Pelatih tim nasional bola basket Indonesia Rajko Toroma berupaya keras membentuk tim terbaik menuju SEA Games 2019. Pada Kamis (29/8/2019), pelatih asal Serbia yang akrab disapa Toro itu menguji strategi dan kualitas pemain melalui uji coba laga antara timnas Indonesia dan Hangtuah. Laga yang bergulir di GBK Arena, Senayan, itu berakhir dengan kemenangan timnas, 55-53.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelatih tim nasional bola basket Indonesia Rajko Toroma berupaya keras membentuk tim terbaik menuju SEA Games 2019. Pada Kamis (29/8/2019), pelatih asal Serbia yang akrab disapa Toro itu menguji strategi dan kualitas pemain melalui uji coba laga antara timnas Indonesia dan Hangtuah. Laga yang bergulir di GBK Arena, Senayan, itu berakhir dengan kemenangan timnas, 55-53.
Toro menuturkan, uji coba pertandingan ini merupakan bagian dari pembentukan timnas terbaik Indonesia.
”Sebelumnya kami punya satu tim dengan permainan yang cukup bagus. Tim kedua ini sedikit lebih lambat. Tetapi, yang terpenting adalah mereka bisa memahami sistem baru yang kami terapkan dalam permainan,” ujar Toro.
Sebanyak 30 pemain dipanggil untuk berlatih dengan timnas. Tim terbagi dua berdasarkan kemampuan dan kondisi fisik mereka. Menurut Toro, kedua tim menjalani uji coba pertandingan di dalam negeri dan luar negeri untuk melihat progres permainan mereka. Sebanyak 14 pemain terbaik akan membela Indonesia di SEA Games.
Kemarin, uji coba diikuti 16 pemain timnas, antara lain Kevin Yonas, Adhi Pratama Prasetyo Putra, Vincent Rivaldy Kosasih, Valentino Wuwungan, dan Andre Rorimpandey. Toro menuturkan, beberapa pemain kurang familiar dengan sistem baru yang diterapkan oleh tim. Sistem baru yang diterapkan Toro lebih menekankan pada upaya menyerang dan mengumpan bola.
Adhi Pratama, misalnya, merupakan pemain dengan teknik yang sangat bagus. Namun, dia masih berjuang untuk beradaptasi dengan sitem permainan. Oleh karena itu, dalam uji coba pertandingan, menurut Toro, permainan Adhi masih belum sesuai harapan.
”Pertama, Adhi baru sembuh cedera. Kedua, dia tidak cukup latihan. Setelah berlatih, fisiknya juga tidak dalam level terbaik,” ujar Toro.
Menurut Toro, mempunyai pemain dengan keterampilan yang baik penting, tetapi penting juga untuk memiliki pemain yang bisa menyatu dengan sistem permainan dan bekerja sama dengan pemain lainnya.
Hal itu penting karena timnas Indonesia akan kedatangan pemain basket asing. ”Siapa pun yang bermain dengan kami, tidak akan bisa maksimal kalau kami tidak siap,” ujarnya.
Pelatih berusia 64 tahun itu mengakui bahwa pemain Indonesia masih berjuang untuk beradaptasi dengan sistem baru. Namun, hal itu bukanlah persoalan yang besar karena seiring berjalannya waktu, permainan atlet semakin baik.
Selanjutnya, tim basket Indonesia akan berlaga di Taiwan dan Serbia. Sebanyak 14 pemain terbaik yang lolos seleksi akan mewakili Indonesia di SEA Games.
Adhi mengatakan, kondisi fisiknya belum sempurna. ”Sekarang sudah 80 persen. Saya sempat berlatih intensif dengan Pelita Jaya, sudah bisa lari. Jadi sudah fit lagi,” kata pemain yang pernah mengalami cedera tulang rawan ini.
Meski kondisi fisiknya belum seratus persen prima, Adhi antusias karena diajak bergabung dengan pelatnas. Apalagi, timnas dipimpin pelatih baru asal Serbia. Menurut dia, sistem latihan dan permainan yang diterapkan Toro dapat menunjang penampilan timnas basket Indonesia.
”Dengan pola yang tadi dijalani, saya yakin permainan kita bisa meningkat. Pergerakan bola kami sekarang lebih jalan. Tahun-tahun sebelumnya, kekurangan kami adalah laju bola kurang cepat. Sekarang, permainan jadi lebih banyak perpindahan,” ujar Adhi.
Adhi menilai, dengan materi timnas yang ada sekarang ditambah kehadiran pemain asing asal Amerika Serikat, Denzel Bowles, dia semakin optimistis menghadapi SEA Games 2019. ”Belajar dari SEA Games sebelumnya, kami kalah beberapa bola. Saya yakin bisa lebih baik,” katanya.