DPRD NTT Anyar Dituntut Berkontribusi Entaskan Warga dari Kemiskinan
›
DPRD NTT Anyar Dituntut...
Iklan
DPRD NTT Anyar Dituntut Berkontribusi Entaskan Warga dari Kemiskinan
Sebanyak 65 anggota DPRD Nusa Tenggara Timur dilantik di Kupang, Selasa (3/9/2019). Sebanyak 12 orang di antaranya adalah perempuan. Mereka didorong bekerja keras menyejahterakan NTT.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sebanyak 65 anggota DPRD Nusa Tenggara Timur dilantik di Kupang, Selasa (3/9/2019). Sebanyak 12 orang di antaranya adalah perempuan. Mereka dituntut bekerja keras membawa NTT keluar dari status miskin ketiga nasional.
Pelantikan dilakukan dalam rapat paripurna khusus yang dipimpin Ketua DPRD periode 2014-2019 Anwar Pua Geno. Hadir dalam kesempatan ini Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur Joseph Nae Soi. Ada juga perwakilan Konsulat Jenderal Timor Leste, KPU daerah dan Bawaslu NTT, serta tokoh agama hingga para pemimpin partai politik.
Laiskodat mengatakan, hampir setahun memimpin NTT, dirinya punya sejumlah pengalaman bersama DPRD sebelumnya. Salah satunya, perdebatan soal anggaran dan sejumlah persoalan terkait pembangunan di NTT.
”Politik itu memang selalu memiliki kaitan dengan debat dan argumen, tetapi pada akhirnya selalu bermuara pada kepentingan masyarakat. Karena itu, sifat politik itu selalu keras, tetapi tetap cair manakala kita menempatkan pada porsi yang tepat. Sebagai provinsi termiskin ketiga, kita tidak bisa bekerja biasa-biasa,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia berharap, anggota DPRD yang baru dilantik harus bekerja serius, kerja keras, dan kerja cerdas. NTT tidak bisa dipimpin dengan gaya biasa-biasa, tetapi harus luar biasa. Jangan selalu bersikap apatis membangun daerah ini. Ia berjanji, jika memimpin sampai 2023, bersama DPRD saat ini dirinya akan membuat lompatan-lompatan baru demi kemajuan NTT.
”Saya tidak mau provinsi ini dilayani dengan sistem dan cara kerja yang datar. Kemiskinan jangan diratapi, tetapi mari kita bangkit bersama membangun daerah ini dan keluar dari predikat miskin,” ujar Laiskodat.
Salah satu lokomotif pembangunan di daerah ini adalah pariwisata. Sektor ini mampu mendongkrak NTT meraih sukses 10-15 tahun yang akan datang. Apabila hanya bertumpu pada pertanian dan perkebunan, diperkirakan butuh 50 tahun lagi untuk menghilangkan status provinsi miskin ketiga.
Anggota DPRD periode 2019-2024, Ana Waha Kolin, mengatakan siap bekerja mewujudkan harapan-harapan masyarakat. Beberapa di antaranya menuntaskan kasus perdagangan orang ke luar negeri, lowongan kerja, kemiskinan, dan rendah sumber daya masyarakat.
”Tetapi, jangka pendek, kita akan perjuangkan air bersih, listrik, dan pekerjaan yang layak bagi pencari kerja. Ini masalah klasik dari tahun ke tahun dan dari periode ke periode, tetapi kita tidak bisa menyerah. Harus kerja dengan berbagai cara mengatasi hal ini,” kata Ana.