Puluhan Pekerja Jalanan di Kota Tegal Mengenang Habibie
›
Puluhan Pekerja Jalanan di...
Iklan
Puluhan Pekerja Jalanan di Kota Tegal Mengenang Habibie
Pekerja jalanan yang terdiri dari pedagang asongan, pemulung, dan awak bus di Terminal Tipe A Kota Tegal, Jawa Tengah, menggelar doa bersama dan upacara pengibaran bendera setengah tiang untuk mengenang BJ Habibie.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Puluhan pekerja jalanan yang terdiri dari pedagang asongan, pemulung, dan awak bus di Terminal Tipe A Kota Tegal, Jawa Tengah, menggelar doa bersama dan upacara pengibaran bendera setengah tiang untuk mengenang Bacharuddin Jusuf Habibie pada Jumat (13/9/2019) pagi. Bagi pekerja jalanan, Habibie merupakan seorang pemimpin yang cerdas dan menginspirasi.
Dua hari setelah wafat, Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie masih dikenang di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di Kota Tegal. Sejak pukul 07.00 WIB, sekitar 70 pekerja jalanan berkumpul di salah satu sudut di Terminal Tipe A Kota Tegal untuk mempersiapkan kegiatan doa bersama dan upacara pengibaran bendera. Mereka sibuk menyiapkan keperluan upacara bendera, menata foto-foto Habibie, dan berlatih membaca puisi.
Di antara puluhan pekerja jalanan yang sibuk pada Rabu pagi itu, ada seorang wanita paruh baya yang sedang berkomat-kamit di salah satu sudut terminal. Wanita itu adalah Riani (45), pemulung di Terminal Tipe A Kota Tegal.
”Saya sedang menyiapkan puisi untuk Pak Habibie. Saya sudah meminta izin kepada teman-teman lain supaya saya diberi waktu untuk mempersembahkan puisi,” ucap Riani, Rabu pagi.
Puisi karya Riani dibacakan seusai upacara pengibaran bendera setengah tiang. Dalam puisi yang dibuatnya, Riani menuturkan bahwa saat ini ibu pertiwi tengah berduka karena kehilangan salah satu putra terbaiknya.
Pada bagian akhir puisinya, Riani berharap, ke depan, akan lahir Habibie-Habibie lain yang bisa mengharumkan nama Indonesia. Puisi berjudul ”Doa untuk Habibie dan Harapan untuk Bangsa” tersebut merupakan puisi kesekian yang dibuat Riani untuk para tokoh bangsa.
Saya sedang menyiapkan puisi untuk Pak Habibie. Saya sudah meminta izin kepada teman-teman lain supaya saya diberi waktu untuk mempersembahkan puisi.
Eka Purwati (34), pedagang asongan, mengaku sangat kehilangan atas berpulangnya Habibie. Bagi Eka, Habibie adalah salah satu tokoh yang menginspirasi dirinya tentang arti penting pendidikan. Ia berharap, anaknya, Muhammad Ibnu Hakim (3), bisa menjadi orang yang dapat mengharumkan nama bangsa seperti Habibie.
”Habibie menginspirasi saya untuk menyekolahkan anak saya setinggi-tingginya. Supaya nantinya anak saya bisa menjadi pemimpin yang cerdas dan mampu mengharumkan nama bangsa seperti Habibie,” kata Eka.
Pendidikan karakter
Ketua penyelenggara sekaligus Pengelola Taman Bacaan Masyarakat Sakila Kerti Terminal Kota Tegal Yusqon mengatakan, kegiatan ini diikuti sekitar 70 pekerja jalanan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan penguatan pendidikan karakter kepada pekerja jalanan.
”Melalui kegiatan ini, kami ingin membuat pekerja jalanan di terminal menjadi manusia yang cerdas dan berkepribadian baik. Habibie ini merupakan salah satu contoh sumber daya manusia yang unggul dan patut ditiru oleh masyarakat terminal,” ujar Yusqon.
Ia menambahkan, sebagian besar dari 70 pekerja jalanan yang mengikuti kegiatan ini sehari-hari menempuh pendidikan kejar paket A, B, dan C secara gratis di Sakila Kerti. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas diri pekerja jalanan di Kota Tegal.