Berangkat dari kesenjangan antara ketersediaan dan permintaan di segmen hotel bujet, Ritesh Agarwal (25), Founder & Group CEO Oyo Hotels & Homes, melihat peluang transformasi bisnis perhotelan.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·5 menit baca
Bisnis perhotelan terus berkembang, tetapi ketersediaan penginapan yang berkualitas dengan harga terjangkau masih minim di segmen hotel bujet. Berangkat dari kesenjangan antara ketersediaan dan permintaan di segmen itu, Founder & Group CEO Oyo Hotels & Homes, Ritesh Agarwal (25), melihat peluang untuk melakukan transformasi bisnis perhotelan.
Mengawali bisnis dengan membentuk platform Overal Stays yang menyajikan daftar akomodasi penginapan di segmen bujet, Ritesh kemudian mendirikan Oyo di tahun 2013. Dengan berbasis teknologi, Oyo melakukan perombakan terhadap sistem manajemen dan pemasaran untuk penginapan dan hotel-hotel tradisional di segmen kecil menengah agar lebih terstandarisasi baik.
Saat awal diluncurkan di Indonesia, Oktober 2018, Oyo baru beroperasi di 3 kota, yakni Jakarta, Surabaya, dan Palembang dengan jumlah 1.000 kamar di 30 properti. Investasi yang dikucurkan senilai 100 juta dollar AS. Dalam kurun 10 bulan, Oyo berkembang di 100 kota, 27.000 kamar, dan bermitra dengan 1.200 pemilik hotel.
Di tingkat global, Oyo Hotels and Homes berkembang di 800 kota di 80 negara, dengan jaringan 23.000 hotel dan 46.000 rumah liburan. Usaha rintisan itu juga mendapat dukungan pendanaan dari investor raksasa seperti SoftBank Vision Fund, Sequoia Capital, Lightspeed Ventures, dan China Lodging Group. Atas keberhasilan itu, Ritesh menjadi salah satu pengusaha paling muda dan sukses di dunia dengan 15 penghargaan di tingkat nasional dan internasional.
Saat berkunjung ke Jakarta, akhir pekan lalu, Ritesh menilai pasar Indonesia menjadi kunci pertumbuhan Oyo di tingkat global. Selain Indonesia, pasar terkuat Oyo yakni di India, China, Eropa, AS, dan Timur Tengah. Berikut kutipan perbincangan Kompas dengan Ritesh.
Bisa dijelaskan konsep bisnis Oyo?
Konsep bisnis kami sangat jelas. Di Indonesia, ada jutaan penginapan kecil yang unbranded. Sebagian dikelola kurang efisien. Kami hadir dan menjadi partner mereka. Kami melakukan investasi, mengambil alih pengelolaan dengan jaminan terhadap aset, melakukan renovasi interior, dan meningkatkan kualitas layanan. Kami berinvestasi untuk memberikan pengalaman menginap yang baik bagi konsumen. Dari situ, tingkat hunian melonjak. Ketika hunian melonjak, kami menghasilkan uang, pemilik hotel memperoleh pendapatan, dan konsumen bisa menghemat uang. Semua diuntungkan. Win, win and win.
Kami melihat pentingnya branding. Kami ingin memastikan jaringan Oyo Hotel memiliki kualitas yang baik, sehingga konsumen mudah mengidentifikasi Oyo Hotel di kota manapun mereka berada. Desain interior hotel yang baik dan layanan berkualitas akan menghasilkan marketing yang lebih baik.
Bagaimana strategi bisnis di Indonesia?
Awalnya, kami semua gugup ketika tahun lalu memulai bisnis ini di Indonesia dengan target besar, yakni jaringan 1.000 hotel dengan 27.000 kamar. Tetapi dalam waktu 10 bulan, target ini sudah bisa tercapai dan kami memiliki 5 juta pelanggan.
Indonesia merupakan pasar yang besar dan aktif. Hanya di Indonesia, orientasi pelanggan terhadap pengalaman (menginap) sangat baik. Konsumen ingin memastikan layanan hotel yang baik dengan harga yang terbaik. Pasar Indonesia menjadi kunci pertumbuhan Oyo di Asia Tenggara dan global.
Kini, kami telah menetapkan target baru dan siap berinvestasi 300 juta dollar AS di Indonesia. Tahun depan, kami menargetkan jaringan kami mencapai 4.000 hotel dengan 100.000 kamar. Kami optimistis bisa melayani pelanggan hingga 5-10 kali lipat dalam 1 tahun ke depan.
Bagaimana mencapai target itu?
Ada tiga faktor utama, Pertama, respons luar biasa yang kami peroleh dari konsumen. Kami menyadari bahwa perusahaan akan tumbuh besar jika konsumen puas terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Konsumen yang puas akan merekomendasikan temannya untuk menggunakan produk atau jasa tersebut. Di bisnis ini, konsumen yang puas dengan produk, layanan dan harga akan kembali dengan membawa lebih banyak orang, sehingga bisnis ini bisa berkembang dengan membuka lebih banyak cabang .
Kedua, tim manajemen yang bagus dan bekerja keras. Kami telah menciptakan peluang kerja bagi 10.000 orang muda di Indonesia. Mereka bekerja bukan sekadar untuk pekerjaan. Mereka bekerja dengan misi.
Ketiga, kemampuan untuk memastikan bahwa seluruh proses berjalan karena prinsip kemitraan. Kalau layanan kurang bagus, maka pemilik kotel akan berupaya keras agar layanan bisa diperbaiki.
Untuk ekspansi bisnis, kami melakukan investasi dalam hal infrastruktur dan sumber daya manusia. Kami akan berinvestasi 300 juta dollar AS dalam hal infrastruktur, dan layanan. Infrastruktur itu meliputi belanja modal untuk bangunan, instalasi, lantai, tempat tidur, desain interior. Kami berupaya untuk meningkatkan (upgrade) apapun sejauh yang kami bisa.
Bagaimana Anda melihat dampak penetrasi digital terhadap pasar properti?
Penetrasi digital secara umum merupakan salah satu kekuatan inti Indonesia. Oyo beruntung mengembangkan bisnis di 80 negara. Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan digital yang sangat cepat di dunia dan ini memiliki dampak langsung ke pasar properti. Pengalaman menginap yang lebih baik, dan harga yang bagus lewat pemesanan berbasis daring membuat konsumen ingin terus mencoba. Sekitar 50 persen dari konsumen yang memesan Oyo hotel lewat aplikasi cenderung akan kembali memesan di jaringan kami. Penetrasi digital di pasar properti secara fundamental mentransformasi sistem konvensional perhotelan dengan pola baru.
Masyarakat muda dan milenial cenderung tidak suka memesan produk yang mahal. Mereka menabung untuk berlibur, dan memperoleh pengalaman di destinasi wisata. Oyo hotel melihat peluang dari ekspektasi masyarakat kelas menengah untuk memperoleh produk terbaik dengan harga termurah. Kami berkomitmen menyediakan itu terhadap konsumen kami.
Saat ini semakin banyak kompetitor menawarkan platform bisnis serupa. Apa tantangan besar untuk menghadapi kompetisi?
Kami beruntung, berangkat dari bukan apa-apa dan kini menjadi jaringan hotel nomor satu di Indonesia. Oyo saat ini jelas merupakan yang terdepan, dan salah satu alasannya karena kami menyediakan produk terbaik dengan harga terendah. Kami menginvestasikan belanja modal, kami melakukan kontrol bangunan secara lengkap, dan memastikan semuanya berjalan efektif.
Kedua, kami menjadi mitra yang terbaik bagi pemilik aset hotel, karena kami mempercantik bangunan dan memberikan jaminan aset. Ketiga, kami melakukan pelatihan bagi pekerja hotel agar meningkatkan standar layanan yang baik. Investasi, maupun fokus kami pada konsumen dan pemilik aset (hotel) membuat kami menjadi yang terdepan. Ke depan, kami yakin bisa berangkat dari nomor satu menjadi lebih baik lagi.