Minim Hiburan, Lama Tinggal Tamu Kurang dari Sehari
›
Minim Hiburan, Lama Tinggal...
Iklan
Minim Hiburan, Lama Tinggal Tamu Kurang dari Sehari
Lama tinggal tamu di balai ekonomi desa atau balkondes di 20 desa di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat ini masih kurang dari sehari.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Lama tinggal tamu di balai ekonomi desa atau balkondes di 20 desa di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat ini masih kurang dari sehari. Banyak tamu ragu memperpanjang lama tinggal karena ketiadaan hiburan, terutama pada malam hari.
”Bahkan, karena sepinya kehidupan di malam hari, banyak tamu berpikir panjang, ragu-ragu untuk menginap di Borobudur. Jika memang tidak ada event yang betul-betul menarik untuk ditonton atau ada keperluan yang mendesak, mereka biasanya akan langsung memutuskan menginap di Yogyakarta,” ujar Direktur PT Manajemen Community Based Tourism (CBT) Nusantara Jatmika Budi Santoso, Selasa (10/9/2019).
PT Manajemen CBT Nusantara adalah pihak yang ditunjuk Kementerian BUMN sebagai pengelola dan pendamping 20 balkondes di Kecamatan Borobudur. Pembangunan balkondes dilakukan secara bertahap oleh Kementerian BUMN sejak 2016. Setiap balkondes didukung satu BUMN sebagai sponsor pendanaan. Balkondes dimaksudkan meningkatkan gairah berwisata di kawasan Borobudur selain ke Candi Borobudur.
Kota Yogyakarta, berjarak sekitar 37 kilometer dari Borobudur, dinilai wisatawan lebih menarik dijadikan tempat menginap karena ramai dengan beragam pentas, hiburan, dan pilihan tempat yang dapat dituju.
Sebagian tamu dari kalangan tertentu menyukai suasana sepi tanpa hiruk pikuk hiburan. Namun, menurut Jatmika, balkondes tidak mungkin melulu bergantung pada kelompok tamu semacam itu. Menurut dia, segmen pasar yang lebih besar terdapat pada kelompok masyarakat yang tetap menginginkan atraksi atau hiburan.
Jangankan untuk berkeliling, dengan tidak adanya moda, untuk sekadar mencari tempat makan saja wisatawan akan kesulitan.
Tidak hanya karena minimnya pentas dan atraksi, Jatmika mengatakan, tamu juga akan kesulitan bepergian ke daerah atau lokasi lain karena tidak ada moda transportasi umum di kawasan Borobudur pada malam hari. ”Jangankan berkeliling, dengan tidak adanya moda, untuk sekadar mencari tempat makan saja wisatawan akan kesulitan,” ujarnya.
Jumlah kamar yang tersedia di 20 balkondes yang ada di Borobudur mencapai sekitar 240 kamar. Selain lama tinggal yang masih singkat, tingkat okupansi atau hunian kamar pun hanya mencapai 20 persen per tahun.
Menyikapi kondisi tersebut, Jatmika mengatakan, pihaknya saat ini terus mendorong setiap pengelola balkondes dan warga desa membuat paket-paket wisata yang menarik. Hal itu agar setiap tamu bisa mengunjungi obyek-obyek tersebut. ”Dengan tawaran paket-paket wisata itulah nantinya para tamu memiliki alasan tinggal lebih lama di Borobudur,” ujarnya.
Jatmiko mengatakan, kemampuan sumber daya manusia (SDM) pengelola balkondes dan warga desa membangun brand awareness balkondes juga masih rendah. Hal ini terlihat dari masih minimnya upaya mereka untuk mempromosikan balkondes, terutama di media sosial. Dengan kondisi tersebut, brand balkondes belum cukup populer sebagai tempat yang layak untuk disinggahi.
Tri Kusmiyati, pengelola Balkondes Duta Menoreh di Desa Tanjungsari, mengatakan, atraksi hiburan pada malam hari di kawasan Borobudur sangat minim. Namun, untuk menghibur para tamu, pengelola Balkondes Duta Menoreh sudah berkoordinasi dengan salah satu produsen madu dan tahu di desa itu agar dapat dikunjungi tamu atau wisatawan pada malam hari.
”Kami cuma bisa menawarkan tempat pengolahan madu dan tahu. Di luar itu, kami belum mengetahui ada tempat lain yang bisa dan cocok dikunjungi pada malam hari,” ujarnya.
Karena tidak ada jadwal atau rutinitas pentas kesenian tertentu, Tri menyatakan, pihaknya kesulitan menawarkan hiburan bagi para tamu. Oleh karena itu, Balkondes Duta Menoreh biasanya memanggil kelompok kesenian tertentu, sesuai permintaan tamu, untuk menggelar pentas di balkondes.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso mengatakan, rata-rata lama tinggal tamu di Kabupaten Magelang, terutama di kawasan Borobudur, saat ini hanya mencapai 1,2 hari. Angka ini jauh di bawah angka rata-rata lama tinggal wisatawan di seluruh Indonesia yang mencapai delapan hari.
Kondisi ini, menurut dia, akan segera didiskusikan bersama seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Magelang. Hal itu untuk merumuskan solusi paling efektif untuk mendongkrak lama kunjungan wisatawan.