Puluhan hektar kawasan padang rumput di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terbakar, Minggu (8/9/2019) sore. Lokasi yang sulit dijangkau menyulitkan upaya pemadaman api.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Puluhan hektar kawasan padang rumput di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terbakar, Minggu (8/9/2019) sore. Lokasi yang sulit dijangkau menyulitkan upaya pemadaman api.
”Hingga Minggu malam, api belum bisa dipadamkan. Petugas pemadam kebakaran masih berupaya menjangkau lokasi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lampung Barat Gison Sihite saat dihubungi dari bandar Lampung, Minggu malam.
Hingga Minggu malam, api belum bisa dipadamkan. Petugas pemadam kebakaran masih berupaya menjangkau lokasi
Dia menjelaskan, api pertama kali muncul sekitar pukul 15.00. Angin yang berembus kencang membuat api dengan cepat membakar kawasan padang rumput yang kawasan TNBBS, tepatnya di Kecamatan Suoh, Lampung Barat.
Hingga kini, BPBD belum dapat memastikan luas padang rumput yang terbakar. Namun, diperkirakan, luas lahan yang terbakar mencapai lebih dari 30 hektar. Kawasan itu merupakan daerah yang masuk dalam zona pemanfaatan wisata TNBBS.
Hingga saat ini, warga sekitar bersama petugas dari TNBBS masih berusaha memadamkan api dengan memanfaatkan air dari danau yang ada di dekat lokasi. Selain itu, tim juga melakukan penyekatan dengan cara memangkas padang ilalang yang belum terbakar agar api tidak menjalar.
Menurut Gison, akses jalan yang terjal menuju lokasi kebakaran menjadi kendala. Selain itu, petugas juga terkendala keterbatasan jumlah mobil pemadam kebakaran dan personel.
”Pada saat yang bersamaan, terjadi kebakaran lahan kosong di Liwa. Tim mendahulukan pemadaman api di Liwa karena lokasi kebakaran berada di dekat permukiman warga,” katanya.
Hingga kini, Gison belum dapat memastikan penyebab pasti kebakaran itu. Petugas masih akan fokus pada upaya pemadaman api.
Kepala Desa Sukamarga, Kecamatan Suoh, Ahim Abdiani menuturkan, sejumlah warga desa yang tergabung dalam Satgas Penanggulangan Bencana membantu memadamkan api dengan memanfaatkan air dari Danau Lebar dan Danau Lebar yang berada di dekat lokasi. Namun, api belum berhasil dikendalikan.
Selama ini, kawasan itu dibuka sebagai salah satu destinasi wisata minat khusus. Warga di desa penyangga dilibatkan sebagai pemandu wisata atau penyedia jasa transportasi. Sebelum kebakaran, kunjungan di kawasan itu cukup ramai. Sejumlah warga menduga, api berasal dari puntung rokok.