Sonia Wibisono dan Chelsea Islan Kampanye Pentingnya Pemeriksaan Rutin
›
Sonia Wibisono dan Chelsea...
Iklan
Sonia Wibisono dan Chelsea Islan Kampanye Pentingnya Pemeriksaan Rutin
Dokter kecantikan Sonia Wibisono dan pesohor Chelsea Islan mengajak perempuan untuk memeriksakan payudara secara rutin guna mencegah kanker payudara. Pada Oktober 2019, mereka bakal berkolaborasi dengan Lovepink Indonesia untuk meningkatkan kesadaran perempuan akan risiko kanker payudara.
Oleh
Fajar Ramadhan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kesadaran perempuan untuk memeriksakan payudara secara rutin sangat penting agar dapat mencegah kanker payudara. Pemeriksaan rutin ini tak hanya dianjurkan bagi mereka yang secara genetik berpotensi terserang kanker payudara tetapi bagi seluruh perempuan.
Berdasarkan data Globocan 2012, sebanyak 38 dari 100.000 perempuan Indonesia menderita kanker payudara.
Anjuran perempuan untuk memeriksakan diri secara rutin itu salah satunya disampaikan oleh dokter kecantikan Sonia Wibisono. Dia mengajak perempuan yang secara genetik berpotensi terserang kanker payudara untuk melakukan pemeriksaan ultrasonography (USG) setiap tahun.
Tak hanya perempuan yang secara genetik berpotensi terserang, dia juga menganjurkan hal yang sama pada mereka yang tanpa risiko genetik.
Untuk perempuan berusia di bawah 40 tahun tanpa risiko genetik diharapkan tetap memeriksakan diri setiap 2 tahun sekali. Adapun untuk perempuan berusia di atas 40 tahun dianjurkan melakukan momogram setahun sekali.
“Jadi jangan cuma pap smear, tapi USG dan momogram juga penting dilakoni. Sebab, deteksi sejak dini penting agar pengobatannya bisa tuntas dan dapat membantu memperpanjang usia,” ujar Sonia dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas di Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Mengacu pada laporan World Health Organization (WHO) pada 2018, sebanyak 6,6 persen pasien di dunia meninggal akibat kanker payudara. Sonia khawatir melihat banyaknya penderita yang meninggal tersebut. Padahal kanker payudara masih bisa diobati jika terdeteksi lebih dini.
“Sangat baik apabila kita bisa meningkatkan pemahaman pentingnya mencegah dan melakukan deteksi dini secara regular,” ujarnya.
Kenangan ibu
Sonia terus mengingatkan perempuan agar memeriksakan diri secara rutin karena dia tak ingin perempuan lain bernasib seperti ibunya yang meninggal karena kanker payudara pada 1998.
"Bisa jadi karena faktor genetik, almarhum mengalami jenis kanker yang ganas. Almarhum meninggal dunia akibat rusaknya otot jantung karena kemoterapi," ungkapnya.
Sonia mengakui, gaya hidup ibunya memang cenderung tidak sehat dan kerap terpapar asap rokok. Almarhum juga kerap mengonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet. Ia menduga, faktor tersebut yang memicu munculnya kanker payudara pada ibunya.
"Belajar dari pengalaman ini, saya mengimbau kepada perempuan-perempuan Indonesia untuk selalu rajin dan rutin memeriksa payudaranya,” ujarnya.
Kampanye
Imbauan ke perempuan tersebut akan lebih diintensifkan oleh Sonia bersama koleganya, pesohor, Chelsea Islan, pada Oktober 2019. Sebab, pada bulan tersebut, mereka akan berkolaborasi dengan Lovepink Indonesia untuk mengampanyekan deteksi dini kanker payudara.
“Saya, Sonia dan Airyn Tanu (pengusaha perhiasan berlian) akan membuat pendant dari batu safir berwarna pink dan hasilnya akan diberikan untuk edukasi bahaya kanker payudara dan juga memberikan fasilitas pengecekan momogram. Kita jual pendant untuk amal dan edukasi kanker payudara,” jelas Chelsea.
Sebagai organisasi nirlaba, Lovepink ingin membantu menyelamatkan lebih banyak masyarakat Indonesia dari kanker payudara.
Pada Oktober nanti, mereka akan menggelar jalan santai dan lari maraton bertajuk "Indonesia Goes Pink 2019".
Menurut Chelsea, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara adalah dengan rutin berolahraga. Setidaknya, bisa dilakukan selama tiga jam perminggu.
Sonia juga berharap, ajang jalan santai dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara. Selama ini, olahraga dinilai penting untuk meredam stres. Sebab, stres menjadi salah satu faktor pemicu munculnya kanker payudara.
Indonesia goes pink
Tahun ini, ada tiga kegiatan yang menjadi rangkaian acara “Indonesia Goes Pink”. Pertama, acara jalan santai dan karnaval bertajuk "Passion Pink Walk and Carnival" yang akan diadakan pada 6 Oktober 2019. Dalam kegiatan ini, peserta akan diajak untuk bersama-sama berlari dari Plaza Indonesia menuju Sarinah, kemudian kembali lagi ke Plaza Indonesia.
Acara kedua adalah "Pink Pop Up Market" yang diselenggarakan pada 19-20 Oktober 2019 di Warehouse Plaza Indonesia. Acara ini akan diisi dengan bincang-bincang dengan para dokter, pemeriksaan deteksi dini dengan USG, sesi hiburan bagi para penyintas dan lainnya.
Tahun ini, Lovepink juga mengajak berlari maraton sejauh 42,2 kilometer. Jarak puluhan kilometer itu tidak harus ditempuh dalam batas waktu tertentu tetapi partisipan boleh mencicilnya setiap hari.
Tak cuma itu, mereka juga bisa berlari secara beregu dengan jumlah anggota dua atau empat orang. Dengan begitu, jarak total maraton yang berjumlah 42,2 kilometer bisa dibagi dengan anggota lain yang ada di dalam regu tersebut.