Kabut Asap Pekat, Lima Penerbangan di SMB II Tertunda
›
Kabut Asap Pekat, Lima...
Iklan
Kabut Asap Pekat, Lima Penerbangan di SMB II Tertunda
Akibat kabut bercampur asap pekat pada Jumat (13/9/2019) pagi, lima jadwal penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang tertunda.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS - Akibat kabut bercampur asap pekat pada Jumat (13/9/2019) pagi, lima jadwal penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang tertunda. Penundaan ini disebabkan karena jarak pandang sangat terbatas bahkan sempat menyentuh 300 meter, angka itu jauh dari jarak pandang ideal yakni 800 meter-1 kilometer.
Pelaksana Tugas General Manager Angkasa Pura II Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang Indra Crisna Seputra, Jumat menuturkan ada lima jadwal penerbangan yang mengalami penundaan akibat pekatnya kabut asap.
Tiga jadwal kedatangan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju Bandara Internasional SMB II Palembang dan dua jadwal keberangkatan dari Bandara SMB II Palembang menuju Cengkareng dan Bandara Depati Amir Pangkal Pinang.
Indra mengatakan, kabut asap sebenarnya akan sangat berpengaruh pada proses pendaratan (landing) pesawat. Itulah sebabnya, saat jarak pandang menuju landasan terhalang kabut, jadwal penerbangan harus ditunda hingga landasan di bandara tujuan kembali membaik.
Kondisi kabut asap yang sangat tebal membuat pesawat sulit mendarat. Untuk itu, segala hal yang terjadi di bandara tujuan akan terus dilaporkan kepada maskapai. “Namun, terkait waktu terbang, semua diserahkan kepada pilot yang mengetahui kondisi lapangan,” ungkap Indra.
Penundaan terjadi pada maskapai Garuda Indonesia GA 100 dari Cengkareng-Palembang. Pesawat ini seharusnya berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.45 WIB, namun baru bisa diberangkatkan pada 08.55 WIB.
Namun, terkait waktu terbang, semua diserahkan kepada pilot yang mengetahui kondisi lapangan, ungkap Indra.
Penundaan ini berpengaruh pada penerbangan selajutnya dimana pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 102 baru diberangkatkan pada 09.18 WIB, mundur dari jadwal sebelumnya yakni pukul 08.45 WIB. Penundaan juga terjadi pada maskai Citilink dengan nomor penerbangan CTV 980 yang dijadwalkan berangkat pada pukul 07.15 WIB, namun baru berangkat pada pukul 09.37 WIB.
Indra mengatakan penundaan keberangkatan dari Cengkareng itu akhirnya berdampak pada mundurnya jadwal keberangkatan pesawat dari Bandara Internasional SMB II Palembang ke Cengkareng dan Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang.
Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY 082 dari Bandara SMB II Palembang-Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, yang seharusnya berangkat pada pukul 07.30 WIB, baru bisa tinggal landas pada pukul 09.29 WIB. Hal serupa juga terjadi pada penerbangan Garuda Indonesia dari Bandara SMB II- Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, dengan nomor penerbangan GA 105 yang seharusnya berangkat pada pukul 07.45 WIB, baru bisa diberangkatkan pada 09.53 WIB.
Di bulan ini, penundaan jadwal penerbangan akibat kabut asap sudah terjadi dua kali. Terakhir, terjadi pada 5 September 2019. Saat itu, ada 1 penerbangan yang tertunda penerbangannya karena masalah kurangnya jarak pandang akibat pekatnya kabut asap.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Bambang Benny Setiaji mengatakan, penundaan jadwal penerbangan disebabkan karena jarak pandang di landasan pukul 06.00 WIB sempat menyentuh 300 meter, kemudian kondisi membaik pada pukul 07.00 WIB, dimana jarak pandang sekitar 800 meter. Adapun pada pukul 08.00 WIB, kondisi jarak pandang sudah baik yakni sekitar 5 kilometer.
Bambang menjelaskan meningkatknya intensitas kabut asap (campuran kabut dan asap) umumnya terjadi pada dini hari menjelang pagi hari (04.00-07.00 WIB). Fenomena kabut terjadi karena adanya kelembapan yang tinggi dengan partikel-partikel basah di udara, hal ini disebabkan kondisi langit pada malam hari tanpa awan mengakibatkan radiasi permukaan bumi lepas keluar atmosfer mengakibatkan suhu di permukaan relatif dingin yakni 22-23°celsius yang tercatat di Bandara SMB II.
Setelah matahari terbit, lanjut Bambang, keadaan udara akan relatif labil sehingga partikel basah (kabut) maupun kering (asap) akan terangkat naik dan jarak pandang akan menjadi lebih baik. Akan tetapi, partikel kering atau asap yang terus bergerak karena tiupan angin horizontal sehingga membuat udara masih kabur. Kondisi ini akan terus berpotensi berlangsung dikarenakan berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG tidak ada potensi hujan dalam rentang prakiraan 13-19 September 2019 di wilayah Sumatera Selatan.
Asap yang masuk ke Palembang diperkirakan disebabkan karena kebakaran lahan yang terjadi di beberap wilayah sebelah selatan-tenggara Kota Palembang yakni pada kawasan SP Padang, , Pampangan, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang, Air Sugihan, Pedamaran, dan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, serta Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin.
Udara tidak sehat
Konsentrasi Partikulat (PM10) yang tercatat di Stasiun Klimatologi Palembang pada 13 Septembar 2019 (00.00-10.00 WIB) tercatat, dalam kategori sedang hingga sangat tidak sehat dengan nilai 89-295 µgram/m3, sedangkan Nilai Ambang Batas tidak sehat adalah pada 150 µgram/m3.
Kondisi tidak sehat hingga sangat tidak sehat umumnya terjadi pada rentang waktu 22.00-08.00 WIB. Adapun kondisi sehat hingga sedang, umumnya terjadi pada rentang waktu 08.00-22.00 WIB.
BMKG Sumatera Selatan menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam bertransportasi pada pukul 04.00-07.00 WIB seiring potensi menurunnya jarak pandang. Warga diimbau untuk senantiasa menggunakan masker dan minum banyak air saat beraktifitas di luar rumah untuk menjaga kesehatan. Masyarakat juga diimbau untuk melakukan pembakaran baik itu sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian dan perkebunan.