Tiba di Palembang, Jenazah Serda Rikson Akan Dimakamkan di TMP Prabumulih
›
Tiba di Palembang, Jenazah...
Iklan
Tiba di Palembang, Jenazah Serda Rikson Akan Dimakamkan di TMP Prabumulih
Jenazah anggota TNI, korban kerusuhan di Kabupaten Deiyai, Papua, Sersan Dua Rikson Edi Chandra (38), tiba di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (29/8/2019) malam.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Jenazah anggota TNI, korban kerusuhan di Kabupaten Deiyai, Papua, Sersan Dua Rikson Edi Chandra (38), tiba di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (29/8/2019) malam. Jenazah Rikson akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Prabumulih, Jumat. Karena gugur dalam tugas, Rikson menerima kenaikan pangkat satu tingkat.
Jenazah Rikson tiba di Bandara SMB II Palembang dengan menggunakan maskapai Garuda Indonesia GA114 PK-GNN pada pukul 18.34 dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Kedatangan jenazah disambut dengan upacara militer dan dipimpin langsung oleh Kepala Staf Kodam II/Sriwijaya Brigadir Jenderal Syafrial.
Rikson merupakan anggota dari Batalyon Kavaleri (Yonkav) V Serbu, Karang Endah, Muara Enim. Syafrial menerangkan, Rikson ditugaskan ke Papua dalam rangka melaksanakan tugas operasi satuan tugas teritorial untuk memperkuat pasukan yang ada di wilayah timur. Ada 85 personel dari Kodam II/Sriwijaya yang dikirim dalam operasi tersebut.
Ke-85 anggota TNI tersebut ditugaskan di tiga Kodam, yakni Kodam XVI/Pattimura, Kodam XVII/Cendrawasih, dan Kodam XVIII/Kasuari. ”Mereka berangkat sejak dua bulan lalu dan akan bertugas selama satu tahun,” kata Syafrial.
Ketika melaksanakan tugas, mereka tidak dibekali senjata. Senjata akan diberikan di Komando Distrik Militer (Kodim) masing-masing. Itu karena mereka ditugaskan bukan dalam rangka untuk pertempuran, tetapi untuk memperkuat Kodam yang kekurangan personel.
Mereka tidak dibekali senjata.
Syafrial menerangkan, Rikson ditugasi mengamankan unjuk rasa di Kabupaten Deiyai, Papua. Unjuk rasa dipicu tindakan rasis pada mahasiswa di Surabaya dan Malang yang menimbulkan gelombang ujung rasa di banyak daerah di Papua dan Papua Barat.
Tidak disangka unjuk rasa di Deiyai berubah menjadi ricuh. Aparat diserang. Korban mengalami luka di bagian kepala karena terkena panah tradisional dan parang, dan meninggal.
Syafrial menyesalkan unjuk rasa tersebut berakhir pada kerusuhan. Pasalnya, aparat telah bersikap persuasif. Sebab, saat itu, Rikson tidak menggunakan senjata. ”Anggota kami diimbau bersikap persuasif, tetapi pengunjuk rasa menjadi brutal,” katanya.
Syafrial mengingatkan anggotanya, terutama yang bertugas di Papua, untuk lebih berhati-hati. Jenazah Rikson akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa Prabumulih, Jumat (30/8/2019). Karena gugur dalam tugas, Riskan akan menerima kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Sersan satu Anumerta.
Kerabat korban, Reny Puspa Sari (37), hanya bisa menangis melihat jenazah kerabatnya masuk ke dalam ambulans. Jenazah akan langsung dibawa ke rumah duka di Prabumulih.
Kabar mengenai kematian korban baru ia terima pada Kamis siang. Reny mengatakan, dalam kesehariannya, Rikson merupakan sosok yang baik, ceria dan tegas. "Saya tidak menyangka yang menjadi korban kerusuhan adalah kerabat kami," ungkapnya.
Rikson meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak. Semua keluarganya sudah berada di Karang Endah, Muara Enim, kediaman korban, sekitar 15 kilometer dari Prabumulih. Mereka menyambut kedatangan jenazah termasuk orangtua korban yang datang dari Jambi.