Rencana pemindahan ibu kota negara RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur menjadi perhatian dunia.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rencana pemindahan ibu kota negara RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur menjadi perhatian dunia. Kawasan ibu kota negara diharapkan menjadi percontohan perencanaan kota di dunia yang menerapkan konsep kota taman.
Isu pemindahan ibu kota negara menjadi salah satu topik utama pembahasan dalam Kongres Perencana Sedunia Ke-55 yang digelar Asosiasi Perencana Wilayah dan Kota (Isocarp) di Jakarta dan Bogor, 9-13 September 2019. Kongres yang pertama kali digelar di Asia Tenggara ini dijadwalkan dihadiri 500 perencana kota dari 44 negara serta 30 wali kota di Indonesia.
Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia Bernardus Djonoputro, yang juga Chairman Local Committee Isocarp, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/9/2019), mengemukakan, kota-kota besar dunia kini memasuki tren kembali ke konsep hijau. Konsep itu antara lain tertuang melalui ruang-ruang publik untuk dijadikan taman kota. Namun, konsepnya lebih ke arah pengembangan kawasan hijau.
”Isu pemindahan ibu kota negara menjadi perhatian dunia. Indonesia bisa menjadi yang terdepan dalam gerakan kota ramah lingkungan, mulai dari penerapan teknologi, ruang hijau, dan rasio ruang hidup yang manusiawi,” katanya.
Ia menambahkan, visi dan misi pemerintah dalam perencanaan kota harus menyesuaikan dengan filosofi properti ramah lingkungan.
Hal senada dikemukakan Sekretaris Jenderal IAP Andy Simarmata. Penempatan ruang terbuka hijau bukan sebatas kuantitas atau persentase, tetapi lebih mengarah pada sebaran dan tata letak. Skenario pertumbuhan dan pembangunan kota ditentukan dari penataan dan penyiapan ruang.
Pembahasan khusus tentang rencana pemindahan ibu kota akan menghadirkan sejumlah pakar dan pemikir utama dunia dalam perencanaan kota. Diharapkan, hal ini akan jadi masukan bagi pemerintah dalam merencanakan tata ruang ibu kota negara.
Bernardus menambahkan, Indonesia dipilih sebagai tuan rumah karena posisinya yang strategis, yakni kombinasi antara jumlah penduduk yang besar, tingkat urbanisasi yang tinggi di dunia, serta di khatulistiwa dan jalur cincin api. Di sisi lain, saat ini ada 22 kota di Indonesia yang tumbuh menjadi kota metropolitan. Indonesia dinilai sangat rentan terhadap konflik ruang perkotaan dan urbanisasi, seperti perebutan ruang residensial dan komersial, alih fungsi lahan, serta penyediaan lahan untuk transportasi publik. Kongres itu diharapkan menjadi ajang memberikan masukan kepada pemerintah terkait prioritas perencanaan dalam waktu dekat. (LKT)