Pengembangan MRT Jakarta Tetap Diteruskan meski Ibu Kota Pindah
›
Pengembangan MRT Jakarta Tetap...
Iklan
Pengembangan MRT Jakarta Tetap Diteruskan meski Ibu Kota Pindah
Tidak ada perubahan pengembangan proyek angkutan massal di Jakarta. Meskipun pemerintah berencana memindahkan ibu kota negara, pengembangan moda raya terpadu atau MRT Jakarta tetap akan diteruskan.
Oleh
AYU PRATIWI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun pemerintah berencana memindahkan ibu kota negara, pengembangan moda raya terpadu Jakarta tetap akan diteruskan. Proses pembangunan MRT fase dua hingga sekarang masih berlangsung tepat waktu dan ditargetkan selesai pada 2024.
Sejak beroperasi pada April 2019, jumlah penumpang bulanan berkisar 72.695-93.165 orang per hari. Jumlah itu dipastikan meningkat 100.000 penumpang per hari pada akhir 2019. MRT Jakarta menyiapkan sejumlah strategi untuk mendongkrak jumlah penumpang.
Salah satu strategi yang disiapkan adalah memastikan akses menuju stasiun MRT nyaman. Paling tidak, di kawasan yang berada dalam radius 500 meter sekitar stasiun MRT nyaman dilalui pejalan kaki dan pesepeda. ”Kami ingin meningkatkan akses pejalan kaki dan pesepeda. Integrasi bukan hanya dengan bus Transjakarta, tetapi juga dengan pejalan kaki dan pesepeda," ucap Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, saat jumpa pers di kawasan Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Ketika berbelok dari Jalan Fatmawati, misalnya, tidak semua jalan menyediakan trotoar karena luas jalannya yang sempit. Di sejumlah jalan kecil sekitar Stasiun MRT Cipete Raya, misalnya, sisi kiri jalan kecil dicat dengan warna hijau dan ditandai bahwa itu jalur khusus pejalan kaki dan kendaraan bermotor harus mengontrol kecepatannya.
”Kalau jalannya besar, maka akan dibangun trotoar dan jalur khusus sepeda. Ini akan dijalankan bersama dinas bina marga,” ujar William. Ke depan, tempat parkir sepeda juga akan disediakan di sekitar stasiun MRT. Penumpang dapat meletakkan dan mengunci sepedanya di tempat itu dengan membawa rantai dan gembok sendiri.
Selain itu, MRT Jakarta dan pihak terkait menyiapkan lokasi khusus yang berfungsi sebagai tempat penumpang naik atau turun dari kendaraan pribadi ataupun taksi dan ojek daring (online). Tempat tersebut dinamakan transit plaza.
Saat ini fasilitas tersebut baru tersedia di Stasiun Lebak Bulus. Hingga dua bulan ke depan, menurut rencana, setiap sore akan ada pertunjukan musik di lokasi itu. Tujuannya untuk menarik perhatian dan menyosialisasikan fungsi tempat itu kepada warga dan pengendara transportasi online.
Sekretaris PT MRT Jakarta M Kamaluddin menambahkan, transit plaza juga akan disediakan di stasiun MRT lain sesuai kebutuhan. Saat ini pihaknya masih mencari lahan di sekitar stasiun yang bisa digunakan untuk kebutuhan itu. Sementara itu, lokasi parkir kendaraan penumpang atau park and ride tersedia di Stasiun MRT Lebak Bulus dan Fatmawati. Ada pula tempat tunggu atau shelter ojek daring di Stasiun MRT Dukuh Atas.
Komitmen MRT
William juga memastikan proses perbaikan layanan dan fasilitas MRT, serta konstruksi rute lainnya akan terus berjalan meski fungsi Jakarta sebagai ibu kota bakal dialihkan ke Kalimantan Timur. ”Pemindahan ibu kota tidak mengubah komitmen kami untuk tetap mengembangkan MRT Jakarta. MRT tetap menjadi bagian utama urban regeneration Jakarta. Proses konstruksi akan terus berjalan,” ujar William.
Ia optimistis konstruksi MRT fase dua dengan rute Bundaran HI, Jakarta Pusat, hingga kawasan Kota, Jakarta Utara, selesai pada Desember 2024. ”Sampai sekarang, kita masih on time,” kata William.
Untuk konstruksi MRT fase tiga dengan rute Kalideres, Jakarta Barat, hingga Menteng, Jakarta Pusat, William mengungkapkan, donor utama konstruksi MRT, yakni Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menyatakan komitmennya mendukung pembangunan MRT fase tiga. Namun, mekanisme skema pendanaan itu masih dalam proses diskusi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.