Bandara YIA Beroperasi, Sebagian Penumpang Akan Beralih ke Adi Soemarmo
›
Bandara YIA Beroperasi,...
Iklan
Bandara YIA Beroperasi, Sebagian Penumpang Akan Beralih ke Adi Soemarmo
Pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta secara penuh pada 2020 diprediksi akan mendongkrak jumlah penumpang pesawat di Bandara Adi Soemarmo, Solo, di Boyolali, Jawa Tengah.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, secara penuh pada 2020 diprediksi akan mendongkrak jumlah penumpang pesawat di Bandara Adi Soemarmo, Solo, di Boyolali, Jawa Tengah. Sebagian penumpang bakal beralih ke Bandara Adi Soemarmo karena jarak tempuh yang relatif jauh ke Bandara YIA.
Direktur Operasional PT Angkasa Pura I (Persero) Wendo Asrul Rose mengatakan, Bandara Adi Soemarmo telah siap menampung lonjakan penumpang hingga dua kali lipat dari jumlah penumpang saat ini. Menurut dia, pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo akan memberikan dampak besar terhadap wilayah tangkapan (catchment area) Bandara Adi Soemarmo.
”Daerah tangkapan penumpang Bandara Adi Soemarmo akan bertambah luas, antara lain mencakup kabupaten-kabupaten Jawa Timur bagian barat, seperti Madiun, Pacitan, Ngawi, dan Magetan,” katanya di sela-sela diskusi kelompok terarah (FGD) Infrasruktur Transportasi untuk Konektivitas Joglosemar di Stasiun Kereta Api Bandara Adi Soemarmo, Jumat (6/9/2019).
Menurut Wendo, penumpang pesawat dari daerah Jawa Timur bagian barat yang selama ini ke Bandara Adisutjipto akan mengalami perubahan tipikal perjalanan.
”Jika dia harus ke Bandara Internasional Yogyakarta, maka punya kecenderungan waktu tempuh lebih lama sekitar 1,5 jam. Nah, ini punya potensi ditarik ke Bandara Adi Soemarmo,” ucap Wendo.
Wendo mengatakan, Bandara Adi Soemarmo telah diperluas sehingga mampu menampung lonjakan penumpang. Luas terminal penumpang semula 15.000 meter persegi kini diperluas menjadi 35.000 meter persegi.
Dengan perluasan terminal penumpang itu, Bandara Adi Soemarmo bisa menampung hingga 4,1 juta penumpang per tahun. Saat ini, jumlah penumpang tercatat sekitar 2,7 juta-2,8 juta penumpang per tahun. Pihaknya memperkirakan akan ada penambahan penumpang sekitar 20 persen di Bandara Adi Soemarmo yang beralih dari Bandara Adisutjipto.
”Kalau ada lonjakan penumpang, Bandara Adi Soemarmo siap sampai dua kali lipat,” katanya.
Wendo mengatakan, slot pergerakan pesawat juga masih bisa ditambah. Landasan pacu mempunyai kapasitas 12 pergerakan pesawat per jam. Dari slot tersebut, saat ini baru termanfaatkan 35 persennya sehingga masih memiliki kapasitas slot untuk pergerakan pesawat hingga 65 persen. Slot tersebut juga masih bisa dioptimalkan hingga 25 pergerakan pesawat per jam, tetapi dengan melakukan penambahan taxiway baru.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini pemerintah tengah mengembangkan pariwisata untuk mendongkrak perolehan devisa negara. Untuk itu, pemerintah telah menetapkan lima destinasi wisata prioritas sebagai ”Bali baru”, yaitu Mandalika, Danau Toba, Labuan Bajo, Manado, dan Borobudur.
Guna mendukung pengembangan destinasi wisata tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama dengan Kementerian Perhubungan memberikan dukungan pengembangan bandara, pelabuhan, dan kereta api. Karena itu, pemerintah kini membangun Bandara Internasional Yogyakarta serta mengembangkan konektivitas Bandara Adi Soemarmo dengan kereta api serta membangun jalan tol. Upaya ini akan dapat mendukung pengembangan pariwasata di wilayah Yogyakarta, Solo, dan Semarang secara lebih luas. ”Konektivitas transportasi itu sangat penting karena memudahkan wisatawan,” katanya.