Kriminalitas Merebak, Pemerintah Kota Jamin Cirebon Aman
›
Kriminalitas Merebak,...
Iklan
Kriminalitas Merebak, Pemerintah Kota Jamin Cirebon Aman
Pemerasan, penganiayaan, dan pembunuhan yang terjadi di Kota Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu terakhir meresahkan masyarakat.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Pemerasan, penganiayaan, dan pembunuhan yang terjadi di Kota Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu terakhir meresahkan masyarakat. Namun, Pemerintah Kota Cirebon bersama aparat kepolisian setempat menjamin kota yang dicanangkan sebagai destinasi pariwisata utama Jabar itu masih aman.
“Kami berbelasungkawa atas korban pembunuhan yang dilakukan warga kami. Namun, jangan berpikir bahwa Cirebon mencekam. Kota ini tetap aman,” kata Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, Selasa (10/9/2019), di Cirebon.
Sebelumnya, YS dan RM, pemuda berusia 19 tahun asal Kecamatan Lemahwungkuk, diduga kuat membunuh Muhammad Rozien (17) dengan badik, Jumat (6/9/2019) pukul 20.30. Korban adalah warga Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang tengah menempuh pendidikan di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Kuningan, Jabar.
Korban meregang nyawa di trotoar Jalan Cipto Mangkusumo, salah satu pusat perekonomian Kota Cirebon. Tidak hanya perkantoran, area itu juga menjadi tempat dua mal, sejumlah kafe, dan hotel. Saking ramainya, kemacetan kerap mendera daerah itu saat akhir pekan.
Ulah kedua tersangka yang menganggur itu tak berhenti di sana. Mereka melanjutkan aksinya di Jalan Kesambi pukul 21.00, kawasan perkantoran, dan tempat makan. Tersangka mengancam Zainul Majid dan Zulva Fuadi dengan badik sebelum merampas dompet dan telepon pintar korban.
YS, residivis kasus pemerasan dengan ancaman kekerasan yang baru keluar sebulan lalu setelah dipenjara dua tahun, tega melakukan hal itu karena pengaruh obat keras terlarang. Kedua tersangka telah ditangkap polisi pada Minggu (8/9) dini hari dan terancam 24 tahun penjara. Pada Senin (9/9), polisi juga meringkus JH (40), pemasok obat keras terlarang pada kedua tersangka.
Sebelumnya, pada 17 Agustus lalu, Indra Zaeni (18) tewas setelah dikeroyok tujuh pemuda di dekat Pasar Jagasatru, Kota Cirebon. Peristiwa nahas itu diawali saling tantang antarkedua geng yang anggotanya masih pelajar.
Keamanan menjadi salah satu faktor penentu kebangkitan pariwisata daerah, termasuk Cirebon.
Azis mengatakan, penangkapan tersangka pembunuhan dan pemasok obat menunjukkan keamanan di Kota Cirebon masih terjaga. Menurut dia, keamanan menjadi salah satu faktor penentu kebangkitan pariwisata daerah, termasuk Cirebon. Apalagi, tahun ini, pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan melonjak dari sekitar 1,5 juta orang menjadi 2 juta orang.
“Jangan sampai orang enggak mau datang ke Cirebon karena masalah keamanan,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan polisi, TNI, dan ketua RW guna mendeteksi dini potensi kriminalitas. Pihaknya juga bakal memaksimalkan penggunaan kamera pengintai (CCTV) dan penerangan jalan umum. Saat ini, terdapat 24 CCTV di jalan protokol.
“Kami akan tingkatkan jumlah CCTV sesuai pemetaan lokasi rawan kriminalitas di tempat sepi maupun ramai,” kata Azis. Ia juga memerintahkan Dinas Kesehatan meningkatkan pengawasan terhadap penjualan beberapa jenis obat keras yang disalahgunakan.
Camat Lemahwungkuk Ma’ruf Nuryasa mengatakan, pihaknya menyiapkan sejumlah program untuk mengantisipasi kriminalitas berulang yang dilakukan warganya. Salah satunya menyiapkan pendampingan psikologis bagi keluarga pelaku jika bersedia.
“Kami tengah berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Cirebon untuk membuat program pelatihan kerja bagi generasi muda yang putus sekolah atau menganggur. Ini untuk mencegah mereka berbuat kriminal karena desakan ekonomi,” ujarnya. Lemahwungkuk merupakan salah satu wilayah pesisir di Cirebon yang didominasi nelayan.
Sebelumnya, Kepala Polres Cirebon Kota Ajun Komisari Besar Roland Ronaldy menegaskan, tidak ada toleransi terhadap tindakan di Kota Cirebon. Ia juga berjanji mengusut tuntas peredaran OKT, minuman keras, dan narkoba yang selama ini memicu kriminalitas.