Malaysia telah menyetujui investasi Amerika Serikat sebesar 5,62 miliar dollar AS pada semester pertama 2019 atau meningkat dari hanya 113 juta dollar AS pada tahun lalu.
Oleh
·2 menit baca
KUALA LUMPUR, SELASA — Malaysia telah menyetujui investasi Amerika Serikat sebesar 5,62 miliar dollar AS pada semester pertama 2019 atau meningkat dari hanya 113 juta dollar AS pada tahun lalu. Besar kemungkinan hal ini merupakan indikasi pengalihan bisnis AS sebagai efek dari perang dagang dengan China.
Perusahaan AS dan China sama-sama ingin memindahkan sejumlah pabriknya keluar dari China untuk menghindari pengenaan tarif oleh kedua negara. Para ekonom menyatakan, Vietnam dan Malaysia kemungkinan menjadi pihak yang diuntungkan dari perang dagang AS-China meski negara-negara lain, seperti India, pun berusaha menarik perusahaan seperti Apple, Foxconn, dan Wistron Corp untuk berinvestasi.
Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia yang membagi data investasi swasta asing kepada Reuters, Rabu (4/9/2019), menolak menyebutkan nama-nama perusahaan yang menanamkan investasi di Malaysia. Mereka hanya menyebutkan semakin banyak perusahaan global yang tertarik berinvestasi di Malaysia karena iklim usaha dan politik yang stabil.
Pada semester I-2019, misalnya, Malaysia telah menyetujui proposal investasi AS senilai 11,69 miliar ringgit di sektor manufaktur atau meroket dari hanya 307 juta ringgit pada tahun lalu. Selama ini, sejumlah perusahaan asal AS telah membangun pabriknya di Malaysia, seperti Intel Corp, Dell Technologies Inc, dan On Semiconductor Corp.
Usulan investasi AS di sektor jasa pada periode yang sama pun meningkat tajam menjadi 11,52 miliar ringgit dari sebelumnya 42,3 juta ringgit pada tahun lalu. AS pun telah menggantikan China sebagai negara dengan investasi paling besar di Malaysia.
Sebaliknya, tawaran investasi China di Malaysia menurun menjadi 5,1 miliar ringgit pada tahun ini dari sebelumnya 5,69 miliar ringgit setahun lalu.
India
Menurut sebuah sumber tepercaya, sejumlah pejabat India bertemu pada 14 Agustus 2019, membahas daftar ”perusahaan yang menjadi target investasi”, termasuk perusahaan kontrak yang berbasis di Taiwan, yaitu Pegatron Corp.
Di tengah penilaian bahwa India lambat memanfaatkan situasi perang tarif AS-China, kementerian-kementerian di India telah diminta menyiapkan paket kebijakan dan insentif bagi perusahaan asing yang akan menanamkan investasinya di India.
India menargetkan sembilan sektor untuk ditawarkan, termasuk produk elektronik, otomotif, farmasi, dan telekomunikasi. Dokumen yang diperoleh Reuters menyatakan bahwa Pemerintah India akan bertemu dengan perusahaan target antara 26 Agustus 2019 dan 5 September 2019.
Dalam pertemuan itu, ”paket komplet” yang menggambarkan kondisi pasar dan insentif yang akan ditawarkan akan dipaparkan. (REUTERS/ADH)