Rencana Simplifikasi Cukai Rokok Masih Didiskusikan
›
Rencana Simplifikasi Cukai...
Iklan
Rencana Simplifikasi Cukai Rokok Masih Didiskusikan
Rencana penyederhanaan atau simplifikasi tarif cukai tembakau masih dalam tataran diskusi panjang dan belum akan ditetapkan dalam waktu dekat. Di samping manfaat dari sisi fiskal, manfaat keberadaan industri rokok untuk masyarakat juga menjadi pertimbangan perlu tidaknya simplifikasi diterapkan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS-Rencana penyederhanaan atau simplifikasi tarif cukai tembakau masih dalam tataran diskusi panjang dan belum akan ditetapkan dalam waktu dekat. Di samping manfaat dari sisi fiskal, manfaat keberadaan industri rokok untuk masyarakat juga menjadi pertimbangan perlu tidaknya simplifikasi diterapkan.
Pasalnya jumlah industri rokok di Tanah Air terus berkurang dari waktu ke waktu. Jika tahun 2007 masih ada sekitar 2.000 industri rokok maka saat ini jumlahnya kurang dari 500 buah. Padahal pabrik rokok, khususnya yang berskala kecil, banyak menyerap tenaga kerja.
“Isu kemarin ada simplifikasi layer, dari 10 layer mau ke 8 layer. Saya di Kementerian Perekonomian harus melihat seberapa besar manfaat industri (rokok) bagi masyarakat. Artinya, di samping pajak (cukai) juga tenaga kerja,” kata Asisten Deputi Pengembangan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Atong Soekirman.
Atong mengatakan hal itu kepada awak media di sela-sela Perayaan Ekspor Bentoel Group ke-16 miliar batang ke Asia Pasifik dan Timur Tengah, Selasa (27/8/2019), di Malang, Jawa Timur.
Hadir pada kesempatan ini, antara lain Presiden Komisaris Bentoel Group Hendro Martowardoyo dan Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Bea cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur II Koento Wijanarko.
Menurut Atong dampak simplikasi yang tidak terlalu matang akan berpengaruh terhadap jumlah perusahaan rokok. Bakal banyak perusahaan tutup dan terjadi pemutusan hubungan kerja pada karyawan. Karena itu, masalah ini masih menjadi bahan diskusi apakah simplifikasi jadi disegerakan atau tidak, atau butuh penyesuaian. Apalagi, saat ini ekonomi dunia sedang lesu, ada perang dagang antara Amerika dan China.
Total pasar sedang turun 7-8 persen. Kompetisi di antara merk rokok sangat sengit. (Atong Soekirman)
Pihak Kemenko Perekonomian sendiri melihat harus ada penyesuaian. “Dengan simplifikasi, secara fiskal, kami memang enak mengawasi. Tapi kita juga harus pikirkan apa manfaat keberadaan industri rokok itu bagi masyarakat, serapan tenaga kerja, kurangi pengangguran, juga pemerataan,” katanya.
Sejauh ini kontribusi cukai rokok untuk industri kelas menengah ke bawah mencapai 70 persen dari total cukai yang ada. Cukai sendiri menyumbang 0,9 persen anggaran pendapatan belanja negara.
Terkait kondisi industri rokok lokal saat ini, Hendro Martowardoyo menilai sedang tidak bagus. Total pasar sedang turun 7-8 persen. Kompetisi di antara merk rokok sangat sengit.
Ekspor
Pada kesempatan itu Bentoel memberangkatkan dua peti kemas rokok dengan jumlah 35,6 juta batang ke Hongkongdengan nilai Rp 17,8 miliar. Adapun untuk semester 1 Tahun 2019 Bentoel sudah mengekspor 3,8 miliar batang dengan nilai Rp 1,5 triliun.
Bentoel sendiri berhasil menembus 19 negara tujuan ekpor, antara lain Singapura, Malaysia, Taiwan, Hongkong, Jepang, Korea, Australia, Selandia Baru, Afganistan, dan Uni Emirat Arab. Menurut Hendro ekspor Bentoel ke-19 negara telah memberikan sumbangan bagi negara sebesar Rp 5,8 triliun sejak 2016 hingga Juni 2019.
Menurut Hendro pihaknya berusaha menggunakan tembakau lokal hingga 90 persen untuk pasar domestik. Alasanya untuk membantu petani. Adapun untuk pangsa pasar ekspor, dengan pertimbangan selera pasar, maka prosentase tembakau lokal mencapai 25-30 persen dan akan terus ditingkatkan porsinya.
Atong Seokirman sendiri menyambut baik ekspor rokok oleh Bentoel karena hal itu bisa mengurangi defisit neraca perdagangan. “Kita tahu bahwa neraca perdagangan pernah defisit 8,7 miliar dollar. Sekarang Januari-Juni 1,9 miliar dollar. Dengan adanya ekspor kita harapkan akan memangkas defisit. Ini momentum penting di mana industri kita dorong ekspornya,” katanya.