Pemerintah Kabupaten Lampung Barat menggulirkan gerakan literasi berbasis kearifan lokal daerah. Selain untuk mendorong minat baca masyarakat, gerakan ini juga untuk mendorong generasi muda berkarya.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
KALIANDA, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Lampung Barat menggulirkan gerakan literasi berbasis kearifan lokal daerah. Selain untuk mendorong minat baca masyarakat, gerakan ini juga untuk mendorong generasi muda berkarya dengan mengangkat karakteristik daerah.
Ketua Tim Penggerak Literasi Kabupaten Lampung Barat Partinia mengatakan, program literasi di Lampung Barat telah digulirkan sejak satu tahun terakhir. Peningkatan minat baca masyarakat dilakukan dengan cara memperbanyak rumah baca dan menjalankan perpustakaan keliling.
”Saat ini, sudah terbangun sekitar 30 lamban (rumah) baca yang tersebar di beberapa daerah di Lampung Barat,” kata Partinia di sela-sela acara peluncuran dan bedah buku Kumbara Rindu karya novelis ternama, Habiburrahman El Shirazy, di Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Minggu (8/9/2019).
”Saat ini, sudah terbangun sekitar 30 lamban (rumah) baca yang tersebar di beberapa daerah di Lampung Barat,” kata Partinia.
Acara itu digelar untuk memperingati Hari Literasi Internasional yang diperingati setiap 8 September. Adapun buku Kumbara Rindu merupakan novel yang mengangkat latar cerita sejumlah daerah di Lampung, antara lain Lampung Barat, Bandar Lampung, dan Tanggamus.
Akses bacaan
Sebagai daerah pelosok, akses masyarakat mendapatkan buku bacaan yang berkualitas dan menarik di Lampung Barat masih minim. Karena itulah pemkab memperbanyak rumah baca dan perpustakaan keliling. Selain itu, ada pula bioskop keliling untuk memutarkan film yang memiliki nilai pendidikan dan pengetahuan untuk mendukung program literasi.
Menurut Partinia, fokus gerakan literasi di Lampung Barat berbasis kearifan lokal. Hal ini agar masyarakat dapat lebih mencintai budaya lokal dan karakteristik daerah. Dalam jangka panjang, diharapkan muncul penulis-penulis muda yang mampu berkarya dengan menampilkan ide cerita tentang kearifan lokal di Lampung Barat.
Dia menilai, buku Kumbara Rindu menunjukkan bahwa Lampung memiliki keindahan alam dan budaya yang menarik untuk diceritakan. Buku itu diharapkan dapat memotivasi penulis lokal untuk menggali potensi dan keunggulan Lampung untuk dipromosikan melalui karya.
Untuk mendukung hal itu, Pemkab Lampung Barat mendorong penulis lokal menulis dan menerbitkan buku. Buku-buku itu juga akan disebarkan di rumah baca dan perpustakaan keliling agar lebih banyak masyarakat Lampung Barat yang membaca karya penulis lokal.
Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Provinsi Lampung Teresia Sormin mengatakan, Pemprov Lampung tengah membangun perpustakaan modern untuk mendukung program literasi masyarakat pada era Revolusi Industri 4.0. Selain ruang baca, perpustakaan juga akan dilengkapi fasilitas pendukung lainnya, seperti ruang e-library, diorama, dan audio visual.
Budayawan Lampung, Zulkarnain Zubairi, menuturkan, pada era banjir informasi saat ini, upaya peningkatan literasi penting agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi bohong. Dengan begitu, masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.