logo Kompas.id
Presiden Menantang Pakar Hukum...
Iklan

Presiden Menantang Pakar Hukum Tata Negara

Masalah hukum berlapis-lapis dan kerap tumpang-tindih menjadi rahasia umum di negara ini. Akibatnya, kelambatan bergerak sering terjadi di pemerintahan. Diperlukan terobosan untuk mengatasi hal ini.

Oleh
NINA SUSILO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/W4UZCb6MAOq-SO7p2wfDu6rH04A=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190902WAK9silo_1567426394.jpg
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Presiden Joko Widodo didampingi (dari kiri ke kanan) ahli Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara (APHTN) Mahfud MD, Menkum HAM Yasonna Hamonangan Laoly, dan Seskab Pramono Anung memukul tifa dalam pembukaan Konferensi Hukum Tata Negara VI di Istana Negara Jakarta, Senin (2/9/2019). Melalui kegiatan itu, Presiden berharap para peserta konferensi bisa mengkaji respons hukum tata negara dan administrasi negara dalam mengimbangi dinamika serta perubahan dunia yang berjalan cepat.

JAKARTA, KOMPAS — Masalah hukum berlapis-lapis dan kerap tumpang-tindih menjadi rahasia umum di negara ini. Akibatnya, kelambatan bergerak sering terjadi di pemerintahan. Diperlukan terobosan untuk mengatasi hal ini.

Presiden Joko Widodo menyampaikan kerap terjadi aturan perundangan malah menjerat pemerintah. Banyak keputusan dan perubahan tak bisa dilakukan secara cepat karena terhambat aturan.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000