Gubernur Aichi Minta Indonesia Buka Konsulat di Nagoya
›
Gubernur Aichi Minta Indonesia...
Iklan
Gubernur Aichi Minta Indonesia Buka Konsulat di Nagoya
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Gubernur Prefektur Aichi, Hideaki Ohmura, meminta pemerintah Indonesia untuk membuka konsulat jenderal di Nagoya, Jepang. Pertimbangannya adalah hubungan perdagangan dan investasi antara Prefektur Aichi di Jepang dan Indonesia terus meningkat.
Permintaan itu disampaikan Ohmura saat beraudiensi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Kepresidenan di Jakarta, Senin (09/09/2019). Ikut mendampingi Ohmura dalam audiensi itu adalah Dua Besar Jepang untuk Indonesia, Ishii Masafumi.
”Ini adalah pertemuan kelima saya dengan Bapak Wapres dalam tiga tahun berturut-turut. Jadi setiap tahun, saya diberi kesempatan untuk itu,” kata Ohmura.
Dalam pertemuan sekitar 45 menit itu, Ohmura menyampaikan bahwa hubungan investasi dan perdagangan antara Prefektur Aichi dan Indonesia terus meningkat. Saat ini, 50 persen dari total investasi dari Jepang ke Indonesia berasal dari Aichi.
Pada saat yang sama, menurut Ohmura, jumlah warga negara Indonesia yang tinggal di Aichi sekitar 7.000 orang alias lebih banyak daripada WNI di Tokyo, yakni sekitar 5.000 orang.
”Berkaitan dengan hal itu, satu permintaan yang sudah disampaikan secara resmi melalui surat yang ditandatangani oleh saya dan para pimpinan dunia usaha di Aichi adalah tentang permintaan pembukaan kantor perwakilan konsulat di Nagoya (ibu kota Prefektur Aichi). Saat ini, baru ada KBRI di Tokyo dan Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Osaka. Jadi, yang ketiga agar ditempatkan di tempat kami,” kata Ohmura.
Saat ditanya bagaimana tanggapan Kalla, Ohmura mengatakan, permintaan itu akan disampaikan kepada Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi. ”Permintaan saya akan disampaikan ke Kementerian Luar Negeri. Pada November yang akan datang, akan ada pertemuan menteri-menteri luar negeri G-20 di Nagoya. Untuk itu, kami nanti juga akan bertemu menteri luar negeri Indonesia dan menyampaikan hal yang sama,” kata Ohmura.
Dalam audiensi, menurut Ohmura, Kalla juga menyampaikan tentang pentingnya pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya. Hal lainnya adalah pembangunan sumber daya manusia yang menjadi prioritas pembangunan pemerintah periode 2019-2024.
Tawaran kerja
Pemerintah Jepang, Pemerintah Prefektur Aichi, serta pihak swasta berminat terlibat dalam program pendidikan vokasi dan pelatihan. Lagipula, selama ini perusahaan-perusahaan asal Aichi telah melakukannya di Indonesia. Bahkan, Ohmura menawarkan peluang kerja bagi warga negara Indonesia di Aichi.
”Selama ini, perusahaan-perusahaan dari Aichi, seperti Toyota dan Toyota Group Company, sudah melakukan pelatihan atau pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Tapi saat ini, kami mengalami kekurangan tenaga kerja. Oleh karena itu, kami juga menawarkan bagaimana kalau Indonesia mengirimkan tenaga kerja atau anak magang yang sudah mendapatkan pembekalan di sini. Dan Bapak Wapres sangat setuju dengan hal tersebut,” kata Ohmura.
Guna mendukung hal tersebut, Ohmura melanjutkan, Kalla mengatakan akan membentuk pusat-pusat bahasa Jepang untuk membekali tenaga kerja atau tenaga magang asal Indonesia.
Saat ditanya berapa besar peluang tenaga kerja Indonesia, Ohmura tidak bisa mengatakan secara spesifik. Namun, ia memberikan perbandingan.
”Perbandingan saja, saat ini orang Filipina yang kerja di Aichi sekitar 35.000 orang. Orang Vietnam sekitar 30.000 orang. Sementara Indonesia, baru 7.000 orang. Sementara penduduk Indonesia banyak. Berarti potensi tenaga kerja Indonesia masih banyak. Bidangnya otomotif. Selain itu, bidang yang diharapkan Bapak Wapres adalah industri makanan,” kata Ohmura.
Editor:
samsulhadi
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.