Forkopimda Papua Gagal Bertemu Mahasiswa Papua Terkait Kepulangan Mereka
›
Forkopimda Papua Gagal Bertemu...
Iklan
Forkopimda Papua Gagal Bertemu Mahasiswa Papua Terkait Kepulangan Mereka
Pertemuan antara Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Papua dan perwakilan mahasiswa Papua tak terealisasi. Pertemuan itu terkait dengan keputusan pulang kampung mahasiswa Papua akibat ujaran rasisme lalu.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pertemuan antara Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Papua dan perwakilan mahasiswa yang pulang kampung pada Jumat (13/9/2019) tak terealisasi. Para mahasiswa masih menantikan rekan-rekan mereka yang dalam perjalanan pulang ke Papua.
Pertemuan itu terkait dengan keputusan pulang kampung mahasiswa Papua akibat adanya ujaran rasisme di sejumlah kota beberapa waktu lalu. Pertemuan antara Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Papua dan perwakilan mahasiswa dijadwalkan pada pukul 10.00 WIT. Namun, hingga sekitar pukul 11.00 WIT tidak terlihat sama sekali perwakilan mahasiswa.
Padahal, kehadiran mereka telah dinantikan Gubernur Papua Lukas Enembe, Ketua Majelis Rakyat Papua Timotius Murib, Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Rudolf Albert Rodja, dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua Yunus Wonda.
Diketahui dari data Kepolisian Daerah Papua, 1.200 mahasiswa asal Papua yang kuliah di sejumlah daerah di Indonesia telah kembali ke kampung halaman selama sepekan terakhir.
Mereka kembali seusai insiden persekusi dan ujaran rasialisme atas mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, pada 16 Agustus 2019.
Benyamin Gurik selaku pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia Provinsi Papua kepada jajaran Forkopimda Papua mengatakan, pihaknya telah berupaya menemui perwakilan mahasiswa yang eksodus ke Jayapura pada Kamis kemarin.
”Sebelumnya mereka menyatakan akan hadir dalam pertemuan ini. Tiba-tiba mereka membatalkannya karena ingin menggelar rapat terlebih dahulu dan menunggu rekan-rekannya yang dalam perjalanan ke Papua,” kata Benyamin.
Sebelumnya mereka menyatakan akan hadir dalam pertemuan ini. Tiba-tiba mereka membatalkannya karena ingin menggelar rapat terlebih dahulu dan menunggu rekan-rekannya yang dalam perjalanan ke Papua.
Lukas Enembe saat ditemui seusai kegiatan mengaku pihaknya memahami keinginan perwakilan mahasiswa itu agar menggelar rapat terlebih dahulu.
”Biarkanlah mereka menenangkan diri terlebih dahulu. Kami berharap agar mereka segera kembali ke daerah-daerah itu untuk melanjutkan kuliah. Sebab, daya tampung universitas di Papua sangat terbatas,” kata Lukas.
Lukas menegaskan, pihaknya bersama pemerintah daerah di sejumlah kabupaten di Papua akan membentuk posko-posko untuk mendata jumlah mahasiswa yang telah pulang ke Papua dengan valid. Pembentukan posko ini di wilayah yang terdapat mahasiswa dari sejumlah kota studi di Indonesia.
”Dengan posko ini agar mereka terkumpul di satu lokasi saja. Semua bupati bersama tokoh adat dan tokoh agama akan terlibat untuk menanyakan penyebab mereka pulang ke Papua,” kata Lukas.
Ia menambahkan, Sekretaris Daerah Pemprov Papua Hery Dosinaen telah ditugaskan untuk berkoordinasi dengan perguruan tinggi yang terdapat mahasiswa Papua. Tujuannya agar mahasiswa yang pulang diberi status cuti dan tidak mendapatkan sanksi dari pihak kampus.
”Saya juga akan berkomunikasi dengan Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian agar memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa asal Papua yang ingin kuliah di seluruh wilayah Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Rudolf Albert Rodja berharap agar para mahasiswa yang pulang ke Papua dapat kembali melanjutkan kuliah. Sebab, lanjut Rudolf, mereka adalah aset bangsa untuk membangun daerahnya di masa mendatang.
”Polri menjamin para mahasiswa dapat beraktivitas seperti biasanya dengan rasa aman. Kami berharap mereka tidak perlu takut adanya aksi kekerasan,” kata Rudolf.