Kemenkominfo Dukung Model Bisnis "Sharing Economy"
›
Kemenkominfo Dukung Model...
Iklan
Kemenkominfo Dukung Model Bisnis "Sharing Economy"
Kolaborasi merupakan salah satu kunci utama yang mendasari keberhasilan sejumlah usaha rintisan. Konsep bisnis yang kekinian itu diharapkan dapat diterapkan secara lebih luas ke depan.
Oleh
Ayu Pratiwi/*
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS - Usaha rintisan menjadi salah satu konsep bisnis kekinian yang ingin dipromosikan oleh pemerintah. Berbeda dengan model bisnis konvensional ala korporasi, model bisnisusaha rintisanatau startup bersifat kolaborasi dan mengedepankan nilai ekonomi berbagi (sharing economy).
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat acara peluncuran “Indonesia Writers Festival” di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (6/9/2019). Turut hadir sebagai pembicara, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar; pendiri IDN Media, Winston Utomo; Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis; dan Wakil Rektor UMN Andrey Andoko.
Rudiantara menjelaskan mengenai model bisnis berbasis sharing ekonomi dengan mencontohkan sejumlah usaha rintisanIndonesia yang telah menjadi perusahaan bervaluasi besar sebagai unicorn, seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Aset usaha rintisan itu tidak hanya dimiliki oleh jajaran pemimpin atau pemilik, tetapi dibagi dengan seluruh pelaku usaha di dalamnya.
"Motornya Gojek punya siapa? Punyanya pengemudi Gojek. Terus, kalau Go-Food, restorannya punya siapa? Bukan punya Gojek. Terus, barang jualan di Tokopedia punya siapa? Bukan punyanya Tokopedia, tapi pedagangnyanya," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Dia mengatakan, kolaborasi merupakan salah satu kunci utama yang mendasari keberhasilan sejumlah usaha rintisan. Konsep bisnis yang kekinian itu diharapkan dapat diterapkan secara lebih luas ke depan.
"Kalau korporasi pendekatannya kuat-kuatan ekuitas. Kuat-kuatan modal. Sedangkan kalau usaha rintisan itu lebih kepada kerja sama, kolaborasi, dan membangun ekosistem bersama. Saya ingin mempromosikan konsep baru seperti ini. Yang sifatnya kolaborasi dan sharing economy," tambah Rudiantara.
Kolaborasi media
Tidak hanya pada startup, bisnis model berbasis kolaborasi juga diterapkan sejumlah perusahaan media. Najwa Shihab, jurnalis serta pendiri Narasi TV, menjelaskan, ada tiga poin utama yang ia terapkan dalam setiap pembuatan konten media miliknya, yakni konten, kolaborasi, dan komunitas. Ketiga poin itu ia sebut sebagai 3C (content, collaboration, and community).
“Ketika membangun Narasi sejak awal memang kami berpikir ini tidak hanya dan bukan hanya menyediakan konten dan menjadi media tetapi harus ada langkah-langkah lain karena sekarang rasanya sekadar penikmat konten atau pembuat konten itu jauh dari cukup. Makanya di Narasi kami memiliki 3C dan salah satu pihak yang kami ajak kolaborasi adalah IDN Times," tutur Najwa.
Ia menekankan, kolaborasi atau membangun relasi dengan sesama media penting dalam membuat konten yang menarik untuk pembaca. "Di zaman teknologi sekarang, rasanya kompetisi itu nomor sekian. Kolaborasi itu paling diutamakan," tambah Najwa.
Apalagi, Najwa percaya bahwa berita masih menjadi sumber informasi penting bagi anak muda. Generasi milenial itu menggunakan berita sebagai salah satu cara untuk bisa berinteraksi dengan teman-teman lingkungannya dengan topik obrolan yang relevan.
"Informasi itu menjadi perekat sosial. Karena, anak muda tidak mau ketinggalan dengan lingkungan sekitarnya. Mereka selalu mau tahu informasi apa yang relevan dibicarakan oleh teman-temannya. Jadi, mereka membutuhkan informasi untuk hiburan, informasi terkini, bahkan juga untuk menentukan preferensi atau pilihan politik," ucap Najwa.