Setelah China dan Vietnam, Giliran Filipina Terserang Flu Babi
›
Setelah China dan Vietnam,...
Iklan
Setelah China dan Vietnam, Giliran Filipina Terserang Flu Babi
Tes laboratorium telah mengonfirmasi bahwa ”africa swine flu” atau flu babi dari Afrika-lah yang jadi penyebab kematian kawanan babi di setidaknya tujuh desa di dekat Manila, Filipina.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
MANILA, SELASA — Tes laboratorium telah mengonfirmasi bahwa africa swine flu atau flu babi dari Afrika-lah yang menjadi penyebab kematian kawanan babi di setidaknya tujuh desa di dekat Manila, Filipina. Tim lintas sektor dari berbagai lembaga Pemerintah Filipina akan dibentuk untuk memastikan penyakit tersebut tidak menyebar.
Menteri Pertanian Filipina William Dar, Senin (9/9/2019), mengatakan bahwa 14 dari 20 sampel darah yang dikirim ke laboratorium di Inggris dinyatakan positif penyakit africa swine flu (ASF). Namun, tes lebih lanjut tetap diperlukan untuk memastikan tipe virus dan tingkat keganasan virus tersebut.
Infeksi penyakit ASF di desa-desa yang terkena dampak telah dilokalisasi dalam beberapa pekan terakhir. Peternakan rakyat yang terdampak di daerah tersebut juga telah ditempatkan dalam karantina serta diberi disinfektan untuk mencegah infeksi terulang kembali.
”Kita tidak tahu di antara 35 strain virus yang ada, mana yang merebak sekarang,” kata Dar saat jumpa pers.
Ia juga meminta jurnalis untuk membantu pemerintah mencegah kepanikan warga yang bisa merugikan industri babi lokal.
Lebih dari 7.400 babi telah dimusnahkan di peternakan di desa-desa di Provinsi Rizal dan Bulacan yang terserang penyakit ini dalam beberapa bulan terakhir. Departemen Pertanian Filipina kini juga sedang memverifikasi laporan infeksi baru di daerah lain di luar dua provinsi tersebut.
Meski begitu, pihak berwenang mengklaim telah mengendalikan situasi di lapangan dan akan memastikan kembali pemeriksaan, termasuk memeriksa bandar udara dan pelabuhan, serta menindak penyelundupan daging untuk mencegah meluasnya penyakit. Mereka mengatakan pasokan daging babi dan harganya masih terbilang normal.
”Industri babi adalah salah satu industri yang krusial di negara ini. Jangan sampai ini terpengaruh oleh wabah,” kata Dar. ”Segala sesuatu yang harus dilakukan oleh pemerintah dengan bantuan sektor swasta sedang dilakukan.”
Dar dan Sekretaris Kesehatan Francisco Duque beserta para pejabat yang lain dan para pedagang menyantap hidangan babi dalam upacara bersama untuk menunjukkan bahwa daging yang dijual aman untuk dikonsumsi apabila disembelih dan diolah dengan benar.
Filipina adalah negara terbaru di Asia yang terkena penyakit ini setelah sebelumnya China dan Vietnam. Jutaan babi telah dimusnahkan hingga menghancurkan industri babi mereka. China merupakan rumah bagi setengah populasi babi dunia. Adapun di Vietnam saja virus ini telah menyebabkan kematian lebih dari 4 juta ekor babi.
ASF tidak berbahaya bagi manusia, tetapi berakibat fatal dan sangat menular untuk babi. Sejauh ini belum diketahui obatnya.
Serangan penyakit ini telah menyebabkan kerugian besar bagi industri babi. Penyakit ini telah dilaporkan terdapat di China, Vietnam, Mongolia, Kamboja, Laos, dan Korea Utara. Beberapa ahli mengatakan, penyebaran flu babi saat ini adalah wabah penyakit hewan terbesar yang diketahui dalam sejarah. (AP)