Kesehatan Warga Mulai Terdampak Bencana Asap
Ribuan masker dibagikan kepada warga yang terdampak kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan. Sejumlah fasilitas kesehatan dan obat-obatan juga disiagakan.
PALEMBANG, KOMPAS Ribuan warga menderita infeksi saluran pernapasan akut, salah satunya dipicu kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah. Untuk mengantisipasi gangguan kesehatan yang lebih buruk, pemerintah daerah membagikan masker kepada warga.
Di Palembang, Dinas Kesehatan Sumatera Selatan membagikan 6.000 masker kepada masyarakat, Rabu (11/9/2019). Masker dibagikan kepada pengguna jalan di kawasan Simpang Lima Kantor DPRD Provinsi Sumsel dan Jalan Radial. Langkah ini ditempuh menyusul kualitas udara masuk kategori sangat tidak sehat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumsel, jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Sumsel pada akhir Agustus sampai 2 September mencapai 5.241 orang. Sejumlah 2.188 orang di antaranya merupakan penderita berusia di bawah lima tahun.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Sumsel Mulyono mengatakan, anak di bawah umur lima tahun lebih rentan terkena ISPA karena daya tahannya belum sebaik orang dewasa. Untuk meminimalkan risiko ISPA, warga diimbau menggunakan masker setiap keluar rumah dan lebih banyak minum air putih.
Mulyono memastikan fasilitas kesehatan, masker, dan obat untuk antisipasi asap sudah tersedia di setiap fasilitas kesehatan. ”Bahkan, kami menyediakan 20.000 masker untuk disebarkan (di daerah terdampak),” katanya.
Secara umum, kebakaran hutan dan lahan gambut di Pulau Sumatera belum menunjukkan tanda-tanda berkurang. Bahkan, kemarin pagi, satelit pengindera cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperlihatkan 1.211 titik panas yang tersebar di delapan provinsi. Jambi memiliki titik panas terbanyak dengan 496 titik, disusul Sumsel (305), Riau (258), Bangka Belitung (77), dan Lampung (42).
Di Pekanbaru, Riau, kabut asap menyebabkan jarak pandang sempat di bawah 1 kilometer. Ratusan pegawai negeri sipil dan masyarakat Pekanbaru menggelar shalat Istisqa untuk meminta hujan, Rabu pagi, di halaman Kantor Gubernur Riau. Shalat turut dihadiri Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution.
Menurut Edy, sekitar 5.800 personel gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, KLHK, dan Masyarakat Peduli Api sedang berjibaku memadamkan api. Meski tim pemadam sudah tergolong banyak, jumlahnya belum sebanding dengan luas kebakaran lahan dan hutan yang terjadi.
Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengatakan, pihaknya masih menunggu tambahan empat helikopter untuk membantu pemadaman dari udara. Kamis ini, Satgas Karhutla Riau juga akan mendapat bantuan pesawat Cassa TNI Angkatan Udara untuk penyemaian awan untuk modifikasi cuaca.
”Mudah-mudahan ada potensi awan yang dapat disemai untuk hujan,” ujar Edwar. Dalam dua hari terakhir, luas kebakaran lahan di Riau bertambah lebih dari 100 hektar. Sejak Januari hingga 10 September, lahan di Riau yang terbakar mencapai sekitar 6.500 hektar.
Kalimantan
Kabut asap juga masih menyelimuti sejumlah daerah di Kalimantan. Di Pontianak, Kalimantan Barat, kabut asap turut memicu peningkatan penderita ISPA. Meski demikian, belum ada lonjakan yang signifikan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan, berdasarkan laporan dari 23 puskesmas di Pontianak, kasus ISPA masih berfluktuasi. Normalnya ada 150 kasus per hari.
”Beberapa hari ini per hari ada yang 167 kasus, ada yang 172 kasus. Jadi, belum menunjukkan lonjakan,” katanya. Walakin, Dinas Kesehatan Kota Pontianak sudah mempersiapkan masker dan logistik untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penderita ISPA. Persediaan masker sekitar 100.000 lembar. Rumah sakit pun sudah menyiapkan diri untuk mengantisipasi itu. Pengamatan terhadap ISPA di rumah sakit juga diminta diperketat.
Inisiatif membagikan masker pun sudah ada. Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak pada Rabu siang membagikan masker di sejumlah ruas jalan utama di Pontianak. Sementara itu, jumlah pemerintah kabupaten di Kalbar yang meliburkan siswanya akibat kabut asap kian bertambah. Setelah Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, dan Sintang, kemarin Pemerintah Kabupaten Landak dan Kubu Raya juga memilih meliburkan siswa.
Di Kalimantan Selatan, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti Bandar Udara Syamsudin Noor, Banjarmasin, di Banjarbaru. Jarak pandang sempat menurun, teatpi tidak sampai menunda jadwal keberangkatan pesawat seperti sehari sebelumnya.
Ruth Mandasari S, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor, Banjarmasin, melaporkan, jarak pandang di bandara sempat turun menjadi 400 meter pada pukul 07.30 Wita. Setengah jam kemudian, kondisinya membaik jadi 1.500 meter dan mencapai 5.000 meter pada pukul 08.30 Wita.
Kepala BPBD Kalsel Wahyuddin mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Kalsel kian marak. Sampai dengan 10 September telah terjadi 1.112 kebakaran lahan seluas 3.228,85 hektar serta 11 kebakaran hutan seluas 79,75 hektar.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya membantah apabila kebakaran hutan dan lahan di Kalbar disebut sebagai penyebab asap di Malaysia, seperti dituduhkan Pemerintah Malaysia. Dari pantauan BMKG, titik panas di Serawak dan Semenanjung Malaysia sudah banyak, justru pada saat titik panas di Kalbar belum marak.
”Sebagai sesama negara ASEAN, tidak masalah kalau saling bantu. Tetapi, cara meng-address seperti itu secara politis tidak baik sehingga saya menyatakan keberatan dan minta Bu Menteri Luar Negeri menyampaikan itu,” katanya kepada pers di Kompleks Istana Negara di Jakarta. (RAM/SAH/ITA/JUM/FLO/ESA/IDO/INA)