Honai, rumah adat Papua, mendunia dalam Konferensi Telekomunikasi dan Informasi Digital Dunia ITU Telecom World 2019 di Budapest, Hongaria. Papua dipilih untuk mewakili cita-cita perubahan inovasi digital Nusantara.
Oleh
GESIT ARIYANTO dari Budapest, Hongaria
·3 menit baca
Kubah berundak dari rumpun rerumputan kering yang disusun berdiri menonjol di Paviliun Indonesia pada ajang ITU Telecom World 2019 di HungExpo, Budapest, Hongaria, 9-12 September. Itulah pintu utama sekaligus bagian paling menarik mata di antara puluhan paviliun negara lain, yang didominasi desain modern dan futuristik yang seragam.
Honai, rumah adat Papua, itulah ide bangunan pintu utama yang dipilih Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Sejumlah pengunjung dan peserta Konferensi Telekomunikasi dan Informasi Digital Dunia itu tertarik dan bertanya mengenai bangunan tersebut.
Salah satu pujian datang dari Sekretaris Jenderal Badan Telekomunikasi Internasional (ITU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Houlin Zhao. Tokoh lembaga PBB bidang informasi dan telekomunikasi itu menyampaikan terima kasih atas kesungguhan Indonesia mengembangkan teknologi digital.
Tentu saja bukan hanya dalam wujud paviliun, melainkan juga atas konektivitas antarpulau melalui Palapa Ring, jejaring serat optik yang telah tuntas dibangun.
”Kami melihat komitmen sungguh-sungguh Indonesia, yang juga terlihat dari paviliun ini,” kata Zhao saat menghadiri Indonesia Inclusion Day, Selasa (10/9/2019).
Acara diisi paparan tentang pencapaian pembangunan infrastruktur digital, konektivitas, potensi, pemanfaatan, hingga testimoni regulator, operator, dan usaha rintisan (start up) di Indonesia. Acara itu juga dihadiri Sekretaris Jenderal Kemkominfo Niken Widyastuti dan Duta Besar Indonesia untuk Hongaria Dimas Wahab.
Dalam gelaran acara itu, Indonesia juga menghadirkan perwakilan korporasi dan pemerintah negara lain. Mereka disuguhi kesenian dan budaya khas Indonesia, antara lain tari bali, tarian warok reog ponorogo, dan tarian adat masyarakat dayak Kalimantan.
Untuk memperlihatkan keberagaman Nusantara, seluruh delegasi Indonesia juga mengenakan pakaian adat yang menarik perhatian banyak peserta konferensi.
Salah satunya Mirta Sari, anggota tim perancang acara (EO) yang mengenakan sarung dan hiasan kepala khas bali dengan warna merah muda. ”Ada yang minta foto dan tanya-tanya baju apa yang saya pakai ini,” katanya.
Mengenai pemilihan tema Papua, Niken menjelaskan, itu tidak terkait situasi terkini di pulau paling timur tersebut. Semua sudah disiapkan jauh-jauh hari.
Namun, secara khusus Papua memang dipilih untuk mewakili cita-cita perubahan atas nama penerapan inovasi digital di Tanah Air.
Secara khusus Papua memang dipilih untuk mewakili cita-cita perubahan atas nama penerapan inovasi digital di Tanah Air.
Paviliun Indonesia digagas dan dikerjakan tim kreatif atas supervisi Badan Aksesabilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kemkominfo. ”Secara bersamaan, kami juga baru saja menyelesaikan proyek Palapa Ring segmen timur di Papua untuk membuka keterisolasian daerah melalui koneksi internet,” kata Direktur Utama Bakti Kemkominfo Anang Latif.
Hingga kini, Papua menjadi salah satu daerah dengan paparan akses internet paling rendah, di antaranya karena kondisi geografis yang bergunung-gunung dan jaringan infrastruktur yang sangat mahal. Namun, tahun ini, seiring jaringan serat optik yang sudah sampai Papua, akses internet diharapkan segera membawa perubahan yang menyejahterakan.
Semangat itu pula yang diusung dalam konferensi digital di Hongaria tersebut. Kemajuan teknologi dan informasi dibarengi dengan akses internet mampu meretas kesenjangan dan meniadakan batas hingga wilayah pelosok di dunia mana pun.
No people left behind—jangan ada yang tertinggal—digaungkan dalam sesi-sesi diskusi inovasi digital.
Di ajang konferensi ITU Telecom World 2019, kolaborasi pemerintah, korporasi, dan usaha rintisan menjadi mantra baru dunia untuk membawa percepatan perubahan. No people left behind—jangan ada yang tertinggal—digaungkan dalam sesi-sesi diskusi inovasi digital.
Jauh di Budapest, harapan kepada Papua dan daerah lain yang lebih terbuka aksesnya menjadi simbol muara inovasi digital yang hendak dituju. Daerah-daerah yang lebih sejahtera, mudah-mudahan tak perlu waktu lama.