Mengikuti saran Bolton, Trump memberikan sebuah dokumen kepada Kim, menyerukan pemindahan senjata nuklir dan bom dari Pyongyang ke Amerika Serikat.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
WASHINGTON DC, KAMIS — Negosiasi denuklirisasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara dinilai dapat berjalan lebih mudah di masa depan setelah Penasihat Keamanan AS John Bolton dipecat. Presiden AS Donald Trump menganggap Bolton menjadi penyebab kemunduran negosiasi.
Pengajar politik Ewha University di Seoul, Korea Selatan, Leif-Eric Easley, mengatakan, pemecatan Bolton dapat membantu AS membangkitkan kembali pembicaraan antara AS dan Korut. Waktu pemecatan Bolton tepat bagi upaya diplomasi AS yang sedang didorong saat ini.
”Pyongyang telah menunjukkan ketidaksukaannya kepada Bolton. Pemimpin Korut Kim Jong Un dapat membuat perubahan personel di Washington sebagai kemenangan politik dalam negeri Korut. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan perundingan denuklirisasi segera dimulai kembali,” kata Easley, seperti dikutip pada Kamis (12/9/2019).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mendadak mengumumkan pemecatan Bolton pada Selasa (10/9/2019). Trump mengklaim tidak menyetujui sejumlah pandangan Bolton dalam kebijakan luar negeri AS. Bolton terkenal kerap membuat rekomendasi yang agresif kepada negara yang bersengketa dengan AS.
Di masa lalu, Bolton telah mengusulkan penggunaan kekuatan militer untuk menggulingkan keluarga Kim yang berkuasa. Para pejabat AS mengatakan, Bolton bertanggung jawab atas mandeknya pertemuan Trump dan Kim di Vietnam pada Februari 2019.
Mengikuti saran Bolton, Trump memberikan sebuah dokumen kepada Kim, menyerukan pemindahan senjata nuklir dan bom dari Pyongyang ke Amerika Serikat. Tuntutan ini mencerminkan gaya diplomasi Bolton dalam penanganan masalah di Libya, yakni denuklirisasi secara satu pihak.
Kim tentu saja menolak permintaan AS tersebut. Menurut pengamat, Kim melihat tuntutan tersebut sebagai penghinaan dan cara yang provokatif.
Pengamat Pusat Kepentingan Nasional AS, Harry Kazianis, berpendapat, Trump kini bebas mencari penasihat keamanan yang menolak upaya untuk mengganti rezim Korut. ”(Penasihat) yang mendukung jalur diplomatik dengan Korut,” katanya.
Akan tetapi, ada juga penilaian, kepergian Bolton akan memengaruhi peluang keuntungan AS dalam bernegosiasi dengan Korut. Adapun batas waktu negosiasi kedua negara yang ditentukan Pyongyang adalah satu tahun.
”Bolton mungkin tidak dicintai oleh semua orang, tetapi jelas merupakan benteng dalam membuat kesepakatan nuklir karena ia mengetahui taktik negosiasi. Korut bisa saja melakukan berbagai upaya dan trik untuk keuntungan mereka karena AS tidak ada pertahanan,” ucap Kim Hong-kyun, mantan Utusan Nuklir Korea Selatan untuk Korut.
Terlepas dari pemecatan Bolton, Washington belum memberikan indikasi akan meringankan tuntutan kepada Korut. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan, kepergian salah satu staf bukan berarti kebijakan luar negeri Trump akan berubah.
Penyebab kemunduran
Pada Rabu (11/9/2019), Trump mengatakan, Bolton merupakan bencana dalam kebijakan luar negeri AS mengenai Korut, berada di luar batas dalam menangani Venezuela, dan tidak rukun dengan pejabat pemerintah lainnya.
”Kami mundur dengan sangat buruk (perundingan dengan Korut) ketika Bolton bicara mengenai penanganan Korut dilakukan seperti Libya. Sungguh sebuah bencana. Saya tidak menyalahkan Kim tidak ingin berurusan dengan Bolton,” kata Trump.
Pejabat Korut memanggil Bolton dengan sebutan maniak perang dan sampah manusia.
Trump melanjutkan, Bolton tidak sejalan dengan upaya dan tujuan pejabat AS lainnya. Namun, kepergian Bolton merupakan hal yang tak terelakkan untuk mewujudkan kebijakan luar negeri AS. (Reuters)