Popularitas Jair Bolsonaro Belum Terpengaruh Kebakaran Amazon
BRASILIA, JUMAT - Dunia internasional mengecam kelambanan Presiden Brasil Jair Bolsonaro dalam menangani kebakaran Hutan Amazon sepanjang 2019. Akan tetapi, popularitas Bolsonaro di dalam negeri tampaknya belum terlalu terpengaruh.
Setidaknya 80.000 titik api terdeteksi di Amazon yang menjadi “paru-paru dunia” sejak awal tahun 2019.
Kepala Konsultan Capital Politico, Brasil, Leonardo Barreto, mengatakan, sebuah jajak pendapat pada pekan ini menemukan, hampir 60 persen warga Brasil menilai Pemerintahan Bolsonaro telah melakukan pekerjaan yang baik. “Hal ini mengindikasikan mereka masih memercayai Bolsonaro,” ujarnya, Jumat (30/8/2019).
Setelah ditekan secara internasional, Bolsonaro akhirnya mengirim dua pesawat Hercules C-130 dan menempatkan pasukan militer untuk membantu memadamkan api di Amazon pada pekan lalu.
Bolsonaro telah membantah tudingan bahwa kebakaran terjadi secara sengaja oleh spekulan tanah dan petani. Meskipun begitu, ia pernah menyatakan perlindungan hutan telah mengganggu pertumbuhan ekonomi Brasil.
Kelompok negara maju melalui G7 telah menawarkan bantuan senilai 22 juta dollar AS untuk mengirim pesawat pemadam. Bolsonaro menolak mentah-mentah tawaran tersebut karena berseteru dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang menuding ia sebagai pembohong terkait kebijakan bidang lingkungan.
Baca juga : Kebakaran Amazon Dipicu Deforestasi
Bolsonaro menyatakan bantuan tersebut merupakan upaya negara kolonial untuk mengintervensi kedaulatan Brasil. Padahal, Brasil sebenarnya memang membutuhkan pendanaan dan peralatan untuk memadamkan api.
“Ironisnya, krisis saat ini mungkin telah meningkatkan popularitas Bolsonaro karena ada nasionalisme terhadap ancaman pengambilalihan kontrol Amazon oleh asing,” ujar mantan Menteri Perdagangan Luar Negeri Brasil, Welber Barral.
Mayoritas warga Brasil dari seluruh aliran politik meyakini Amazon kaya akan mineral yang belum diketahui, seperti emas dan niobium. Negara-negara asing dianggap mengidam-idamkan mineral-mineral itu.
Kepercayaan tersebut membuat Brasil kerap curiga atas keberadaan negara asing di Amazon. Bahkan, hal ini juga terjadi pada organisasi non-pemerintah di bidang perlindungan lingkungan dan suku-suku pribumi.
Popularitas Bolsonaro di dalam negeri memang masih tinggi. Tetapi, sejumlah pengamat dan politisi berpendapat popularitas dapat berubah jika sanksi perdagangan dan boikot dari negara lain mulai memengaruhi perekonomian Brasil yang sudah kadung lemah.
Para ekonom memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Brasil akan turun menjadi 0,8 persen pada 2019.
Gubernur Pará, Helder Barbalho menuturkan, Bolsonaro belum memulihkan perekonomian Brasil sejak menjabat, sedangkan kebakaran Amazon telah merusak citra Brasil di dunia sehingga akan berpengaruh pada perekonomiannya. Adapun Pará merupakan provinsi di Brasil yang mengalami kebakaran paling intens.
“Jika pasar internasional tertutup bagi produk pertanian Brasil, kami akan menghadapi skenario ekonomi yang lebih serius. Pemerintah saat ini telah menunda-nunda untuk mengambil kebijakan yang penting,” ujar Barbalho, merujuk pada kelambanan penanganan kebakaran Amazon.
Sejumlah negara telah mengancam akan memberikan sanksi dan konsumen mulai menyuarakan boikot produk-produk Brasil. Perusahaan VF Corporation asal Amerika Serikat yang menaungi merek Timberland, Vans, dan North Face menyatakan tidak akan membeli kulit jadi dari Brasil.
Sejumlah negara mengancam akan memberikan sanksi dan konsumen mulai menyuarakan boikot produk-produk Brasil
Norwegia telah menunda dana sumbangan untuk Amazon Fund dan mengimbau perusahaan-perusahaan di Brasil untuk tidak terlibat deforestasi. Bank terbesar negara-negara Nordik, Bank Norde, mengumumkan penundaan pembelian obligasi dari Pemerintah Brasil. Sejumlah investor Eropa juga menyatakan rasa prihatin atas kebakaran Amazon.
Upaya Bolsonaro
Setelah menolak bantuan G7, Bolsonaro mencari dukungan negara tetangga untuk mengatasi kebakaran Hutan Amazon. Dalam pernyataan bersama, Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan Presiden Chile Sebastian Pinera menyampaikan negara-negara di kawasan Amerika Latin, kecuali Venezuela, akan bertemu di Leticia, Colombia, pada 6 September 2019.
“Tantangan lingkungan harus dihadapi dengan tetap menghormati kedaulatan nasional. Setiap negara harus memiliki kendali atas penggunaan sumber daya alam mereka secara rasional dan berkelanjutan, sejalan dengan kewajiban lingkungan dan kebutuhan warga negara mereka, termasuk masyarakat adat,” bunyi pernyataan, Rabu (30/8/2019).
Bolsonaro kembali menyatakan dirinya tetap terbuka atas bantuan asing. Anaknya, politisi Eduardo Bolsonaro akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump membahas bantuan yang dapat diberikan AS.
Selain itu, Bolsonaro mengeluarkan peraturan melarang pembakaran untuk membersihkan lahan secara legal, kecuali untuk tujuan tertentu bagi suku pribumi, selama 60 hari. Larangan ini bertepatan dengan musim kemarau ketika kebakaran sering terjadi.
Warga Brasil yang berada di sekitar lokasi kebakaran mengalami masalah pernapasan, seperti di Porto Velho. “Larangan tersebut seharusnya dibuat dari dulu,” ujar Waldeglace Sousa Mota, seorang pegawai bandara di Porto Velho. (Reuters/AP)