Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah kian mengkhawatirkan. Sekolah-sekolah di Kota Palangkaraya memotong jam pelajaran karena menilai kabut asap di pagi hari sangat pekat.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah kian mengkhawatirkan. Kabut asap mulai masuk ke rumah penduduk dan mengganggu kesehatan.
Ani Sulam (30), ibu rumah tangga di Desa Tumbang Nusa, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah mengatakan dirinya dan suami sudah mulai batuk-batuk karena kondisi cuaca asap yang sangat pekat di malam dan pagi hari. “Kebakarannya sih agak jauh tapi asapnya sampai di masuk ke kamar-kamar,” katanya.
Sekolah-sekolah di Kota Palangkaraya juga telah memotong jam pelajaran karena menilai kabut asap di pagi hari sangat pekat. “Tadi masuk sekolah anak-anak jam 7.30 wib, lalu pulangnya lebih cepat, sebelum jam 10.00 wib sudah selesai,” ungkap
Kebakarannya sih agak jauh tapi asapnya sampai di masuk ke kamar-kamar. (Ani Sulam)
Pantauan Kompas, kabut asap terlihat pekat di pagi hari dan mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah-sekolah Kota Palangkaraya maupun Pulau Pisau. Di beberapa wilayah dari Kota Palangkaraya menuju Pulang Pisau jarak pandang hanya 100 meter sampai 200 meter saja.
Kabut asap tipis juga masuk hingga ke ruang kelas di sekolah-sekolah, khususnya yang lokasinya dekat lokasi kebakaran. Berapa anak tampak menggunakan masker yang dibagikan pihak sekolah, saat beraktivitas. Namun sebagian besar masih belum mau menggunakan masker.
Jarak pandang hanya 100 meter sampai 200 meter saja.
Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Bukit Tunggal, Palangkaraya, Nurahmawatie mengungkapkan, pihaknya setiap hari membagikan masker gratis ke anak-anak sekolah. Namun, belum sampai di rumah masker sudah dibuang-buang atau dimainkan oleh anak-anak.
“Sampai saat ini belum ada yang sakit, semoga bisa seperti itu terus. Kalaupun ada yang sakit bukan karena asap ini, tidak ada yang kena ISPA,” kata Nurahmawatie.
Data Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalopas-PB) Provinsi Kalteng mencatat, dalam 24 jam sejak Rabu (11/09/2019) pagi hingga Kamis (12/9/2019) pagi terdapat 1.998 titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen. Dari 14 kabupaten/kota yang ada di Kalteng, temuan titik panas terbanyak ada di Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, Kotawaringin Timur, dan Kota Palangkaraya.
Kebakaran hutan dan lahan juga semakin meluas. Selama 2019 sudah 15.804 titik panas muncul di Kalteng dengan luas kebakaran mencapai 7.350 hektar lahan. Adapun kejadian kebakaran mencapai 1.689 kali.
Gagal
Koordinator Sekretariat Bersama Anti Asap Kalteng Kartika mengungkapkan, melihat kondisi asap yang terjadi pencegahan kebakaran lahan dan hutan sudah bisa dikatakan gagal. Selain bertahan lama, kabut ini sudah mulai mengganggu aktivitas masyarakat.
“Untuk menangani ini semua pihak harus lebih serius dalam memobilisasi kekuatan. Agar dampak kabut asap tidak berdampak lebih buruk ke masyarakat,” ungkap Kartika.