Unjuk Rasa di Deiyai Ricuh, Satu Anggota TNI Gugur
›
Unjuk Rasa di Deiyai Ricuh,...
Iklan
Unjuk Rasa di Deiyai Ricuh, Satu Anggota TNI Gugur
Unjuk rasa menolak persekusi dan ujaran rasis pada mahasiswa Papua di Surabaya masih berlanjut di Kabupaten Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019). Unjuk rasa berujung ricuh. Satu anggota TNI Angkatan Darat gugur dan lima aparat keamanan lainnya terluka.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS- Unjuk rasa menolak persekusi dan ujaran rasis pada mahasiswa Papua di Surabaya masih berlanjut di Kabupaten Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019). Unjuk rasa berujung ricuh. Satu anggota TNI Angkatan Darat gugur dan lima aparat keamanan lainnya terluka.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, kericuhan terjadi sekitar pukul 15.00 WIT. Massa yang berjumlah sekitar 1.000 orang memaksa masuk ke kantor Bupati Deiyai. Mereka menuntut referendum bagi Papua karena tak terima aksi kekerasan disertai rasisme atas mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
Aparat keamanan yang berupaya mencegah massa terkena lemparan batu dan panah. Sersan Dua Rikson gugur dalam tugas. Diduga Rikson terkena senjata tajam. Sementara dua anggota TNI Angkatan Darat dan tiga anggota polisi terluka.
Sersan Dua Rikson gugur dalam tugas. Diduga Rikson terkena senjata tajam.
Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Cpl Eko Daryanto saat dikonfirmasi membenarkan adanya insiden penyerangan aparat keamanan di Deiyai. "Saat ini jenazah Serda Rikson dan lima aparat keamanan yang terluka dievakuasi ke Nabire dengan mobil," tutur Eko.
Ia menuturkan, insiden di Deiyai menunjukkan bahwa unjuk rasa tak murni lagi untuk memprotes masalah kekerasan dan ujaran rasis bagi mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang. Ada paksaan pada Bupati Deiyai Ateng Edowai untuk menandatangani petisi referendum bagi Papua. Namun, bupati menolak permintaan massa.
"Terbukti unjuk rasa di Deiyai ditunggangi aksi separatis. Mereka ingin memanfaatkan unjuk rasa untuk menuntut referendum, " tegas Eko.
Ia menegaskan, situasi keamanan di Deiyai telah kondusif sejak pukul 16.00 WIT. Namun, pihak Kodam XVII Cenderawasih telah menetapkan status keamanan siaga satu di Deiyai. "Saat ini kami masih menelusuri adanya informasi hilangnya beberapa pucuk senjata milik anggota kami saat pengamanan kantor bupati, " tambahnya.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Rudolf Albert Rodja mengakui terjadinya insiden tersebut. Namun, dirinya belum dapat memberikan informasi lengkap kejadian tersebut karena masih memantau situasi keamanan di Deiyai.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjo dalam kunjungan ke Jayapura pada Selasa (27/8/2019) kemarin menyatakan TNI dan Polri menjamin keamanan di seluruh Papua pascaunjuk rasa memprotes aksi kekerasan disertai ujaran rasis.
"Kami akan menempuh dua langkah untuk menjaga situasi ke di Papua tetap kondusif yakni dialog bersama seluruh pihak dan upaya penegakan hukum terkait insiden di Malang dan Surabaya serta aksi anarkis di Manokwari dan Timika, " tutur Tito.