Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan masih menyelimuti Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin, di Banjarbaru, Rabu (11/9/2019) pagi.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan masih menyelimuti Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin, di Banjarbaru, Rabu (11/9/2019) pagi. Jarak pandang sempat menurun, tetapi tidak sampai menunda jadwal keberangkatan pesawat seperti sehari sebelumnya.
Berdasarkan pantauan, kabut asap pekat sempat menyelimuti kawasan Bandara Syamsudin Noor dan sekitarnya pada pukul 07.30 Wita. Bau asap begitu menyengat dan membuat mata perih saat melintasi Jalan Ahmad Yani di samping bandara. Jarak pandang juga terbatas.
Bau asap begitu menyengat dan membuat mata perih saat melintasi Jalan Ahmad Yani di samping bandara. Jarak pandang juga terbatas.
Ruth Mandasari S, prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin, melaporkan, jarak pandang di Bandara Syamsudin Noor sempat turun menjadi 400 meter pada pukul 07.30 Wita. Setengah jam kemudian kondisinya membaik menjadi 1.500 meter dan mencapai 5.000 meter pada pukul 08.30 Wita.
Meski kondisi kabut asap cukup pekat, menurut Communication and Legal Section Head Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Aditya Putra Patria, tidak ada jadwal keberangkatan pesawat yang tertunda pada Rabu pagi.
”Saat kabut asap bertambah pekat mulai pukul 07.25 Wita, semua pesawat pagi sudah terbang. Penerbangan pagi ini masih aman dan tidak tertunda karena jarak pandang sebelumnya masih mencapai 1.500 meter,” katanya.
Sehari sebelumnya, Selasa (10/9) pagi, tujuh jadwal keberangkatan pesawat tertunda akibat kabut asap pekat. Antara pukul 06.00 dan pukul 07.00 Wita, jarak pandang di landasan pacu bandara sempat hanya 200 meter. Akibatnya, keberangkatan pesawat pagi rata-rata mundur 1 jam 20 menit dari jadwal.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Wahyuddin mengatakan, kabut asap masih menyelimuti bandara pada Rabu pagi karena sehari sebelumnya jumlah titik panas meningkat drastis hingga 324 titik (hotspot). ”Di sekitar bandara juga masih ada lahan yang terbakar,” ujarnya.
Memasuki September, kebakaran hutan dan lahan di Kalsel kian marak. Sampai dengan 10 September, telah terjadi 1.112 kejadian kebakaran lahan dengan luas 3.228,85 hektar dan 11 kejadian kebakaran hutan dengan luas 79,75 hektar.