Joshua Wong Terbang ke Jerman dan AS, Menlu Heiko Maas Siap Menemui
›
Joshua Wong Terbang ke Jerman ...
Iklan
Joshua Wong Terbang ke Jerman dan AS, Menlu Heiko Maas Siap Menemui
Politisi muda Hong Kong, Joshua Wong, bertolak ke Jerman, Senin (9/9/2019). Sekretaris Jenderal Demosisto itu akan berada di luar Hong Kong sampai akhir September.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
HONG KONG, SELASA — Politisi muda Hong Kong, Joshua Wong, bertolak ke Jerman, Senin (9/9/2019). Sekretaris Jenderal Demosisto itu akan berada di luar Hong Kong sampai akhir September.
Demosisto, kelompok sipil yang mendorong berbagai unjuk rasa di Hong Kong, menyebut bahwa Wong terbang ke Jerman setelah keluar dari tahanan pada Senin pagi. Dari Jerman, ia direncanakan bertolak ke Amerika Serikat. Wong mungkin akan berada di luar Hong Kong hingga akhir September.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyambut baik pembebasan Wong. ”Saya siap menemui dia. Kami berharap konflik berkurang sedikit demi sedikit. Akan tetapi, tanpa memangkas hak kepada warga, yakni hak menyatakan pendapat, dengan cara apa pun,” ujarnya.
Sebelumnya, Wong ditangkap polisi di bandara Hong Kong pada Minggu (8/9/2019) kala tiba dari Taiwan. Polisi menangkapnya dengan tuduhan melanggar pembebasan bersyarat gara-gara ke Taiwan.
Wong memang dalam status tahanan kota ketika bertolak ke Taiwan, pekan lalu. Pada 30 Agustus 2019 pagi, ia ditangkap dengan tuduhan menghasut orang untuk berkumpul secara ilegal. Sore harinya, ia dikeluarkan dari tahanan setelah membayar jaminan 10.000 dollar Hong Kong.
Selepas unjuk rasa pada 31 Agustus 2019 dan 1 September 2019, ia terbang ke Taiwan. Polisi menilai perjalanan Wong ke sana melanggar syarat tahanan kotanya. Walakin, pada Senin pagi, pengadilan menetapkan Wong tidak melanggar apa pun. Karena itu, ia bisa kembali keluar tahanan.
Aksi rantai manusia
Ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Hong Kong menunjukkan solidaritas pada rangkaian unjuk rasa. Pada Senin pagi, mereka bergandengan membentuk rantai manusia di sejumlah lokasi di Hong Kong. Selain pelajar, ada juga para alumnus ikut bergabung.
”Rantai manusia di sekolah adalah bukti terkuat protes ini mengakar kuat di masyarakat, sampai ke pelajar sekolah,” kata Alan Yeong, alumnus sekolah Wah Yan di Kowloon.
Mereka membawa poster dengan tulisan ”Seluruh lima tuntutan, tidak dikurangi satu pun”. Poster itu merujuk pada lima tuntutan para pengunjuk rasa.
Rangkaian unjuk rasa tanpa henti sejak Juni 2019 meminta pencabutan rancangan undang-undang ekstradisi, pembatalan dakwaan terhadap seluruh orang yang ditangkap terkait unjuk rasa, penyelidikan independen terhadap dugaan kekerasan olah polisi dalam penanganan unjuk rasa. Pengunjuk rasa juga meminta polisi tidak menggunakan istilah perusuh terhadap mereka. Selain itu, mereka juga meminta hak pilih penuh.
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengumumkan akan mencabut RUU. Sementara untuk empat tuntutan lain, Lam menolaknya.
Selain soal lima tuntutan, para pelajar juga menyatakan solidaritas kepada rekan mereka. Dalam unjuk rasa akhir pekan lalu, beredar video beberapa pelajar yang terlihat cedera. Mereka diduga menjadi korban pemukulan polisi.
Sampai sekarang, polisi sudah menangkap 1.300 orang terkait rangkaian unjuk rasa. Pekan lalu, 157 orang ditangkap, di antara mereka ada remaja berusia 14 tahun. (*/REUTERS/AFP)