Pesatnya perkembangan dunia mode Tanah Air berdampak pada makin tingginya kebutuhan pada pemahaman istilah-istilah terkait mode. Apalagi, mode sudah menjadi bagian dari keseharian yang dekat dan digunakan oleh hampir semua orang. Untuk menjembatani keinginan memahami istilah mode lebih dalam, lahirlah buku pegangan bertajuk Kamus Mode Indonesia.
Kamus Mode Indonesia ditulis oleh mantan Wakil Pemimpin Redaksi Femina Irma Hardisurya, Pemimpin Redaksi Kompas Ninuk Mardiana Pambudy, serta pakar wastra dan busana tradisional Indonesia, Herman Jusuf. Disajikan secara populer, buku praktis ini dapat menjadi rujukan bagi beragam kalangan, mulai dari pengajar dan siswa sekolah mode, desainer, penulis, perajin, pengusaha, hingga masyarakat umum.
”Istilah mode penting karena semua orang adalah pemakai fashion. Ada keinginan untuk lebih tepat menyebut sesuatu. Pertanyaannya, orang pengin bener atau enggak?” kata desainer Label Kraton, Auguste Soesastro, yang menjadi pembahas dalam peluncuran dan bedah buku Kamus Mode Indonesia ini bersama dengan penulis mode Lynda Ibrahim, di Gramedia Pondok Indah Mall, Jakarta, Selasa (3/9).
Buku Kamus Mode Indonesia yang diluncurkan kali ini merupakan versi yang lebih lengkap dibandingkan dengan kamus yang sama yang diterbitkan pada 2011. Pembaruan tersebut antara lain dengan menambahkan istilah mode berikut arti, definisi, atau deskripsi. Kamus ini juga memuat direktori pelaku mode.
”Istilah mode itu hadir dari hulu ke hilir, dari tekstil hingga ritel, tidak ada habisnya. Dari tahun ke tahun, tren mode juga terus berubah. Lalu, timbul gagasan untuk memperbarui kamus ini,” kata Irma.
Konten yang tak lagi relevan kemudian dihapus. Istilah tentang teknik simpul dasi pria di Inggris, misalnya, dinilai tak lagi perlu untuk dimasukkan
di kamus mode. Istilah baru yang ditambahkan antara lain istilah terkait dengan dunia digital, seperti fashion blogger. Beragam istilah mode ini mudah dicari karena disajikan secara alfabetik. Tak hanya bahasa Indonesia, istilah dalam bahasa asing yang lazim dipakai di industri mode pun dicantumkan.
Lynda berharap akan ada versi digital dari kamus ini sehingga mempermudah dalam pencarian beragam istilah mode. Beberapa dari istilah tersebut juga sudah dilengkapi gambar ilustrasi. Kamus Mode Indonesia antara lain memuat istilah dan deskripsi tentang bahan tekstil, teknik pembuatan pakaian, ragam hias busana tradisional Indonesia, dan berbagai profesi dalam bisnis dan industri mode.
Meskipun Irma mengatakan bahwa Kamus Mode Indonesia ini cocok untuk pemula di bidang mode, Auguste berpendapat, desainer profesional pun tetap membutuhkannya. ”Kita yang praktisi kadang lupa istilah. Harus mencari referensi lagi. Banyak istilah mode yang salah kaprah dalam penggunaan. Enggak asal ngomong. Harus ada keinginan menyebut sesuatu dengan lebih tepat,” ucapnya. (WKM)