Angkat Potensi Lokal, Kunci di Tengah Gempuran Komik dan Animasi Impor
›
Angkat Potensi Lokal, Kunci di...
Iklan
Angkat Potensi Lokal, Kunci di Tengah Gempuran Komik dan Animasi Impor
Festival Komik dan Animasi Nasional ke-10 digelar di Jambi, 4-8 September 2019. Acara ini diharapkan dapat merangsang kreator untuk menghasilkan karya komik atau animasi dengan basis potensi lokal.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Festival Komik dan Animasi Nasional ke-10 di Jambi selama lima hari, 4-8 September 2019. Acara ini diharapkan dapat merangsang kreator untuk menghasilkan karya komik atau animasi dengan basis potensi lokal.
Festival Komik dan Animasi Nasional (FKAN) adalah kelanjutan dari Pekan Komik dan Animasi Nasional (PKAN), ajang dua tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak 1998.
Ajang ke-10 ini diselenggarakan di Tempoa Art Gallery, Kota Jambi, dan dibuka langsung oleh Direktur Kesenian Kemdikbud Restu Gunawan, Rabu (4/9/2019) malam.
Restu menyampaikan, FKAN ke-10 mengangkat tema ”Alih Wahana Cerita dan Karakter Berbasis Potensi Lokal” dengan titik berat potensi lokal Jambi.
Tema ini diambil karena Jambi memiliki kekayaan alam, budaya dan sejarah penting seperti Gunung Kerinci, Sungai Batanghari, hingga Suku Anak Dalam yang dapat diangkat ke dalam komik dan animasi.
”Dengan memilih Jambi sebagai tuan rumah diharapkan dapat mendorong animator dan kreator lain untuk berkarya. Ke depan, komik dan animasi akan menjadi lahan yang sangat penting dalam mengembangkan industri kreatif hingga pendidikan karakter,” ujarnya.
Selain itu, diangkatnya potensi lokal untuk komik dan animasi diyakini dapat menjadi keunggulan kreator dalam negeri di tengah gempuran komik dan animasi dari luar negeri.
Hal itu, salah satunya, karena konten yang dihadirkan bakal menawarkan sesuatu yang berbeda. Ditambah lagi, potensi lokal dekat dengan masyarakat sehingga lebih mudah dicerna dan digemari oleh masyarakat.
Gubernur Jambi Fachrori Umar, yang turut hadir dalam pembukaan FKAN berharap, acara tersebut dapat menggali bakat dan potensi generasi muda khususnya di Jambi. Bakat dan potensi tersebut didorongnya untuk terus diasah agar dapat bersaing dengan karya mancanegara.
Setiap harinya, FKAN ke-10 akan diisi berbagai kegiatan, antara lain pameran dan pemutaran animasi karya-karya alih wahana yang telah berhasil di lingkup lokal maupun global, yakni Si Juki karya Faza Meonk hingga film animasi Battle of Surabaya karya MSV Picture.
Selain itu, diadakan juga seminar dan lokakarya dari para kreator untuk membangun model pengembangan alih wahana berdasarkan potensi lokal.
Penghargaan untuk Dwi Koen
Dalam pembukaan FKAN ke-10, panitia juga memberikan apresiasi dan penghargaan secara simbolis kepada Dwi Koendoro Brotoatmojo, tokoh komik nasional yang meninggal pada 22 Agustus lalu. Kartunis yang akrab disapa Dwi Koen ini adalah pencipta Panji Koming yang karyanya dimuat di harian Kompas sejak 1978.
Panji Koming merupakan komik strip yang mengisahkan si tokoh utama, Panji Koming, beserta para sahabat dan tokoh lainnya. Koming merupakan akronim dari Kompas Minggu. Selain itu, koming juga bisa diartikan sebagai bingung atau gila.
Komik ini bercerita tentang kehidupan masyarakat pada zaman Majapahit. Selain Panji Koming, ada pula beberapa tokoh lain, seperti Pailul, Denmas Aryakendor, Nimas Dyah Gembil, dan Ni Woro Ciblon. Para tokoh menggambarkan dikotomi kelas masyarakat kala itu, yakni rakyat jelata dan para penguasa.
Selain berkisah soal kehidupan sehari-hari, Panji Koming juga menjadi media kritik terhadap pemerintah ataupun fenomena kehidupan. Selain itu, komik ini juga menggambarkan kesenjangan kelas sosial di masyarakat.