg. Pertengahan bulan menjadi Rp 13.000 per kg. Sekarang turun lagi menjadi Rp 9.000 per kg,” ujar Yanto, Senin, ditemui di Desa Padasugih.
Penurunan harga bawang merah tersebut membuat sejumlah petani merugi. Wantoro (38), petani bawang merah di Desa Padasugih, mengaku merugi hingga Rp 1 juta pada panen raya kali ini. Padahal, biaya untuk menanam bawang merah di lahan seluas 0,25 hektar sekitar Rp 51 juta. Hasil panen kali ini 5 ton, dengan asumsi harga Rp 10.000 per kg, berarti pendapatannya hanya sekitar Rp 50 juta.
”Padahal, kualitas bawang merah pada panen kali ini jauh lebih baik dari tahun lalu. Bentuknya bulat, diameternya lebih besar, sekitar 2,7 sentimeter, dan warnanya lebih merah dari tahun lalu,” katanya. (IKI/XTI/EGI)