Indonesia dan India ingin neraca perdagangan kedua negara naik menjadi 50 miliar dollar AS atau meningkat hampir tiga kali lipat dari sebelumnya dalam enam tahun mendatang. Sawit menjadi salah satu andalan Indonesia unt
Oleh
Kris Razianto Mada
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dan India ingin neraca perdagangan kedua negara naik menjadi 50 miliar dollar AS atau meningkat hampir tiga kali lipat dari sebelumnya dalam enam tahun mendatang. Sawit menjadi salah satu andalan Indonesia untuk meningkatkan neraca perdagangan itu.
Keinginan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi kala menerima Menlu India Subrahmanyam Jaishankar, Kamis (5/9/2019), di Jakarta. ”Kami meneguhkan (komitmen) mengejar target (neraca) perdagangan 50 miliar dollar AS pada 2025 lewat kerja sama ekonomi yang lebih luas,” ujar Retno.
”India dan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi besar di kawasan perlu meningkatkan sinergi untuk menghadapi tantangan di kawasan,” kata Jaishankar.
Pada 2017, neraca perdagangan Jakarta-New Delhi mencapai 18 miliar dollar AS. Indonesia mengekspor komoditas senilai total 14 miliar dollar AS ke India. Sebaliknya, dari India, Indonesia mengimpor aneka komoditas senilai 4 miliar dollar AS. Selama bertahun-tahun, Indonesia menikmati surplus miliaran dollar AS per tahun dari berdagang dengan India.
Kenaikan volume perdagangan Indonesia-India bisa dicapai, antara lain, karena faktor populasi. Gabungan penduduk Indonesia-India berjumlah hampir 1,6 miliar jiwa atau hampir tiga kali lipat jumlah penduduk total ASEAN. Jumlah penduduk kedua negara hanya kalah dari China. Dengan pasar sebesar itu, peningkatan volume perdagangan bisa dilakukan.
Untuk meningkatkan neraca, Indonesia antara lain mengandalkan minyak sawit. Retno berharap India memberikan akses pasar lebih besar bagi minyak sawit Indonesia.
Selama ini, India merupakan salah satu tujuan ekspor terbesar untuk produk sawit Indonesia. Pada 2018, India mengimpor total 5,91 juta ton produk sawit Indonesia yang terdiri dari minyak sawit mentah dan olein.
Jaishankar juga mengatakan, peningkatan keterhubungan Andaman-Nikobar dengan Aceh merupakan prioritas strategis bagi kedua negara. Satuan tugas India-Indonesia untuk kerja sama Andaman-Nikobar dengan Aceh sudah dibentuk dan diharapkan bertemu pada November 2019.
Andaman-Nikobar merupakan wilayah kepulauan milik India di sisi timur Samudra Hindia. Pelabuhan Blair, pelabuhan terbesar di kepulauan itu, berjarak 650 kilometer dari Aceh. Dari Chenai, yang paling kerap memasok aneka barang dari India ke Andaman-Nikobar adalah Pelabuhan Blair, berjarak 1.300 kilometer.
Retno menyebut Indonesia menawarkan inisiatif infrastruktur ke Andaman-Nikobar. Indonesia juga merintis perdagangan Aceh dengan Andaman-Nikobar. Andaman-Nikobar bukan hanya target pasar. Kepulauan itu juga bisa menjadi batu loncatan untuk membidik pasar India daratan yang memiliki populasi 1,3 miliar orang.