Petugas Kesulitan Padamkan Kebakaran Gudang di Kapuk Muara
›
Petugas Kesulitan Padamkan...
Iklan
Petugas Kesulitan Padamkan Kebakaran Gudang di Kapuk Muara
Api mengamuk di sebuah gudang di kawasan pergudangan Villa Kapuk Mas 1, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (9/9/2019) siang.
Oleh
J Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Api mengamuk di sebuah gudang di kawasan pergudangan Villa Kapuk Mas 1, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (9/9/2019) siang. Petugas kesulitan memadamkan kebakaran tersebut karena sumber air minim dan material barang yang disimpan di gudang itu mudah terbakar.
Perwira piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Subadi, mengatakan, pemadaman sulit dilakukan karena akses masuk ke bangunan gudang berlantai tiga itu hanyalah pintu bagian depan. Apalagi, api sudah besar dan asap telah tebal saat tim pemadam tiba.
”Selain itu, sumber air sulit. Kami coba di belakang ada kali kecil, tetapi ini kadang-kadang ada, kadang-kadang tidak (airnya),” ucap Subadi di sela-sela pemadaman, Senin.
Subadi menambahkan, bahan barang yang disimpan di dalam gudang mudah terbakar, antara lain, karpet, sajadah, dan sarung.
Salah seorang karyawan pemilik gudang, Faisal (19), mengatakan, gudang itu juga menyimpan termos dan wadah minum yang berbahan plastik.
Sebanyak 17 mobil pemadam dengan total personel sekitar 85 orang terlibat menangani kebakaran pada gedung seluas lebih kurang 500 meter persegi itu. Ada 15 mobil dari Jakarta Utara dan dua unit dari Jakarta Barat. Api mulai terdeteksi sekitar pukul 13.30. Hingga pukul 15.00, belum ada tanda-tanda ”si jago merah” menjinak. Tim pemadam menyemprotkan air dari depan dan belakang bangunan.
Pada satu waktu, api di lantai satu membesar kembali saat air disemprotkan, diikuti dengan semakin pekatnya asap hitam yang keluar. Sejumlah warga berniat membantu dengan menggotong-gotong selang air dan memegang mulut pipa semprot, tetapi kemudian dicegah petugas mengingat mereka belum dibekali pelatihan yang memadai dan tidak mengenakan alat pelindung diri. Dentuman keras yang terdengar dari dalam bangunan membuat warga berlari menjauh.
Faisal mengatakan, ia mengetahui kejadian kebakaran itu dari grup sesama karyawan dalam aplikasi percakapan ponsel pintar. Namun, tidak ada pekerja yang ditempatkan di gudang karena tempat itu hanya berfungsi untuk penyimpanan. Kantor perusahaan berlokasi di tempat lain.
Penjual makanan di dekat tempat kejadian, Zubaedah (40), mengatakan, gudang itu sepengetahuan dia memang tidak berpenghuni, sedangkan bangunan di kanan dan kiri gudang berisi karyawan. Saat kebakaran diketahui, para karyawan di sekitarnya berhamburan keluar.
Zubaedah menceritakan, jalan di depan gudang saat kebakaran sedang sepi, seperti biasanya, karena para karyawan sudah bekerja kembali seusai istirahat siang. Ia awalnya melihat asap terlebih dahulu.
”Saya pikir ada yang bakar sampah, tetapi, kok ,ini asapnya tambah besar, ya, sudah saya teriak-teriak memanggil warga,” ujar Zubaedah. Menurut dia, tidak ada suara ledakan saat awal kebakaran.
Subadi menyebutkan, belum ada laporan tentang korban jiwa ataupun luka. Dugaan penyebab kebakaran juga belum diketahui.