Gim tidak lagi menjadi sekadar hiburan. Namun permainan ini menjadi olahraga yang kompetitif. Tak heran, jika kini mulai bermunculan klub e-sport yang dikelola profesional.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Seiring perkembangan teknologi digital, e-sport atau olahraga elektronik menjadi sebuah industri olahraga yang diminati masyarakat Indonesia. Berbagai klub dengan pengelolaan secara profesional mulai bermunculan. Fenomena ini membuka peluang baru pencinta e-sport untuk menjadikan hobinya sebagai sebuah profesi.
Layaknya sebuah klub sepak bola, klub e-sport juga mengenal perjanjian kontrak. Bahkan, mereka juga mengenal transfer pemain. Manajer tim Boom Esports Adi Prasetyo menceritakan, sejak berdiri pada 2017, Boom telah memiliki 50 anggota. Tim yang bermarkas di Cilandak, Jakarta Selatan ini tidak hanya bertarung di turnamen nasional, tetapi mereka juga bertanding di ajang internasional.
"Kami mengelola klub secara profesional dan pemain yang terikat kontrak bekerja untuk tim secara penuh," kara Adi saat ditemui pada acara Idbyte Esports 2019 di Tangerang, Banten, Jumat (13/9/2019).
Para pemain Boom untuk laki-laki setiap hari berkumpul untuk latihan bersama. Di klub tersebut, pemain mendapatkan gaji bulanan dan bonus ketika memenangi suatu turnamen. Alhasil, bermain gim adalah sebuah pekerjaan dari seorang pemain e-sport profesional. E-sport tidak lagi dipandang sebagai sebuah permainan untuk hiburan.
Pemain Boom Esports Yose Herja (22) contohnya, ia menghabiskan sebagian besar waktunya setiap hari untuk latihan bersama. Hal itu dilakukan untuk mempertajam kemampuannya berlaga di e-sport.
Sementara tim perempuan berlatih setiap pukul 19.00 hingga 22.00 secara daring (online). Mereka latihan di sela-sela aktivitas masing-masing. Sama dengan tim laki-laki, mereka juga mendapatkan gaji bulanan dari klub.
Tim manajemen Boom akan terus memantau perkembangan dari pemainnya. Selain itu, mereka mencari pemain berbakat secara daring untuk direkrut. Pemain yang telah diikat kontrak akan memperoleh fasilitas yang berguna untuk meningkatkan kemampuannya.
Yose meyakini e-sport di Indonesia akan terus berkembang sehingga ia akan terus fokus menjalani hobinya sejak kecil tersebut. Kini, ia juga mulai menjalani pekerjaan sampingan sebagai game streamer di Youtube.
Kapten tim putra WAW (We Against the World) Esports Ariezky Very Haridjaya mengatakan, sebuah klub e-sport profesional memiliki badan hukum. Alhasil, setiap pemain profesional memiliki perjanjian kontrak yang harus ditaati bersama dengan klub. Apabila kedua belah pihak ada yang melanggar perjanjian, maka akan ada sanksi. Setiap klub memiliki peraturan yang berbeda-beda.
Tim pria WAW menerapkan aturan untuk latihan bersama setiap hari mulai pukul 19.00 hingga 21.00, sedangkan tim putri latihan setiap Senin hingga Jumat Pukul 20.00 hingga 24.00. Setelah latihan, mereka akan saling mengevaluasi.
Bagi Ariezky, menjadi pemain e-sport profesional adalah pekerjaan utamanya. Ia fokus untuk menjalani latihan sehari-hari dan berharap dapat mewakili Indonesia di ajang internasional seperti SEA Games.
Sementara itu, kapten tim putri WAW Esports Keisya mengaku, selain menjadi pemain e-sport profesional, ia juga bekerja di salah satu bank swasta. “Menjadi pemain e-sport profesional adalah sebuah kebanggaan karena demi mengejar prestasi dan menyalurkan hobi,” kata Keisya.
Menurut Keisya, E-sport memiliki nilai positif, salah satunya kesetaraan gender sebab pemain perempuan bisa bertanding melawan laki-laki. Di sisi lain, hal tersebut menjadi tantangan besar karena mental bertanding perempuan berbeda dengan laki-laki yang lebih santai dalam bermain, sementara perempuan sering terpengaruh oleh emosi.
Chief Executive Officer RRQ Andrian Pauline mengatakan, seperti klub olahraga pada umumnya, RRQ juga melakukan pembinaan dan pencarian bakat. “Kami memberikan fasilitas yang dibutuhkan dan kita beri kesempatan pada pemain untuk mengikuti kompetisi di dalam serta luar negeri,” kata Andrian.
Sebagai pemilik klub, ia berkewajiban untuk memberikan gaji dan bonus sebagai sebuah penghargaan pada pemain. Adapun klub memperoleh pemasukan dari sponsor. Menurut Andrian, dengan semakin berkembangnya e-sport di Indonesia, maka pencarian bakat menjadi lebih mudah. Ia pun gencar melakukan edukasi ke sekolah dasar hingga sekolah menengah atas untuk memberikan informasi terkait e-sport.
Hal tersebut dilakukan Andrian agar orangtua tak lagi takut dengan anaknya yang bermain gim. Ia menegaskan, untuk menjadi pemain profesional tidak hanya bermain gim saja tetapi juga perlu latihan fisik dan perlu menguasai pengetahuan akademis.
Presiden Kincir dan IESPL Giring Ganesha mengatakan, e-sport memiliki nilai positif karena dapat memperluas lapangan kerja. Ia berharap, e-sports Indonesia terus diberikan ruang untuk berkembang. “Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan e-sport,” ujar Giring.