Sebanyak 311 pendulang emas tambang tradisional di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Papua, mengungsi ke Kabupaten Boven Digoel selama dua hari terakhir. Mereka menghindari serangan dari sekelompok orang.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 311 pendulang emas tambang tradisional di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Papua, mengungsi ke Kabupaten Boven Digoel selama dua hari terakhir. Mereka menghindari serangan dari sekelompok orang di lokasi tambang tersebut.
Kepala Kepolisian Resor Boven Digoel Ajun Komisaris Besar Samsul Rizal, saat dihubungi dari Jayapura, Rabu (4/9/2019) malam, membenarkan informasi tersebut. Sebanyak 311 warga itu melarikan diri dengan menggunakan perahu motor dan tiba Tanah Merah, ibu kota Boven Digoel, sejak Selasa kemarin.
Diperkirakan, masih terdapat 500 pendulang di lokasi-lokasi tersebut.
”Terdapat tiga warga dalam kondisi luka dan sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit setempat,” ujar Samsul. Kepolisian pun telah mengambil keterangan dari sejumlah pendulang yang melihat langsung insiden penyerangan dari kelompok tersebut.
Dari hasil pemeriksaan sementara, lanjut Samsul, terdapat beberapa lokasi tambang dan jaraknya sangat jauh. Diperkirakan, masih terdapat 500 pendulang di lokasi-lokasi tersebut. ”Ke-311 pendulang ini rata-rata berasal dari luar Papua. Sebagian besar pendulang ini telah berada di sejumlah paguyuban masyarakat dari kampung halamannya,” tutur Samsul.
Ia menambahkan, tim dari TNI bersama Polri akan meninjau lokasi kejadian tersebut dengan helikopter. Tim juga berupaya membuktikan kebenaran informasi adanya korban jiwa akibat penyerangan oleh sekelompok orang tersebut sekaligus penyelidikan peristiwa itu.
Dari data yang dihimpun Polres Asmat, 10 polisi sementara dalam perjalanan ke lokasi kejadian. Pihak Polres Asmat pun telah menghubungi salah seorang pendulang emas yang selamat dari insiden penyerangan tersebut via telepon satelit.
Pendulang itu mengaku melihat lima orang yang tewas karena dipanah pada Minggu (1/9/2019) sekitar pukul 17.00 WIT. Saat ini, diduga pendulang itu bersama sekitar 200 pendulang lain tengah bersembunyi di hutan sekitar lokasi tambang.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, saat ditemui di Pangkalan Udara Silas Papare Jayapura, menyatakan, pihaknya bersama TNI telah menerjunkan tim untuk mengevakuasi semua pendulang di sejumlah lokasi tambang tradisional di Yahukimo. Polisi juga akan menindak para pelaku.
”Kami telah berkoordinasi dengan TNI terkait masalah di Yahukimo. TNI telah menyediakan helikopter untuk proses evakuasi jika terdapat korban jiwa di lokasi tersebut,” kata Tito.