Jawa Timur Segera Uji Coba Aplikasi Pendeteksi Ikan
›
Jawa Timur Segera Uji Coba...
Iklan
Jawa Timur Segera Uji Coba Aplikasi Pendeteksi Ikan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan segera mengujicoba aplikasi yang akan membantu nelayan dalam mencari ikan. Aplikasi itu akan diterapkan di empat daerah sebagai proyek percontohan yang direncanakan diujicobakan dua m
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan segera mengujicoba aplikasi yang akan membantu nelayan dalam mencari ikan. Aplikasi itu akan diterapkan di empat daerah sebagai proyek percontohan yang direncanakan diujicobakan dua minggu lagi.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai mengikuti upacara tradisional Petik Laut di Pelabuhan Pancer, Banyuwangi, Minggu (8/9/2019). “Kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Deputi Kedaulatan Maritim agar aplikasi pendeteksi lokasi ikan berbasis android juga diujicobakan di Jawa Timur. Selama ini, aplikasi tersebut baru digunakan di Indramayu, Jawa Barat,” tutur Khofifah.
Khofifah mengatakan, di Jawa Timur, aplikasi tersebut awalnya akan diujicobakan di tiga lokasi yaitu, Kecamatan Brondong di Kabupaten Lamongan, Kecamatan Pasean di Kabupaten Pamekasan dan salah satu kecamatan di Pacitan. Menurutnya, ketiga lokasi tersebut telah dipetakan potensi perikanannya.
Namun, setelah berkunjung ke Pancer dan berdiskusi dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Khofifah tertarik untuk mengembangkan hal serupa di Dusun Pancer, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. “Saya berharap banyak nelayan di berbagai tempat memanfaatkan aplikasi ini. Namun, akan diujicobakan dulu di empat lokasi. Atau mungkin juga bisa ditambah dengan Kecamatan Puger di Kabupaten Jember agar menjadi lima lokasi,” ujarnya.
Khofifah tidak menjelaskan bagaimana sistem kerja aplikasi tersebut, namun ia merinci, aplikasi tersebut mampu membantu nelayan dalam mencari lokasi yang banyak ikan. “Aplikasi ini akan membantu nelayan untuk mencari ikan. Sehingga nelayan akan hemat BBM, waktu dan tenaga. Mereka tidak perlu lagi susah-susah menentukan harus mencari ikan ke mana,” tutur dia.
Aplikasi ini akan membantu nelayan untuk mencari ikan. Sehingga nelayan akan hemat BBM, waktu dan tenaga. Mereka tidak perlu lagi susah-susah menentukan harus mencari ikan ke mana. (Khofifah Indar Parawansa)
Di Banyuwangi, aplikasi serupa pernah disosilisasikan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Kemaritiman Kementerian Komunikasi dan Informatika Septriana Tangkary pada Maret, 2019. Aplikasi yang disosialisasikan ialah Nelayan Pintar.
“Aplikasi ‘Nelayan Pintar’ akan mempermudah nelayan saat akan melaut. Nelayan dapat mengetahui arah mata angin, ketinggian gelombang, posisi ikan, kondisi cuaca, dan ketersediaan BBM,” ujar Septriana.
Ia mengatakan, melalui aplikasi Nelayan Pintar, nelayan juga bisa menggunakan fitur SOS. Layanan tersebut dapat digunakan untuk meminta bantuan kepada nelayan di radius 3 km dari posisinya.
Layanan aplikasi ‘Nelayan Pintar’ bisa digunakan nelayan di tengah laut. Hal itu dimungkinkan karena pemerintah sudah membangun jaringan infrastruktur Palapa Ring. Proyek tersebut merupakan pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer.
“Palapa Ring membuat wilayah Indonesia Barat dan Tengah 100 persen terjangkau jaringan internet, sedangkan di Indonesia bagian Timur baru 93,4 persen. Nelayan tidak perlu ragu tidak dapat mengakses internet di tengah laut,” ujarnya.
Septriana optimis ‘Nelayan Pintar’ dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan karena pencarian ikan akan lebih efektif dan efesien. Nelayan tidak perlu menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya bahan bakar karena aplikasi ‘Nelayan Pintar’ akan menunjukkan daerah yang banyak terdapat ikan. Dengan demikian biaya berlayar dapat ditekan dan hasil tangkapan bisa maksimal.
Ketua Asosiasi Kelompok Usaha Bersama dan Kelompok Masyarakat Pengawas Nelayan se-Banyuwangi Ikhwan Arief mengatakan, nelayan saat ini tidak mengkhawatirkan permasalahan permodalan. Nelayan justru khawatir dengan kondisi cuaca dan hasil tangkapan yang tidak menentu.
“Teknologi diharapkan menjadi jawaban dari permasalahan dan kekhawatiran para nelayan. Pasalnya, cuaca saat ini berbeda dengan masa lalu. Saat ini cuaca bisa berubah dengan cepat, berbeda dengan dulu yang perubahannya cenderung lama,” tutur dia.