Karhutla Meningkat, Kalsel Mulai Diselimuti Kabut Asap
›
Karhutla Meningkat, Kalsel...
Iklan
Karhutla Meningkat, Kalsel Mulai Diselimuti Kabut Asap
Jumlah kejadian serta luas kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Selatan terus meningkat memasuki September. Kondisi itu mengakibatkan sebagian provinsi ini mulai diselimuti kabut asap tipis di pagi hari.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS – Jumlah kejadian serta luas kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Selatan terus meningkat memasuki bulan September. Kondisi itu mengakibatkan sebagian wilayah Kalimantan Selatan mulai diselimuti kabut asap tipis pada pagi hari.
Kabut asap tipis tampak menyelimuti Kota Banjarmasin, Kamis (5/9/2019) pagi. Kondisi serupa juga terjadi di beberapa daerah lain, misalnya Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Barito Kuala, dan Hulu Sungai Utara. Kabut asap berangsur-angsur menghilang ketika matahari mulai meninggi sekitar pukul 09.00 Wita.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Wahyuddin mengatakan, kabut asap tipis yang mulai menyelimuti beberapa wilayah pada pagi hari itu akibat maraknya kebakaran hutan dan lahan.
Sampai dengan Rabu (4/9), tercatat ada 934 kejadian kebakaran lahan dan 10 kejadian kebakaran hutan di Kalsel. Luas lahan yang terbakar mencapai 2.660,46 hektar, sedangkan luas hutan yang terbakar lebih kurang 77,75 hektar.
”Sejauh ini, daerah yang cukup parah diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan adalah Hulu Sungai Utara. Untuk daerah tersebut, kami sudah membagikan 2.000 masker kepada warga,” katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalsel Abriansyah Alam memastikan, stok masker yang dimiliki BPBD Kalsel saat ini masih mencukupi untuk beberapa daerah yang mulai terpapar kabut asap. ”Kami memiliki stok masker sekitar 20.000. Jika ada daerah lain yang membutuhkan, kami siap membagikan,” ujarnya.
Terus berupaya
Saat ini, menurut Wahyuddin, satuan tugas (satgas) gabungan juga terus berupaya untuk memadamkan titik api maupun kebakaran hutan dan lahan agar kabut asap tidak bertambah parah. Pemadaman dilakukan lewat darat maupun udara. Untuk pemadaman lewat udara, ada lima helikopter bom air yang dikerahkan.
”Operasi pemadaman lewat udara dilakukan pagi dan sore. Setelah dijatuhkan bom air dari udara, satgas darat akan melakukan pembasahan lahan yang terbakar sampai kondisi asap berkurang dan hilang,” tuturnya.
Sebagian besar anggota satgas kini berkonsentrasi mengamankan area Bandar Udara Syamsudin Noor di Banjarbaru. Jika lahan di sekitar bandara terbakar, maka harus segera dipadamkan agar kabut asap tidak sampai mengganggu kegiatan penerbangan. ”Satgas darat yang tersebar di lima posko kini sudah merapat ke posko induk untuk mengepung api di seputaran bandara,” ujarnya.
Operasi pemadaman lewat udara dilakukan pagi dan sore. Setelah dijatuhkan bom air dari udara, satgas darat akan melakukan pembasahan lahan yang terbakar sampai kondisi asap berkurang dan hilang, kata Wahyuddin
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak kemarau di Kalsel akan terjadi pada minggu kedua September. ”Untuk mengurangi titik api, semua anggota satgas akan sering patroli. Dengan begitu, orang juga akan takut membakar lahan,” kata Wahyuddin.
Berdasarkan pantauan Satelit Terra, Aqua, dan Suomi NPP sebagaimana dirilis di laman BMKG, sebanyak 546 titik panas dengan tingkat kepercayaan 51-100 persen terpantau di wilayah Kalsel dalam 10 hari terakhir.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin Asyrofi mengatakan, potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan hampir di seluruh wilayah Kalsel saat ini sangat mudah terbakar. Jika sudah terbakar, akan cepat menjalar karena kecepatan angin mencapai 15-30 knot. ”Ini patut jadi perhatian petugas di lapangan,” katanya.