Presiden minta warga dan perusahaan pemegang konsesi menjaga lahannya lebih baik sehingga kebakaran tidak bertambah. Kebakaran juga terjadi di lahan calon ibu kota baru.
Oleh
EDI SAPUTRA / NINA SUSILO
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS - Kebakaran hutan dan lahan atau karhutla yang menimbulkan kabut asap di sejumlah kota diharapkan tidak meluas lagi. Apalagi, sampai mengganggu penerbangan dan perekonomian.
Permintaan itu dikatakan Presiden Joko Widodo di Pontianak, Kalbar, Kamis (5/9/2019), seusai membagikan sertifikat tanah dan surat keputusan (SK) tanah obyek reforma agraria (TORA). ”Dengan penyerahan sertifikat tanah dan SK TORA, diharapkan masyarakat dapat menjaga tanahnya, jangan sampai terbakar. Untuk korporasi yang jumlahnya 19 yang disegel di Kalbar, jangan ada lagi yang terbakar,” kata Presiden.
Kabut asap di Pontianak hilang karena hujan lebat. Namun, dua hari terakhir kembali muncul. Bahkan, pada Kamis kemarin kian pekat. Kabut asap itu disertai bau menyengat. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan, pemadaman terus dilakukan. Dari 19 korporasi yang disegel di Kalbar, tiga masuk penyidikan.
Kabut asap karhutla juga muncul di sejumlah wilayah di Kalsel dan Kalteng. Kamis pagi, kabut asap tipis menyelimuti Kota Banjarmasin dan daerah lain, seperti Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Barito Kuala, dan Hulu Sungai Utara.
Kabut asap berangsur menghilang ketika matahari meninggi pukul 09.00 Wita. ”Daerah yang cukup parah diselimuti kabut asap adalah Hulu Sungai Utara,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Wahyuddin.
Di Kalteng, kabut asap mengganggu penerbangan pagi di Sampit, Kotawaringin Timur, Rabu lalu. Kemarin, giliran asap mengganggu penerbangan pagi di Bandara Tjilik Riwut, Kota Palangkaraya. Beberapa pesawat terlambat terbang karena jarak pandang pagi di bawah 600 meter. Sejak Januari, 6.146 titik panas muncul dengan luas kebakaran 5.158 hektar dan 1.340 kejadian.
Ibu kota baru
Kebakaran lahan juga melanda kawasan calon ibu kota baru di Penajam Passer Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim. Hingga awal September 2019, terjadi karhutla lebih dari 8 ha.
Selain pematokan hutan lindung, aparat setempat juga mewaspadai pembakaran hutan yang disengaja di perbatasan PPU dan Kukar, lokasi utama calon ibu negara. Kecamatan Samboja (Kukar) dan Kecamatan Sepaku (PPU) merupakan dua wilayah berbatasan langsung dan direncanakan jadi lokasi baru ibu kota negara.
Kepala Subbidang Logistik dan Peralatan BPBD PPU Nurlaila mengatakan, luas terbakar 6 ha dan dipadamkan pada Kamis siang. Kebakaran meliputi kebun karet, kebun sawit, semak belukar, kebun sengon, dan lahan semigambut. ”Penyebabnya belum diketahui,” katanya.
Kebakaran juga menghanguskan hamparan gambut dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Areal restorasi vegetasi yang dibangun Badan Restorasi Gambut pada 2016 itu habis dilalap api, termasuk sekat kanal dan alat pemantau sistem peringatan dini. Kepala Sub-Kelompok Kerja BRG Jambi Zulfikar Ali membenarkan adanya kebakaran di wilayah itu. Ada beberapa titik yang coba dipadamkan. ( JUM/IDO/CIP/ITA)